87
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan dalam Penelitian
1. Pada hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, terdapat nilai OR
yang memiliki rentang CI Confident Interval cukup lebar yaitu pada variabel status diskusi dengan suami tentang MKJP. Walaupun nilai OR
yang didapat bermakna, namun rentang yang terlalu lebar ini menandakan nilai presisi pada analisis tersebut rendah sehingga informasi yang
didapatkan kurang bernilai. Rentang CI yang terlalu lebar ini dapat mengindikasikan bahwa jumlah sampel terlalu sedikit.
2. Pada penelitian ini tidak diteliti faktor terkait budaya seperti mitos dan
ketidakpahaman mengenai MKJP yang hanya dapat digali informasinya secara mendalam dengan cara kualitatif
B. Distribusi Frekuensi Jenis Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tahun 2014
Kontrasepsi adalah tindakan menghindarimencegah terjadinya pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma, sehingga tidak
terjadinya kehamilan BKKBN, 2015. Terdapat berbagai macam metode kontrasepsi. Berdasarkan lama efektifitasnya, kontrasepsi dibagi menjadi
MKJP dan non MKJP. Kontrasepsi yang termasuk dalam kelompok MKJP yaitu IUD, implan, MOP, dan MOW, sedangkan kontrasepsi yang termasuk
dalam kelompok non MKJP yaitu kondom, pil, suntik, dan metode-metode lain yang tidak termasuk dalam MKJP BKKBN, 2011.
88
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik sebesar 55,5. Sebagian besar
masyarakat Indonesia memang masih banyak yang menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek seperti suntik dan pil. Padahal, angka kegagalan
metode KB non MKJP masih cukup tinggi. Angka kegagalan suntik mencapai 6 per 100 akseptor pengguna suntik, yang artinya 6 dari 100
penggunanya tetap mengalami kehamilan setelah menggunakan kontrasepsi suntik, sedangkan angka kegagalan pil mencapai 6-8 kehamilan dari 100
akseptor pengguna pil Susanto, 2015. Berdasarkan penelitian Asih dan Oesman 2009 yang melakukan
analisis lanjut pada data SDKI diperoleh jumlah pemakaian non MKJP sebesar 82,2 sedangkan pemakai MKJP hanya sebesar 17,8. Data yang
diperoleh BKKBN terkait metode kontrasepsi yang digunakan di Indonesia juga menunjukkan hasil sejalan yaitu metode kontrasepsi yang digunakan
akseptor KB didominasi oleh suntikan 36 dan pil KB 15,1. Oleh karena itu pemerintah sedang melakukan upaya untuk peningkatan MKJP
karena dinilai lebih efektif dalam menekan laju pertumbuhan penduduk Dewi, 2013.
C. Distribusi Frekuensi Faktor Sosiodemografi dan Sosioekonomi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014
Faktor sosiodemografi dan sosioekonomi adalah faktor yang melekat dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan
suatu tindakan Maulana, 2009. Faktor sosiodemografi yang mempengaruhi seseorang dalam bertindak misalnya umur, jenis kelamin dan pendidikan,