Dampak Pengaruh Perlakuan Analisis Lebih Lanjut 1.

91 pernyataan siswa “Tidak terlalu, karena disitu kita tidak hanya mendengarkan penjelasan tetapi juga ikut mempraktekkan” W SA 21-22 dan “Tidak, karena melakukan percobaan menyenang kan” W SC 19. Selain tidak membosankan, metode inkuiri juga terasa menyenangkan karena siswa bisa bekerjasama dengan teman-temannya. Berikut adalah ungkapan siswa “Senang karena bisa bekerjasama dengan teman sekelompok” W SA 29. Melalui metode inkuiri, siswa juga mendapatkan pengetahuan baru. Hal ini sesuai dengan pernyataan siswa “Ya, saya mendapatkan pengetahuan baru” W SB 22. Metode inkuiri juga mudah dipahami siswa, berikut ini adalah pernyataan siswa “Senang, karena mudah dilakukan” W SC 25. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengingat dengan metode inkuiri. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa mampu menyebutkan nama-nama benang yang ada pada soal nomer 1a. Berikut ungkapan dari para siswa tentang soal nomer 1a, “Ya, karena gambar pada soal sangat jelas” W SA 32. Namun ada juga siswa yang kebingungan saat menyebutkan nama benang yang ditunjukkan pada gambar. Berikut merupakan ungkapan dari salah satu siswa “Tidak, agak karena bingung” W SC 27. Siswa merasa bisa, ragu-ragu dan bingung saat mengerjakan soal nomer 1b yaitu tentang menyebutkan bahan penyusun benang dan tali yang ditunjukkan pada gambar soal sebelumnya. Berikut ungkapan ketiga siswa “Bisa, karena saya sudah menguasai mate ri” W SA 35. “Tidak terlalu, karena masih ada jawaban yang ragu-ragu” W SB 31 dan “Tidak, karena agak bingung” W SC 30. Wawancara yang selanjutnya tentang kemampuan memahami siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri. Hasil wawancara mengungkapkan bahwa siswa merasa ragu-ragu dan lumayan bisa dalam mengerjakan soal nomer 2a tentang menyebutkan bahan-bahan benang atau tali beserta contohnya .” Tidak terlalu karena masih ada jawaban yang ragu-ragu” W SA 38 dan “Lumayan, karena ada beberapa contoh benang yang terbuat dari bahan- bahan benang yang ada” W SB 34-35. Untuk soal nomer 2b siswa rata-rata bisa mengerjakannya karena soal yang diberikan langsung mereka alami selama percobaan. Berikut merupakan ungkapan dari siswa A “Dapat karena saya sudah tahu kekuatan dari masing-masing benang dari percobaan yang 92 sudah dilakukan” W SA 41-42 dan siswa B mengungkapkan “Dapat, karena cukup mudah” W SB 38. Wawancara dilakukan juga kepada siswa yang sama untuk mengetahui tanggapan mereka ketika diberikan posttest II. Hal ini dilakukan karena pada posttest II nilai rata-rata yang didapatkan siswa cenderung menurun. Hal ini terjadi karena siswa merasa bosan dengan soal yang sudah diulang-ulang sebanyak tiga kali. Selain itu jarak waktu 2 minggu dari perlakuan membuat siswa sudah lumayan lupa. Berikut ini ungkapan siswa “Sudah sangat bosan” W SA 46. Walaupun soal sudah diulang sebanyak tiga kali namun tetap saja ada anak yang menganggap soal yang diberikan susah. Hal ini diungkapkan oleh siswa C “Soal yang dikerjakan susah” W SC 34. Ada satu siswa yang merasa senang karena soal yang sama diulang kembali sehingga mempermudah siswa tersebut dalam mengerjakan soal. Berikut ungkapannya “Senang, karena diulangi lagi” W SB 42. Selain wawancara dengan tiga siswa, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru yang mengajar baik di kelas ekperimen dan di kelas kontrol. Wawancara dengan guru yang bersangkutan dilakukan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2015. Guru berpendapat bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri sangat diminati siswa, memudahkan siswa untuk memahami materi, dan membutuhkan alokasi waktu yang banyak dalam pelaksanaannya. Berikut ungkapan guru, “Sangat diminati siswa, memudahkan siswa memahami materi, dan butuh alokasi waktu yang banyak” W G 14-15. Selain itu, pembelajaran menggunakan metode inkuiri yang dilakukan di kelas eksperimen membuat siswa tertarik, siswa mampu memahami materi dengan cepat, dan guru harus mampu menguasai kondisi kelas dengan baik agar langkah dan tujuan pembelajaran sesuai dengan rencana. Hal ini terbukti dari ungkapan guru yang mengatakan “Pembelajaran menarik bagi anak, anak memahami materi dengan cepat, butuh penguasaan kelas yang baik agar langkah dan tujuan pembelajaran sesuai rencana” W G 18-20. Metode inkuiri sangat berbeda dengan metode ceramah yang terkesan membuat siswa kurang bersemangat dan pemahaman siswa terhadap materi kurang dan mudah membuat siswa mudah lupa dengan materi yang telah diajarkan. Beikut merupakan ungkapan dari guru yang berkaitan 93 dengan metode ceramah “Anak kurang bersemangat dan pemahaman anak terhadap materi dangkal atau mudah lupa” W G 23-24.

