15
3. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat khususnya Wanita Usia Subur WUS, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai MKJP sehingga dapat
termotivasi untuk menggunakan metode tersebut dalam mengontrol angka kelahiran.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi terkait penggunaan MKJP sebagai dasar pengembangan penelitian lebih lanjut.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan epidemiologi analitik dengan desain studi case control unmatched. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan
penggunaan MKJP pada akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB yang tercatat di
register kohort KB di Puskesmas Pamulang. Kelompok kasus MKJP dan kontrol non MKJP diambil secara purposive sampling berdasarkan status
penggunaan MKJP yang tercatat di kohort KB Puskesmas Pamulang tahun 2014. Data di kumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilakukan
oleh mahasiswa peminatan Epidemiologi program studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Analisis data dilakukan dengan
perangkat lunak pengolah data untuk menggambarkan analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-September 2015.
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana
Berdasarkan Undang-Undang No.522009, keluarga berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan umur ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas Bakar, 2014.
Keluarga berencana juga merupakan suatu proses yang disadari oleh pasangan untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran serta waktu kelahiran anak
Stright, 2004.
B. Epidemiologi Keluarga Berencana
Di dunia, Pada dari tahun 2005 sampai 2012 diantara Wanita Usia Subur WUS, CPR Contraception Prevalens Rate sebesar 63. Negara dengan CPR
tertinggi adalah Norway dengan 87 dan negara terendah adalah Sudan Selatan dengan 4. Dari data tersebut, Indonesia memiliki CFR yang lebih rendah dari
capaian dunia yaitu 61 WHO, 2013. Di Indonesia, pada periode 2009-2011 prevalensi KB cenderung tetap
pada kisaran angka 67,5 persen. Pada tahun 2013, berdasarkan hasil survei 2013 prevalensi KB cara modern sebesar 64,6. Secara keseluruhan terdapat 17
provinsi yang mencapai prevalensi KB modern di atas nasional 64,6 persen. 16
17
provinsi lainnya masih mencapai posisi prevalensi KB modern lebih rendah dari angka nasional 64,6 persen. 16 provinsi tersebut mencakup DI Yogyakarta,
Kalimantan Barat, Sumatra Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Aceh,
Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua BKKBN, 2013.
Metode kontrasepsi yang digunakan peserta KB didominasi oleh suntikan, selanjutnya pil KB, berturut-turut 36,0 persen dan 15,1 persen. Metode
kontrasepsi yang dipakai berikutnya adalah susuk KB 5,2 persen, IUD 4,7 persen, dan MOW 2,2 persen. Sedangkan pemakaian metode kontrasepsi
modern untuk pria masih rendah yaitu 1,2 persen, terdiri dari sterilisasi pria 0,2 persen dan kondom 1,0 persen BKKBN, 2013.
MKJP, termasuk IUD dan implan didalamnya, mempunyai efektifitas tinggi dalam mencegah kehamilan tidak diinginkan. Di Amerika Serikat, sejak
digunakan tahun 2002, IUD menyumbang proporsi MKJP terbanyak. Perbandingan 2006-2010 dengan 2011-2013, penggunaan IUD meningkat 83
dari 3,5 menjadi 6,4, dibandingkan dengan penggunaan implan dari 0,3 menjadi 0,8 Branum and Jones, 2015.
Penggunaan MKJP lebih tinggi pada wanita umur 25-34 tahun dibandingkan dengan umur 15-24 dan usia 35-44 tahun sejak tahun 2002 sampai
tahun 2013 di Amerika Serikat. Selain memiliki prevalensi yang lebih tinggi dari pada kelompok umur lain, penggunaan MKJP umur 25-34 tahun juga meningkat