Keterbatasan dalam Penelitian Distribusi Frekuensi Jenis Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas
90
menunjukkan jumlah yang sedikit berbeda dimana lebih tinggi pendidikan rendah yaitu 53,7 dari pada pendidikan tinggi, walaupun tidak terpaut jauh.
Pada kategori status pekerjaan, lebih banyak Akseptor KB yang tidak bekerja yaitu 79,9. Pada penelitian Gudaynhe dkk 2014 di Barat Laut
Etiopia juga diperoleh jumlah akseptor KB yang tidak bekerja ibu rumah tangga lebih banyak dibandingkan dengan jenis pekerjaan lain yaitu sebesar
32,5 pada kelompok MKJP dan 39,5 pada kelompok Non MKJP. Di Indonesia, pada penelitian Asih dan Oesman 2009, diperoleh hasil yang
berbeda dimana jumlah akseptor KB yang bekerja lebih banyak dibandingkan dengan akseptor KB yang tidak bekerja yaitu sebesar 59,2.
Berdasarkan tingkat penghasilan, lebih banyak akseptor KB yang memiliki penghasilan rendah yaitu sebesar 56,1, walaupun tidak terpaut
jauh dengan akseptor KB yang memiliki penghasilan tinggi 43,9. Menurut Fienalia 2012 penghasilan seseorang dapat berpengaruh dalam keikutsertaan
akseptor menggunakan KB. Pada penelitian Mestad dkk 2012 juga menunjukkan akseptor KB dengan kategori penghasilan rendah lebih banyak
yaitu sebesar 73,4. Namun, pada penelitian Asih dan Oesman, berdasarkan kategori indeks kekayaan menunjukkan hasil yang berbeda dimana lebih
banyak akseptor KB yang berada pada kategori mampu yaitu sebesar 63,2. Begitu pula pada penelitian Paskaria 2015 ditemukan lebih banyak akseptor
KB berada pada kategori sosial ekonomi mampu 58,64 dari pada sosial ekonomi miskin.
91