Distribusi Frekuensi Faktor Pelayanan di Wilayah Kerja Puskesmas
96
Pada penelitian yang dilakukan Dewi dan Notobroto 2014 diperoleh hasil sejalan dengan penelitian ini, yaitu adanya pengaruh antara
umur akseptor KB dengan rendahnya keikutsertaan PUS menggunakan MKJP. Pada analisis univariat diketahui bahwa pada kelompok MKJP
lebih banyak pada umur 30 tahun 29,8 sedangkan kelompok non MKJP lebih banyak pada umur 20-30 tahun 33,3.
Penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian Nasution 2011 yang meneliti faktor-faktor penggunaan MKJP di 6 Provinsi di Indonesia,
diperoleh hasil umur memiliki hubungan dengan penggunaan MKJP di 5 provinsi yaitu Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, serta Bali dan
Nusa Tenggara. Penelitian tersebut menarik kesimpulan bahwa umur Pasangan Usia Subur PUS 30 tahun memiliki risiko untuk tidak
menggunakan MKJP lebih tinggi dibandingkan dengan PUS umur 30 tahun. Namun, hasil yang tidak berhubungan antara umur dengan
penggunaan MKJP diperoleh pada Provinsi Sumatera. Pada penelitian Asih dan Oesman 2009 juga diperoleh hasil
sejalan dimana akseptor KB yang berumur 30 tahun atau lebih berpeluang 4,2 kali menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor KB yang
berumur kurang dari 30 tahun. Pada penelitian Mestad et al 2012 juga menunjukkan hasil adanya hubungan antara umur dengan jenis kontrasepsi
yang digunakan. Pada penelitian Teferra dan Wondifraw 2015 pun demikian, didapatkan hasil akseptor KB yang berumur 25-34 tahun
berpeluang 1,99 kali menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor KB yang berumur 15-
24 tahun, sedangkan akseptor KB yang berumur ≥
97
35 tahun berpeluang 2,12 kali menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor KB yang berumur 15-24 tahun.
Hasil yang berbeda didapat pada penelitian Gudaynhe dkk 2013. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil hubungan yang protektif antara
akseptor KB dengan umur 30-34 terhadap penggunaan MKJP. Pada penelitian tersebut, wanita yang memiliki usia 20-24 tahun 3,69 kali
mempunyai peluang untuk menggunakan MKJP dibandingkan dengan wanita yang memiliki umur 30-34 tahun. Namun, hasil yang tidak sejalan
dengan penetilian ini juga diperoleh pada penelitian Meskele dan Mekonnen 2014 dan Shegaw Getinet dkk 2014 dimana diperoleh hasil
tidak ada hubungan antara umur dengan keinginan menggunakan MKJP. Hubungan yang diperoleh antara umur dengan penggunaan MKJP
pada penelitian ini dapat dijadikan masukkan untuk meningkatan cakupan penggunaan MKJP. Hal ini dapat dilakukan dengan penyuluhan yang
difokuskan pada akseptor KB berumur kurang atau sama dengan 30 tahun tentang kelemahan dan kelebihan tiap metode kontrasepsi dan penekanan
bahwa MKJP merupakan metode yang aman dan efektif dalam menunda atau menjarangkan kelahiran.