Uji Normalitas Distribusi Data Dampak Pengaruh Perlakuan

52 Kondisi yang ideal untuk dilakukan penelitian eksperimen adalah jika kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Artinya kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan perbandingan.

3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Uji besar pengaruh ini dilakukan dengan cara menghitung rata-rata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rata-rata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol, sesuai dengan rumus O 2 -O 1 – O 4 -O 3 Cohen, 2007: 276-277. Uji statistik yang digunakan yaitu 1 Independent sample t-test apabila data yang didapat terdistribusi secara normal melalui uji normalitas. 2 Mann-Whitney U test jika distribusi data tidak normal Field, 2007: 345. Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua kelompok. Sedangkan jika harga Sig. 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua kelompok Field, 2009: 150. Uji asumsi dilakukan apabila data terdistribusi normal dan analisis menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test. Teknik analisis data pada kedua kelompok tersebut menggunakan tingkat kepercayaan 95. Hipotesis statistik yang digunakan untuk analisis data sebagai berikut Priyatno, 2010: 99. H i : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. H null : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. 1. Jika harga Sig.2- tailed 0,05 maka H null ditolak dan H i diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata 53 lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami. 2. Jika harga Sig.2- tailed 0,05 maka H null diterima dan H i ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami.

3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri

Uji besar pengaruh metode inkuiri dapat dilihat dengan mencari effect size. An effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan Field, 2009: 56-57. Pada penelitian ini kriteria koefisien korelasi Pearson yang digunakan yaitu: Tabel 3.8 Kriteria koefisien korelasi Pearson R Besar Efek Besar Efek 0,10 Kecil 1 0,30 Menengah 9 0,50 Besar 25 Untuk mengetahui persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami digunakan koefisien determinasi atau R 2 Field, 2009: 57 179. Cara untuk mengetahui koefisien korelasi yaitu dengan mengubah harga t menjadi harga r dengan rumus sebagai berikut Field, 2009: 550. Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal = + = � � 54 Keterangan: r = effect size dengan menggunakan korelasi Pearson t = harga uji t df = harga derajad kebebasan z = harga konversi dari standar deviasi uji statistik Wilcoxon N = Jumlah total observasi dalam hal ini 2 x jumlah siswa Cara untuk menghitung persentase dilakukan dengan mengkuadratkan harga r atau R 2 x 100 Field, 2009: 179.

3.8.2.4 Analisis Lebih Lanjut 1.

Uji Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui berapa persen kenaikan skor rerata pretest ke posttest I di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest-posttest dilakukan dengan mengambil data mean dari hasil uji normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test. Persentase kenaikan skor pretest ke posttest I dihitung menggunakan rumus sebagai berikut Gunawan, 2006: 575. Gambar 3.5 Rumus Persentase Uji Peningkatan Skor Untuk mengetahui persentase selisih skor posttest I-pretest gain score dapat dilakukan penghitungan manual sebagai berikut: Gambar 3.6 Rumus Gain Score Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50 dari skor tertinggi selisih posttest I-pretest kedua kelompok yaitu dari kelompok eksperimen dan Peningkatan = � � � � � �� � = �ℎ �� � 55 kelompok kontrol. Grafik poligon pada gain score menunjukkan perbandingan yang tepat pada rerata antara kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol Fraenkel, 2012: 250.

2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I

Uji peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data yang diuji berasal dari kelompok yang sama, sehingga menggunakan uji statistik berikut Field, 2009: 345. 1 Jika data terdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test. 2 Jika data terdistribusi tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Field, 2009: 345. Teknik analisis data pada kedua kelompok tersebut menggunakan tingkat kepercayaan 95. Hipotesis statistik yang digunakan untuk analisis data sebagai berikut Priyatno, 2010: 99. H i : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. H null : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut Field, 2009: 53. 1. Jika harga Sig.2- tailed 0,05 maka H null ditolak dan H i diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat penurunan peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. 2. Jika harga Sig.2- tailed 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terdapat penurunan peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. 56

