121
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Sebagian besar akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
menggunakan metode non MKJP yaitu suntik sebesar 55,5 2.
Akseptor KB lebih banyak menggunakan KB umur kurang atau 30 tahun 53,7 dan lebih banyak yang memiliki tingkat pendidikan
tinggi 53,0. Sebagian besar akseptor KB merupakan ibu rumah tangga tidak bekerja yaitu sebesar 79,9, sedangkan tingkat
penghasilan akseptor KB lebih banyak pada kelompok penghasilan rendah yaitu 56,1
3. Sebagian besar Akseptor KB melakukan diskusi dengan suami tentang
MKJP 58,5. 4.
Sebagian besar akseptor KB memiliki umur pertama kali melahirkan 18 tahun keatas 93,9, jumlah anak yang dimiliki anak 1 sampai 2 anak
71,3 dan tidak memiliki riwayat aborsi 87,2 5.
Sebagian besar akseptor KB memanfaatkan pelayanan swasta 77,4 6.
Akseptor KB yang berumur lebih dari 30 tahun berpeluang 4,565 kali
menggunakan MKJP dari pada akseptor KB yang berumur kurang atau sama dengan 30 tahun
7. Tingkat pendidikan akseptor KB bukan faktor yang berpeluang
mendorong akseptor menggunakan MKJP
122
8. Akseptor KB yang bekerja berpeluang 4,737 kali menggunakan MKJP
dibandingkan dengan akseptor KB yang tidak bekerja 9.
Akseptor KB yang berpenghasilan tinggi berpeluang 2,206 kali
menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor KB yang berpenghasilan rendah
10. Akseptor KB yang pernah berdiskusi dengan suami terkait MKJP
berpeluang 22,579 kali menggunakan MKJP dibandingkan dengan
akseptor KB yang tidak pernah berdiskusi dengan suami mengenai MKJP
11. Umur pertama melahirkan akseptor KB bukan merupakan faktor yang
berpeluang mendorong akseptor menggunakan MKJP 12.
Akseptor KB yang memiliki anak 3 atau lebih berpeluang 3,386 kali
menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor yang memiliki anak 1 sampai 2
13.
Akseptor KB yang memiliki riwayat aborsi berpeluang 3,284 kali
menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor KB yang tidak memiliki riwayat aborsi.
14. Akseptor yang memanfaatkan tempat pelayanan KB di swasta
mencegah penggunaan MKJP sebesar 0,084 kali dibandingkan dengan
akseptor yang memanfaatkan tempat pelayanan KB di Pemerintah.
123
B. Saran
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Melakukan pembinaan kepada Bidan Praktik Swasta BPS agar turut serta mengajak akseptor KB untuk menggunakan atau mau
beralih menggunakan MKJP 2.
Bagi Puskesmas Pamulang dan Petugas Lapangan Keluraga Berencana a.
Meningkatkan penyuluhan dan sosialisasi mengenai pilihan metode kontrasepsi terutama MKJP pada Pasangan Usia Subur
PUS baik suami maupun istri, kelompok akseptor KB yang tidak bekerja ibu rumah tangga, kelompok akseptor KB
berpenghasilan rendah, akseptor KB berumur 30 tahun serta akseptor KB yang memiliki 1 atau 2 anak .
b. Memberikan penyuluhan terkait kondisi-kondisi kehamilan
risiko tinggi pada akseptor KB sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan metode kontrasepsi.
c. Menjadi role model di masyarakat dengan menggunakan atau
ikut serta dalam penggunaan MKJP 3.
Bagi Pasangan Usia Subur PUS Disarankan pada Pasangan Usia Subur PUS untuk memilih
MKJP sebagai pilihan metode kontrasepsi karena lebih efektif baik untuk menjarangkan kehamilan atau pengakhiri kelahiran.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan terkait MKJP dengan desain yang berbeda misalnya dengan desain studi kohort
124
yaitu dengan mengikuti wanita usia subur yang baru melakukan persalinan atau baru mengalami aborsi, kemudian untuk menggali
informasi lebih dalam dapat dilakukan dengan metode kualitatif.