Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
3
Teori perkembangan Jean Piaget mengemukakan bahwa anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap operasi konkret di mana seorang anak mulai memiliki
kemampuan untuk berpikir secara logis dan melakukan sebuah pengamatan Trianto, 2013: 71. Teori tersebut mengatakan pada anak usia SD membutuhkan
pembelajaran dengan pengalaman langsung, karena dengan demikian seorang anak dapat mengamati secara langsung apa yang mereka pelajari secara jelas dan
nyata. Terkait dengan siswa yang membutuhkan pengalaman langsung dalam pembelajaran hendaknya seorang guru dapat melakukan pembelajaran yang
kreatif dan inovatif agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar yang terjadi baik di dalam maupun di luar kelas. Hal ini dapat
diterapkan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang umumnya dapat berisi tentang konsep pemahaman materi melalui pengamatan langsung yang dilakukan
oleh siswa. Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode inkuiri untuk dapat meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami. Siswa dikatakan
memahami apabila mereka dapat membangun sendiri makna dari pesan-pesan pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan maupun grafis, yang disampaikan
melalui pengajaran, buku, atau komputer. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan “baru” dan pengetahuan lama mereka Anderson
Krathwohl, 2010: 106. Lebih tepatnya pengetahuan yang baru masuk dihubungkan dengan pengetahuan yang pernah didapat terkait materi yang
dibahas. Metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan
sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentatif ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan Usman,
1993: 124. Metode inkuiri sangat sesuai untuk mengajarkan mata pelajaran IPA karena pembelajaran yang menggunakan metode ini dapat mengembangkan bakat
kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu, dapat menghindarkan siswa dari cara belajar tradisional yang hanya menghafal tanpa memahami materi,
memberikan waktu kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi yang didapat Amien, 1987: 135-136, siswa dapat memperoleh
pengalaman belajar seumur hidup, melatih siswa untuk menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya,
4
meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan pelajaran, selain itu mengurangi ketergantungan siswa dalam mendapatkan sebuah
pelajaran Mulyani Johan, 2000: 114. Beberapa jurnal mengemukakan bahwa metode inkuri mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Wahyuni dan Isa 2010 membuktikan bahwa metode inkuiri mampu meningkatkan minat dan pemahaman siswa dalam
pembelajaran fisika. Maryani, Asmayani, dan Tahmid 2014 melakukan penelitian yang membuktikan bahwa metode inkuiri mampu meningkatkan
aktivitas siswa SD kelas III dalam pembelajaran matematika. Metode inkuiri juga berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan mengingat dan memahami siswa
kelas IV SD Kanisius Kalasan Marvialista,2013. Beberapa penelitian yang relevan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode inkuiri mampu
meningkatkan aktivitas siswa, minat, serta pemahaman siswa ketika belajar. Belajar dari masalah di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh
penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Peneliti tertarik meneliti kemampuan mengingat dan memahami karena kedua
kemampuan tersebut mendasari empat proses kognitif taksonomi bloom yang lebih tinggi, sehingga peneliti memulai meneliti dari hal yang paling dasar
kemudian baru ke proses kognitif yang semakin komplek. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester ganjil tahun
ajaran 20152016 dalam mata Pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan tali-temali dengan bahan penyusunnya, misalnya tali
bahan serat, benang, tali rafia, nilon d an tambang”. Penelitian ini dilakukan di
kelas VA sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 26 anak dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 27 anak.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi experimental design
tipe nonequivalent control group design. Peneliti memilih SD Kanisius Sorowajan karena sekolah ini cukup baik
dengan kelas paralel sesuai kebutuhan penelitian kuasi eksperimental. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi
peneliti karena peneliti menggunakan KTSP sebagai acuan dalam merumuskan instrumen penelitian. Selain itu, metode inkuiri belum pernah diterapkan di SD
5
sehingga peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA. Karakteristik siswa yang aktif juga menjadi salah satu
pertimbangan penulis untuk memilih SD Kanisius Sorowajan sebagai tempat penelitian.