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif berarti, semakin tinggi skor pretest maka skor posttest I juga tinggi. Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I menggunakan analisis korelasi Pearson untuk data yang normal. Sedangkan untuk data tidak terdistribusi normal uji korelasi menggunakan analisis korelasi Spearman. Priyatno 2012: 44 memaparkan pedoman untuk analisis korelasi, jika nilai koefisien korelasi mendekati 1 atau -1 maka hubungannya semakin erat atau kuat, jika mendekati 0 maka korelasinya semakin lemah. Hipotesis statistik yang digunakan untuk analisis data sebagai berikut Priyatno, 2010: 99. H i : Ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata pretest dan posttest I. H null : Tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata pretest dan posttest I. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu: 1. Jika harga sig.2-tailed 0,05 dan harga r positif, H null ditolak dan H i diterima. 2. Jika harga Jika harga sig.2-tailed 0,05 dan harga r negatif, H null diterima dan H i ditolak.

4. Uji Retensi Pengaruh Metode Inkuiri

Pada sebuah penelitian pembelajaran untuk meningkatkan ketelitian analisis dianjurkan untuk melakukan posttest kedua setelah beberapa waktu dari posttest yang pertama Krathwohl, 1998: 546. Uji retensi pengaruh dilakukan untuk melihat apakah pengaruh penggunaan metode inkuiri masih sekuat pada posttest I setelah dua minggu pembelajaran berlangsung. Untuk itu posttest II dilakukan setelah dua minggu diujikan posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data yang diuji berasal dari kelompok yang sama, sehingga menggunakan dua uji statistik berikut Field, 2009: 345. 1 Jika data terdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t- test. 2 Jika data terdistribusi tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Field, 2009: 345. 57 Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95. Hipotesis statistik yang digunakan untuk analisis data sebagai berikut. H i : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan atau kelompok kontrol. H null : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan atau kelompok kontrol. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan Priyatno, 2010: 102 adalah sebagai berikut: 1. Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain, tidak terjadi penurunanpeningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. 2. Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terjadi penurunanpeningkatan yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Untuk mengetahui persentase penurunanpeningkatan skor posttest I dan posttest II digunakan rumus sebagai berikut Gunawan, 2006: 575: Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi

3.8.3 Dampak Pengaruh Perlakuan

Penelitian eksperimen perlu digunakan elemen penelitian kualitatif untuk menyingkapkan penilaian atau persepsi subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan Krathwohl, 2004: 546. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan data. Triangulasi menggunakan tiga cara, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan bila penelitian berkenaan dengan perilaku Peningkatan = � �� � � � � � 58 manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan apabila responden yang diamati tidak terlalu besar Sugiyono, 2014: 203. Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengetahu kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi diperoleh dengan memfoto beberapa kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen. Wawancara adalah pertemuan antara dua orang atau lebih subjek yang diteliti untuk bertukar informasi dan ide malelui tanya jawab secara lisan Sugiyono, 2014: 317. Wawancara dilakukan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah reponden yang sedikit atau kecil Sugiyono, 2014: 194. Wawancara dilakukan secara terstruktur kepada gur dan 3 siswa dari kelompok eksperimen. Ketiga siswa yang diwawancara terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan kognitif paling tinggi, menengah dan paling rendah. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dan dapat berbentuk tulisan gambar atau karya-karya monumental dari seseorang Sugiyono, 2014: 329. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil nilai siswa dan foto-foto kegiatan siswa saat pembelajaran berlangsung. Nilai-nilai siswa didapat dari hasil pretest, posttest I, dan posttest II. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini berisi hasil penelitian penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan penggunaan meode inkuiri terhadap kemampuan memahami . Hasil penelitian akan menjelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Implementasi Penelitian Penelitian ini difokuskan pada pembahasan mengenai kemampuan mengingat dan kemampuan memahami siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental, dimana kelompok yang digunakan untuk penelitian ada dua yaitu satu kelompok kontrol dan satu kelompok eksperumen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan atau dengan kata selama pembelajaran kelompok kontrol hanya menggukan metode ceramah. Sedangkan kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode inkuiri. Penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ditentukan oleh peneliti dengan cara mengundi. Hasil undian yang dilakukan oleh peneliti maka diputuskan bahwa kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Implementasi pembelajaran di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan selama 5 kali pertemuan yang sudah termasuk pretest dan posttest . Guru melaksanakan pembelajaran 2 x 35 menit setiap pertemuannya. Guru yang mengajar di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen merupakan guru yang sama. Jika di kelompok kontrol maka guru berperan sebagai pengajar, namun ketika di kelompok eksperimen guru berperan sebagai fasilitator selama proses pembelajaran. Peneliti berperan sebagai observer selama pembelajaran di kelompok kontrol, sedangkan di kelompok eksperimen peneliti berperan sebagai observer dan membantu guru untuk mempersiapkan segala alat-alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian. 60

