Umur Pertama Kali Melahirkan Akseptor KB dengan Penggunaan
111
kecenderungan dimana pada kelompok non MKJP sebagian besar memiliki anak 1 atau 2 78,0.
Hubungan antara jumlah anak 3 atau lebih dengan penggunaan MKJP ini menggambarkan pola kecenderungan di masyarakat yang
menganggap bahwa MKJP hanya cocok untuk dipakai ketika jumlah anak yang dimiliki sudah cukup tidak menginginkan anak lagi. Padahal MKJP
tidak hanya efektif untuk mengakhiri kehamilan tetapi juga menjarangkan kelahiran. WUS yang memiliki anak 1 atau 2 tetap memiliki risiko
kesehatan apabila jarak antara anak satu dengan yang lain berdekatan, sehingga perlu penggunaan MKJP seperti IUD dan implan sebagai metode
yang efektif dalam menjarangkan kelahiran dan tidak berpengaruh terhadap tingkat kesuburan.
Jumlah anak mulai diperhatikan setiap keluarga karena semakin banyak anak semakin banyak pula tanggungan kepala keluarga dalam
mencukupi kebutuhan materil. Selain itu, pembatasan jumlah anak juga dilakukan untuk menjaga kesehatan sistem reproduksi, karena semakin
sering melahirkan semakin rentan terhadap kesehatan ibu. Semakin banyak anak yang dimiliki PUS maka semakin besar kecenderungan untuk
menghentikan kesuburan sehingga lebih cenderung untuk memilih metode kontrasepsi yang lebih efektif. Jumlah anak hidup yang dimiliki seorang
wanita, akan memberikan pengalaman dan pengetahuan, sehingga wanita dapat mengambil keputusan yang tepat tentang cara atau alat kontrasepsi
yang akan dipakai Dewi dan Notobroto, 2014.
112
Menurut Teffera dan Wondifraw 2015, jumlah anak yang dimiliki berpengaruh terhadap pilihan metode kontrasepsi yang digunakan
dikarenakan ketika seseorang telah memiliki anak sesuai dengan target anak yang ingin dimiliki, maka orang tersebut akan memilih metode
kontrasepsi yang lebih efektif untuk mencegah kehamilan. Pada penelitian Teffera dan Wondifraw 2015 diperoleh hasil
yang signifikan antara jumlah anak hidup dengan penggunaan MKJP. Wanita yang memiliki lebih dari 4 anak berpeluang 5,8 kali menggunakan
MKJP dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki anak. Pada penelitian Nasution 2011 yang dilakukan di 6 Provinsi di Indonesia
memperoleh hasil bahwa jumlah anak memiliki hubungan dengan penggunaan MKJP di Provinsi Jawa, Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Hasil penelitian menyatakan bahwa Pasangan Usia Subur PUS dengan jumlah anak 0-2 berpeluang
lebih tinggi tidak menggunakan MKJP dibandingkan dengan PUS yang memiliki anak 3 atau lebih di 6 Provinsi di Indonesia yang menjadi tempat
penelitian. Penelitian Megan L. Kavanaugh dkk 2011 yang dilakukan di
Amerika Serikat menggunakan data sekunder pada tahun 2002 dan 2006- 2008 juga memperoleh hasil yang sejalan dengan penelitian ini, dimana
jumlah anak hidup dengan penggunaan MKJP baik tahun 2002 maupun 2006-2008 memiliki hubungan signifikan. Akseptor KB yang mempunyai
anak 1-2 mempunyai peluang 5,8 kali pada tahun 2002 dan 22,1 kali pada tahun 2006-2008 menggunakan MKJP dibandingkan dengan
113
akseptor KB yang tidak memiliki anak, sedangkan akseptor KB yang memiliki anak ≥ 3 mempunyai peluang 5 kali pada tahun 2002 dan 8,7
kali pada tahun 2006-2008 menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor KB yang tidak memiliki anak.
Pada penelitian Dewi dan Notobroto 2014 diperoleh hasil responden pengguna non MKJP sebagian besar memiliki anak 4
dibandingkan dengan responden pengguna MKJP yang memiliki anak ≤ 2. Uji logistik menunjukkan terdapat pengaruh jumlah anak responden
dengan rendahnya keikutsertaan PUS menggunakan MKJP. Pada penelitian Asih dan Oesman 2009 ditemukan adanya efek protektif
dimana akseptor KB yang memiliki anak 0-2 mencegah penggunaan MKJP 0,493 kali dibandingkan dengan akseptor KB yang memiliki anak
lebih dari 2. Pada penelitian Yalew dkk 2015 di Barat Laut Etiopia, juga
diperoleh hasil akseptor KB yang memiliki anak 5 atau lebih berpeluang menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor KB yang tidak
memiliki anak. Namun, hasil yang tidak berhubungan diperoleh pada akseptor KB yang memiliki jumlah anak 1-4 dibandingkan dengan
akseptor yang tidak mempunyai anak. Penelitian Philip Goldstone dkk 2014 juga memperoleh hasil tidak sejalan yaitu tidak ada hubungan
jumlah anak dengan penggunaan MKJP. Hasil yang bermakna pada penelitian ini dapat dijadikan masukan
untuk meningkatkan pengguna MKJP dengan meningkatkan sosialisasi dan ajakan pada akseptor KB yang memiliki anak 1 atau 2 untuk mau