91
D. Distribusi Frekuensi Faktor Kognitif di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tahun 2014
Faktor kognitif adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk berpikir lebih kompleks, serta kemampuan penalaran dan pemecahan
masalah. Faktor kognitif seseorang dapat dibentuk oleh paparan lingkungan eksternal. Suatu tindakan seperti pemilihan metode kontrasepsi sangat
berpengaruh terhadap pengaruh eksternal terutama dari pasangan atau suami. Faktor kognitif yang diteliti pada penelitian ini adalah status telah atau tidak
pernah akseptor KB berdiskusi dengan suami tentang MKJP Semiun, 2006. Pada penelitian ini diperoleh lebih banyak akseptor KB yang
melakukan diskusi dengan suami tentang MKJP yaitu sebesar 58,5. Pada penelitian Gudaynhe dkk 2014 juga diperoleh hasil lebih banyak akseptor
KB yang melakukan diskusi dengan pasangan baik pada kelompok MKJP 80,8 maupun pada kelompok Non MKJP 70. Namun pada penelitian
yalew dkk 2015 diperoleh hasil lebih banyak akseptor yang jarang melakukan diskusi dengan suami dibandingkan yang sering melakukan
diskusi dengan suami yaitu sebesar 74,7.
E. Distribusi Frekuensi Faktor Reproduksi di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tahun 2014
Faktor reproduksi merupakan karakteristik yang terkait dalam sistem reproduksi seorang wanita, yang juga menggambarkan risiko-risiko kesehatan
yang ada sehingga dapat dijadikan pertimbangan seseorang dalam hal kehamilan dan kelahiran BKKBN, 2011. Pada penelitian ini, faktor
reproduksi yang diteliti yaitu jumlah anak hidup, umur pertama kali melahirkan, dan riwayat aborsi.
92
Pada penelitian ini, diperoleh hasil berdasarkan kategori jumlah anak akseptor KB sebagian besar memiliki jumlah anak 1 atau 2 71,3. Menurut
Fienalia 2012, jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita akan mempengaruhi tingkat pemakaian kontrasepsi. Jika dilihat dari jenis
kontrasepsi yang paling banyak dipakai adalah non MKJP suntik 55, hal ini menunjukkan terdapat pola kecenderungan antara umur dan jenis
kontrasepsi, dimana peserta non MKJP sebagian besar adalah ibu yang masih ingin memiliki anak lagi. Data SDKI 2012, jumlah anak yang dimiliki
akseptor KB sebagian besar 70,96 Paskaria, 2015. Pada penelitian Meskele and Mekonnen 2014 di Etiopia Selatan diperoleh hasil yang sedikit
berbeda, akseptor KB justru lebih banyak yang memiliki anak 3 atau lebih yaitu sebesar 50,4, walaupun tidak terpaut jauh dengan yang memiliki anak
1 atau 2. Pada kategori umur melahirkan, sebagian besar 93,3 akseptor KB
melahirkan pertama kali pada usia 18 tahun atau 18 tahun keatas. Pada penelitian Gudaynhe dkk 2014 juga diperoleh hasil bahwa lebih banyak
akseptor KB melahirkan pertama kali pada umur diatas 18 tahun yaitu sebesar 41,7 pada kelompok kasus MKJP dan 51,7 pada kelompok kontrol non
MKJP. Pada penelitian Gebremichael dkk 2014 juga demikian, jumlah akseptor yang melahirkan diatas usia 18 tahun lebih banyak dari usia dibawah
18 tahun yaitu sebesar 84,3. Pada kategori riwayat aborsi, sebagian besar akseptor KB tidak
memiliki riwayat aborsi 87,2. Pada penelitian Gebremichael dkk 2014 juga diperoleh hasil bahwa sebagian besar akseptor KB tidak memiliki
93
riwayat aborsi yaitu sebesar 89,5. Penelitian lain yaitu penelitian Mestad dkk 2012 juga diperoleh hasil lebih banyak yang tidak memiliki riwayat
aborsi yaitu sebesar 75,8 dibandingkan yang memiliki riwayat aborsi. Jika dilihat berdasarkan kelompok MKJP dan non MKJP pun pada kedua
kelompok lebih banyak yang tidak memiliki riwayat aborsi yaitu berturut- turut sebesar 75,6 dan 76.
F. Distribusi Frekuensi Faktor Pelayanan di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tahun 2014
KB merupakan suatu program yang dibuat pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Sebagai suatu program, faktor pelayanan sangat
berpengaruh terhadap tingkat penggunaan kontrasepsi di masyarakat. Pada penelitian ini faktor pelayanan yang diteliti adalah tempat pelayanan KB yang
dibagi berdasarkan kategori pelayanan swasta praktik bidan swasta, RS swasta atau Klinik swasta dan pelayanan pemerintah Puskesmas atau RS
pemerintah.
Tempat pelayanan KB yang banyak dipilih oleh akseptor KB adalah pelayanan swasta yaitu sebesar 77,4. Pada penelitian Nasution 2011 di
Provinsi Maluku dan Papua pada kelompok MKJP paling banyak yang memanfaatkan pelayanan pemerintah yaitu sebesar 29,49 sedangkan pada
kelompok Non MKJP paling banyak yang memanfaatkan pelayanan swasta yaitu sebesar 90,29. Namun hasil yang berbeda di dapat di Provinsi Bali
dan Nusa Tenggara dimana kelompok MKJP lebih banyak yang memanfaatkan pelayanan swasta yaitu sebesar 35,86 dan pada kelompok
non MKJP lebih banyak yang memanfaatkan pelayanan pemerintah yaitu
94
sebesar 64,84. Perbedaan hasil ini dapat disebabkan ketersediaan tempat pelayanan di masing-masing daerah.
G. Determinan Penggunaan MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tahun 2014
Penggunaan MKJP dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada penelitian ini, faktor-faktor yang dihubungkan mempunyai pengaruh terhadap
penggunaan MKJP yaitu umur menggunakan KB, tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat penghasilan, status diskusi dengan pasangansuami, umur
melahirkan pertama kali, riwayat aborsi, jumlah anak hidup, dan tempat pelayanan KB. Berikut pembahasan dari hasil statistik yang diperoleh
berdasarkan determinan penggunaan MKJP di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2014:
1. Umur Akseptor KB dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014
Umur Wanita Usia Subur WUS dapat mempengaruhi metode kontrasepsi yang akan digunakan. Umur merupakan faktor instrinsik yang
mempengaruhi keputusan seseorang dalam menggunakan metode kontrasepsi. Umur berpengaruh dengan struktur organ, fungsi organ,
komposisi biokimiawi dan sistem hormonal Dewi dan Notobroto, 2014. Pada penelitian ini, nilai OR yang diperoleh pada CI 95 sebesar
4,565 2,090-9,973, dengan demikian nilai OR tersebut bermakna,
sehingga dapat disimpulkan bahwa akseptor KB yang berumur lebih dari
30 tahun berpeluang 4,565 kali menggunakan MKJP dibandingkan dengan
akseptor KB yang berumur kurang atau sama dengan 30 tahun. Pada analisis univariat terlihat pula bahwa jumlah Akseptor KB pengguna