4.1.1.1. Deskripsi Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan dengan jumlah siswa sebanyak 53 siswa. Pada penelitian ini seluruh populasi juga dijadikan sebagai sampel, yaitu seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan. Kedua kelas yang dijadikan populasi memiliki prestasi akademik sejajar. Prestasi akademik yang sejajar karena pembagian kelas paralel dari awal diacak baik dari segi prestasi maupun latar belakang keluarga. Sampel pertama penelitian adalah Kelas VA sebagai kelas eksperimen. Kelompok ini memiliki jumlah siswa sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Siswa yang berada di kelas eksperimen memiliki latar belakang keluarga ekonomi menengah dan berpendidikan. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa di kelas ini anatar lain karyawan swasta, guru, dosen, PNS, jaksa, dan wiraswasta. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA sampai S2. Sampel kedua penelitian adalah Kelas VB sebagai kelas kontrol. Kelompok ini memiliki jumlah siswa sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Siswa yang berada di kelas kontrol memiliki latar belakang keluarga ekonomi menengah dan berpendidikan. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa di kelas ini anatar lain karyawan swasta, guru, dosen, PNS, dan wiraswasta. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA sampai S2.

4.1.1.2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran

Penelitian dilaksanakan dengan melakukan pretest di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada hari Selasa, 15 September 2015. Pretest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Siswa mengerjakan soal pada lembar soal sekaligus lembar jawaban yang telah disediakan. Soal yang diberikan kepada siswa berupa soal uraian yang berjumlah 12 butir. Waktu mengerjakan pretest adalah 2 x 35 menit. Siswa mendengarkan pejelasan dari guru tentang cara atau langkah-langkah mengerjakan soal dan maksud dari 61 setiap butir soal. Selain itu, siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru tentang soal yang belum dipahami. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru yang sama baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Ketika melakukan treatment peneliti hanya bertindak sebagai pengamat dalam kegiatan pembelajaran, membantu menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran da mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Deskripsi lengkap implementasi pembelajaran di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut.

1. Kelompok Kontrol

Pretest dilakukan sebelum siswa mendapatkan perlakuan, pretest di kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 15 September 2015. Pada kelompok kontrol pembelajaran tentang sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya dimulai pada tanggal 16 September 2015 sampai tanggal 23 september 2015. Posttest II dilakukan pada tanggal 26 September 2015. Setting kelas untuk kelompok kontrol adalah konvensional, tempat duduk siswa tidak diubah yaitu tetap berbanjar seperti sebelumnya. Pertemuan pertama membahas tentang sifat bahan benang terhadap penyerapan air. Pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai benang-benang apa saja yang sudah mereka ketahui beserta dengan bahan pembuat benang tersebut. Pada kegiatan inti guru mulai menjelaskan beberapa benang yang terbuat dari bahan-bahan yang mampu menyerap air. Pembelajaran pada pertemuan pertama diakhiri dengan kegiatan guru bersama dengan siswa menyimpulkan benang-benang apa saja yang mampu menyerap air. Setting kelas untuk kelompok kontrol pada pertemuan kedua ini masih tetap sama, tempat duduk siswa tidak diubah yaitu tetap berbanjar seperti sebelumnya. Pertemuan kedua membahas tentang kekuatan bahan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya. Pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 199

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 3 175

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 6 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta.

0 0 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 3 146

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

3 69 161

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta

0 2 190

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

0 2 159