Riwayat Aborsi Akseptor KB dengan Penggunaan MKJP di

88 Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik sebesar 55,5. Sebagian besar masyarakat Indonesia memang masih banyak yang menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek seperti suntik dan pil. Padahal, angka kegagalan metode KB non MKJP masih cukup tinggi. Angka kegagalan suntik mencapai 6 per 100 akseptor pengguna suntik, yang artinya 6 dari 100 penggunanya tetap mengalami kehamilan setelah menggunakan kontrasepsi suntik, sedangkan angka kegagalan pil mencapai 6-8 kehamilan dari 100 akseptor pengguna pil Susanto, 2015. Berdasarkan penelitian Asih dan Oesman 2009 yang melakukan analisis lanjut pada data SDKI diperoleh jumlah pemakaian non MKJP sebesar 82,2 sedangkan pemakai MKJP hanya sebesar 17,8. Data yang diperoleh BKKBN terkait metode kontrasepsi yang digunakan di Indonesia juga menunjukkan hasil sejalan yaitu metode kontrasepsi yang digunakan akseptor KB didominasi oleh suntikan 36 dan pil KB 15,1. Oleh karena itu pemerintah sedang melakukan upaya untuk peningkatan MKJP karena dinilai lebih efektif dalam menekan laju pertumbuhan penduduk Dewi, 2013.

C. Distribusi Frekuensi Faktor Sosiodemografi dan Sosioekonomi di

Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014 Faktor sosiodemografi dan sosioekonomi adalah faktor yang melekat dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu tindakan Maulana, 2009. Faktor sosiodemografi yang mempengaruhi seseorang dalam bertindak misalnya umur, jenis kelamin dan pendidikan, 89 sedangkan faktor sosioekonomi misalnya pekerjaan dan pendapatan Gaol, 2013. Faktor sosiodemografi dan sosioekonomi yang diteliti dalam penelitian ini yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Pada penelitian ini, diperoleh hasil lebih banyak akseptor menggunakan KB pada umur kurang atau sama dengan 30 tahun 53,7. Menurut Fienalia 2012, umur akseptor KB mempengaruhi metode kontrasepsi yang akan digunakan. Hal ini sejalan jika dilihat dari jenis kontrasepsi yang banyak dipakai adalah non MKJP. Akseptor non MKJP sebagian besar adalah ibu-ibu muda yang memiliki umur kurang dari 30 tahun. Hasil yang diperoleh pada penelitian Nasution 2011 juga diperoleh jumlah Non MKJP di Papua dan Maluku lebih banyak pada umur kurang dari 30 tahun yaitu sebesar 84,91. Pada penelitian Dewi dan Notobroto 2014 diperoleh hasil bahwa akseptor KB pengguna non MKJP lebih banyak berumur 20-30 tahun 33,3, sedangkan akseptor KB pengguna MKJP lebih banyak berumur 30 tahun 29,8. Berdasarkan kategori pendidikan lebih banyak yang memiliki pendidikan tinggi sebesar 53. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya suatu hal termasuk dalam pemilihan kontrasepsi Fienalia, 2012. Pada penelitian Meskele dan Mekonnen 2014 di Etiopia Selatan juga memperoleh hasil pendidikan tinggi memiliki jumlah yang cukup besar pada kelompok pengguna MKJP yaitu sebesar 63,2. Di Indonesia, pada penelitian Cindra Paskaria 2015 juga memperoleh hasil lebih banyak kategori pendidikan tinggi yaitu 68,77, sedangkan pada penelitian Asih dan Oesman 2009