4.2. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang memiliki tujuan sebagai berikut. 1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester ganjil tahun ajaran 20152016 pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan tali-temali dengan bahan penyusunnya, misalnya tali bahan serat, benang, tali rafia, nilon dan tambang”. 2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta semester ganjil tahun ajaran 20152016 pada mata pe lajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan tali-temali dengan bahan penyusunnya, misalnya tali bahan serat, benang, tali rafia, nilon dan tambang”. Implementasi dilakukan oleh guru mitra di kelas kontrol dan kelas ekperimen. Ketika di kelas kontrol guru memberikan materi dengan menggunakan metode ceramah. Sedangkan pada kelompok eksperimen guru mitra memberikan materi dengan menggunakan metode inkuri. Pembelajaran dilakukan selama dua minggu dengan pertemuan sebanyak 5x. Masing-masing pertemuan memiliki alokasi waktu sebesar 2 x 35 menit. Hasil penelitian yang diperoleh dari perhitungan yang sudah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Berikut ini dipaparkan hasil pembahasan masing-masing variabel kemampuan mengingat dan kemampuan memahami.

4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat

Hipotesis I pada penelitian ini adalah Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya berpengaruh terhadap kemampuan mengingat kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 20152016. Hasil penelitian mengafirmasi hipotesis I. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran 94 dengan menggunakan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,00 artinya H null ditolak dan H i diterima. Dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Maka dapat ditarik kesimpulan penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Metode inkuiri memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan mengingat yaitu dengan harga r = 0,77 atau 60. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 60 terhadap kemampuan mengingat, sedangkan yang 40 merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Pengaruh perlakuan pada masing-masing kelompok adalah sebagai berikut, 1 Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan mengingat yaitu dengan harga r = 0,72 atau 52. Hal ini berarti metode ceramah memberikan sebesar 52 terhadap kemampuan mengingat, sedangkan yang 48 merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. 2 Metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan mengingat yaitu dengan harga r = 0,88 atau 77. Hal ini berarti metode ceramah memberikan sebesar 77 terhadap kemampuan mengingat , sedangkan yang 23 merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa sendiri dan lingkungan. Faktor-faktor dari dalam diri siswa misalnya konsentrasi, minat, motivasi, dan kesehatan tubuh. Faktor-faktor dari lingkungan misalnya latar belakang keluarga siswa. Metode inkuiri dianggap sebagai metode yang efektif dalam pembelajaran IPA. IPA sering dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur Trianto, 2013: 137. IPA juga dapat dijelaskan sebagai usaha manusia untuk memahami alam semesta melalui pengamatan, prosedur, dan penalaran sehingga mendapatkan kesimpulan Susanto, 2013: 167. Kegiatan dalam pembelajaran IPA memiliki kesesuaian dengan tujuh langkah metode inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, melakukan refleksi dan evaluasi. 95 Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran di kelompok eksperimen menggunakan metode inkuiri, sedangkan kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Siswa pada kelas kontrol mengikuti pembelajaran dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah yang lebih di dominasi komunikasi lisan dari guru ke siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah menempatkan guru sebagai sumber belajar satu arah Sani, 2013: 159. Siswa pada kelas eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir melalui kegiaan percobaan dan interasi dengan guru, teman serta lingkungan Sanjaya, 2006: 197-199. Siswa pada kelompok eksperimen memiliki kesempatan untuk mengambangkan kemampuan mengingat lebih banyak daripada kelompok kontrol ketika pembelajaran. Siswa mengasah kemampuan mengingat mereka melalui kegiatan eksperimen yang dilakukan selama proses pembelajaran. Ketika siswa melakukan eksperimen maka mereka secara langsung mengamati beberapa jenis benang dan tali yang terbuat dari berbagai macam bahan. Siswa mengembangkan kemampuan mengingat melalui kegiatan membuat rumusan masalah, mengajukan hipotesis, dan berusaha menjawab pertanyaan pada rumusan masalah dengan cara melakukan percobaan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang sudah dibuat oleh siswa. selain itu siswa juga mengembangkan kemampuan mengingat melalui kegiatan presentasi atas hasil jawaban mereka setelah melakukan percobaan. Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan mengingat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar tersebut adalah sebuah diagram yang menunjukkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Peningkatan rerata pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelopok kontrol. Peningkatan skor pada kelompok eksperimen sebesar 1,57 atau 67, sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan yang terjadi sebesar 0,46 atau 19. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningatan yang signifikan dengan harga sig.2-tailed sebesar 0,00. Meskipun kedua

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 199

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 3 175

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 6 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta.

0 0 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 3 146

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

3 69 161

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta

0 2 190

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

0 2 159