Tingkat Penghasilan Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP
39
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka overt behaviour. Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat terus
menerus dan bertahan lama Sunaryo, 2004. Proses adopsi perilaku menurut Rogers 1974 dimulai dari kesadaran
akan stimulus yang diberikan, kemudian ada rasa ketertarikan terhadap stimulus, lalu dilanjutkan dengan proses menimbang-nimbang tentang baik
tidaknya stimulus tersebut. Setelah menimbang-nimbang, individu masuk pada tahapan mencoba menerapkan perilaku baru yang dipaparkan, kemudian
setelah dicoba dan merasa nyaman, individu akan mengadopsi perilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap, dan kesadarannya terhadap stimulus yang
diberikan Sunaryo, 2004. Tingkatan pengetahuan didalam kognitif ada 6 yaitu Sunaryo, 2004:
a. Tahu
Tahu artinya dapat mengingat suatu informasi yang telah diberikan sebelumnya. Ukuran seseorang tahu akan sebuah informasi
adalah orang tersebut dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan. Tahu merupakan tingkatan paling rendah dalam
pengetahuan b.
Memahami Pada tingkat memahami seseorang tidak hanya dapat
menyebutkan dan menguraikan, tetapi juga dapat menjelaskan,
40
memberikan contoh dan juga dapat menyimpulkan suatu informasi yang diberikan
c. Penerapan
Penerapan yaitu kemampuan menggunakan informasi yang diterima pada situasi dan kondisi nyata.
d. Analisis
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan objek kedalam bagian-bagian kecil, tetapi masih di dalam suatu struktur objek tersebut
dan masih terkait satu sama lain. e.
Sintesis Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menghubungkan
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada. Ukuran seseorang memiliki pengetahuan pada tingkatan ini adalah orang tersebut dapat menyusun, meringkaskan, merencanakan,
dan menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang telah ada. f.
Evaluasi Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu objek atau informasi yang diberikan. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun sendiri.
Pengetahuan berhubungan dengan penggunaan MKJP. Pengetahuan akseptor KB sangat erat kaitannya terhadap pemilihan alat kontrasepsi, karena
41
dengan adanya pengetahuan yang baik terhadap metode kontrasepsi tertentu akan merubah cara pandang akseptor dalam menentukan kontrasepsi yang
paling sesuai dan efektif digunakan sehingga membuat pengguna KB lebih nyaman terhadap kontrasepsi tersebut. Pengetahuan yang baik akan alat
kontrasepsi dapat menghindari kesalahan dalam pemilihan alat kontrasepsi yang paling sesuai bagi pengguna itu sendiri Dewi dan Notobroto, 2014.
Pada penelitian Gebremichael dkk 2013 diperoleh hasil bahwa wanita dengan pengetahuan sedang berpeluang 4,2 kali lebih besar
menggunakan MKJP dibandingkan dengan wanita dengan pengetahuan rendah, dan wanita dengan pengetahuan tinggi berpeluang 4,2 kali lebih besar
menggunakan MKJP dibandingkan dengan wanita dengan pengetahuan rendah. Pada penelitian Shegaw Getinet dkk 2014, juga diperoleh hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan MKJP. Pengetahuan menengah meningkatkan peluang 3,4 kali dan pengetahuan tinggi
meningkatkan peluang 2,3 kali menggunakan MKJP. Pada penelitian Dewi dan Notobroto 2014, tingkat pengetahuan
responden kelompok pengguna non MKJP cenderung lebih kurang daripada kelompok pengguna MKJP, dimana hasil persentase menunjukkan sebesar
91,7 dibandingkan reponden pengguna MKJP hanya 8,3. Pengaruh pengetahuan responden dengan rendahnya keikutsertaan PUS menggunakan
MKJP nilai p= 0,000 α= 0,05. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pengetahuan responden dengan rendahnya keikutsertaan PUS menggunakan