Kontrasepsi dalam Perspektif Islam
31
wanita di atas 30 tahun sebaiknya mengakhiri kehamilan setelah mempunyai 2 orang anak, sehingga pilihan utama alat kontrasepsinya adalah kontrasepsi
mantap misalnya vasektomi atau tubektomi, karena kontrasepsi ini dapat dipakai untuk jangka panjang dan tidak menambah kelainan yang sudah ada.
Pada masa usia tua kelainan seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan dan metabolik biasanya meningkat, oleh karena itu sebaiknya tidak diberikan
cara kontrasepsi yang menambah kelainan tersebut Dewi dan Notobroto, 2014.
Pada penelitian Mengistu Meskele dan Wubegzier Mekonnen 2014, yang meneliti mengenai faktor yang berhubungan dengan minat wanita dalam
menggunakan MKJP, memperoleh hasil bahwa wanita dengan umur 25-34 tahun berpeluang 0,59 tidak berminat menggunakan MKJP dibandingkan
dengan wanita dengan umur 15-24 tahun, namun hasil yang tidak berhubungan antara umur dengan penggunaan MKJP diperoleh saat analisis
dikontrol dengan variabel pengganggu confounding. Pada penelitian Dewi dan Notobroto 2014 diperoleh hasil bahwa
jumlah yang paling besar adalah akseptor KB pengguna non MKJP berumur 20-30 tahun sebesar 33,3, sedangkan akseptor KB pengguna MKJP
persentase lebih besar berumur 30 tahun sebesar 29,8. Uji logistik pengaruh umur akseptor KB dengan rendahnya keikutsertaan PUS
menggunakan MKJP menunjukkan nilai p= 0,005 α= 0,05 sehingga dapat
32
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh umur responden dengan rendahnya keikutsertaan PUS menggunakan MKJP.
Pada penelitian Nasution 2011 yang meneliti faktor-faktor penggunaan MKJP di 6 Provinsi di Indonesia, diperoleh hasil umur juga
memiliki hubungan dengan penggunaan MKJP di Provinsi Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, serta Bali dan Nusa Tenggara. Umur Pasangan Usia
Subur PUS 30 tahun memiliki risiko untuk tidak menggunakan MKJP lebih tinggi dibandingkan dengan PUS umur 30 tahun. Namun, Hasil yang
tidak berhubungan antara umur dengan penggunaan MKJP diperoleh pada Provinsi Sumatera.
Pada penelitian Asih dan Oesman 2009 juga diperoleh hasil sejalan dimana akseptor KB yang berumur 30 tahun atau lebih berpeluang 4,2 kali
menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor KB yang berumur kurang dari 30 tahun. Pada penelitian Mestad dkk 2012 juga menunjukkan hasil
adanya hubungan antara umur dengan jenis kontrasepsi yang digunakan. Pada penelitian Teferra dan Wondifraw 2015 pun demikian, didapatkan
hasil akseptor KB yang berumur 25-34 tahun berpeluang 1,99 kali menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor KB yang berumur 15-24
tahun, sedangka n akseptor KB yang berumur ≥ 35 tahun berpeluang 2,12 kali
menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor KB yang berumur 15-24 tahun.
33
Pada penelitian Shegaw Getinet dkk 2014 juga diperoleh hubungan antara umur dengan pemakaian MKJP, umur 30-34 berpeluang 2 kali
menggunakan MKJP daripada umur 15-24 tahun. Namun hasil yang tidak berhubungan juga diperoleh pada hubungan yang telah dikontrol dengan
variabel pengganggu .
Hasil yang berbeda didapat pada penelitian Gudaynhe dkk 2013. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil hubungan yang negatif antara wanita
dengan umur 30-34 terhadap penggunaan MKJP AOR: 0,345. Hal ini berarti wanita yang memiliki umur 20-24 tahun 3,69 kali mempunyai peluang untuk
menggunakan MKJP dibandingkan dengan wanita yang memiliki umur 30-34 tahun.