Mendengar Mitos dan Kesalahpahaman tentang MKJP
46
keikutsertaan PUS dalam berKB adalah banyaknya anak yang dimilikinya, diharapkan pasangan yang memiliki jumlah anak lebih banyak kemungkinan
untuk memulai kontrasepsi lebih besar dibandingkan pasangan yang mempunyai anak lebih sedikit Dewi dan Notobroto, 2014.
Jumlah anak mulai diperhatikan setiap keluarga karena semakin banyak anak semakin banyak pula tanggungan kepala keluarga dalam
mencukupi kebutuhan materil selain itu juga untuk menjaga kesehatan sistem reproduksi karena semakin sering melahirkan semakin rentan terhadap
kesehatan ibu. Semakin banyak anak yang dimiliki maka semakin besar kecenderungan untuk menghentikan kesuburan sehingga lebih cenderung
untuk memilih metode kontrasepsi mantap. Jumlah anak hidup yang dimiliki seorang wanita, akan memberikan pengalaman dan pengetahuan, sehingga
wanita dapat mengambil keputusan yang tepat tentang cara atau alat kontrasepsi yang akan dipakai Dewi dan Notobroto, 2014.
Berdasarkan laporan dari SDKI 2012, hampir 50 wanita menikah menyatakan tidak ingin mempunyai anak lagi termasuk yang telah
disterilisasi. Kelompok ini diharapkan akan melakukan penjarangan kelahiran. Sekitar 15 wanita menikah menyatakan ingin menambah anak
segera; 6 belum memutuskan kapan ingin menambah anak; dan 5 belum memutuskan apakah akan menambah anak. Sebagian besar sekitar 50
responden SDKI 2012, baik wanita maupun pria, menyatakan ingin memiliki
47
2 anak dan sekitar 20 menginginkan 3 anak. Relatif sedikit yang menyebutkan ingin memiliki 5 anak atau lebih.
Pada penelitian Teffera dan Wondifraw 2015 diperoleh hasil yang signifikan antara jumlah anak hidup dengan penggunaan MKJP. Wanita yang
memiliki lebih dari 4 anak berpeluang 5,8 kali menggunakan MKJP dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki anak. Hal ini dapat
disebabkan wanita yang telah memiliki anak telah mencapai targetnya dalam ukuran keluarga. Oleh karena itu, wanita lebih menyukai metode yang efektif
dalam mencegah kehamilan. Pada penelitian Nasution 2011 yang dilakukan di 6 Provinsi di
Indonesia memperoleh hasil bahwa jumlah anak memiliki hubungan dengan penggunaan MKJP di Provinsi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, Papua, serta Bali dan Nusa Tenggara. Hasil penelitian menyatakan bahwa Pasangan Usia Subur PUS dengan jumlah anak 0-2 berpeluang lebih
tinggi tidak menggunakan MKJP dibandingkan dengan PUS yang memiliki anak 3 atau lebih di 6 Provinsi di Indonesia yang menjadi tempat penelitian.
Penelitian Megan L. Kavanaugh dkk 2011 yang dilakukan di United States menggunakan data sekunder pada tahun 2002 dan 2006-2008 juga
memperoleh hasil yang sejalan dengan penelitian Nasution 2011 yaitu jumlah anak hidup dengan penggunaan MKJP baik tahun 2002 maupun 2006-
2008 memiliki hubungan signifikan 1-2 anak 2002 OR=5,8; 2006-2008 OR 22,1, ≥3 anak 2002 OR=5,0; 2006-2008 OR=8,7.