commit to user
15
c Kuis, kuis individual diberikan setelah guru memberikan presentasi
dan dan sekitar satu atau dua periode pratikkum. d
Skor Kemajuan Individual, gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan
dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.
e Rekognisi Tim, tim akan mendapatkan sertifikat atau butuh
penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.
d. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw
Teknik Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-rekannya tahun 1970-an, dimana seluruh pelajaran dapat distrukturisasikan dengan
mudah Aronson Patnoe: 1997. Model pembelajaran jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil
kolaboratif. Daniel Muijs David Reynolds 2008: 81 mengemukakan bahwa penggunaan kerja kelompok kecil kolaboratif selama bagian review
dan bagian praktek pelajaran adalah salah satu pendekatan alternatif untuk praktek individual di dalam pelajaran dengan metode pengajaran langsung
yang pada akhir-akhir ini banyak menarik minat penelitian di negara-negara seperti misalnya Amerika Serikat
Penggunaan kerja kelompok kecil ditemukan memiliki sejumlah keuntungan dibanding praktik individual. Keuntungan utama kerja kelompok
kecil tampaknya terletak pada aspek-aspek kooperatif yang dapat dibantu pengembangannya. Model belajar jigsaw dapat memberikan konstribusi dalam
hal pengembangan keterampilan sosial siswa. Hisyam Zaini, Bermawy Munthe Sekar Ayu Aryani 2008: 56 mengemukakan bahwa kelebihan
model jigsaw dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Dengan model ini mengharuskan siswa
bekerja dengan siswa lain yang dapat mengembangkan kemampuan empatik
commit to user
16
mereka dengan memberikan kesempatan untuk melihat sudut pandang orang lain. Hal inilah yang dapat membantu siswa untuk menyadari bahwa setiap
orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat membantu siswa untuk menemukan solusi dari suatu masalah yang terdapat dalam kelompok kerja.
Model belajar jigsaw dapat mengembangkan keterampilan seperti kebutuhan untuk mengakomodasi pandangan orang lain.
Daniel Muijs David Reynolds 2008: 83 mengemukakan bahwa sejumlah studi menemukan kerja kelompok kecil bersifat saling menghormati
dan inklusif, dan berhubungan negatif dengan prestasi bila interaksi kelompok tidak saling menghormati atau tidak setara. Dengan demikian bahwa
pembelajaran menggunakan model jigsaw harus mendapatkan perhatian lebih dari guru dengan mengamati, memfasilitasi dan menjaga interaksi kerja
kelompok dari siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan agar ketuntasan belajar dapat tercapai. Proses pembelajaran dengan model jigsaw
akan lebih maksimal dengan menggabungkan model belajar yang lain. Dari paparan yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah pembelajaran dengan membentuk kelompok kerja kecil dengan melibatkan siswa untuk secara aktif
menggali materi yang diberikan guru lebih mendalam. Dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw, siswa akan lebih terbuka pemikirannya dengan
memahami sudut pandang atau pemikiran orang lain. Dengan ini pula kemampuan siswa menyampaikan informasi atau presentasi dengan orang ahli
dapat tercipta dan menigkat.
2. Mekanisme Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Jigsaw bekerja dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang masing-masing beranggotakan lima sampai enam siswa. Model belajar
jigsaw menuntut adanya keragaman anggota kelompok berdasarkan tingkat prestasi, jenis kelamin dan tingkat keterampilan yang merata heterogen.
Pembagian kelompok mula yang selanjutnya dinamakan kelompok awal dengan anggota sejumlah materi yang akan diberikan. Sebagai contoh jumlah
commit to user
17
siswa sebanyak 40 orang kemudian dibagi menjadi 8 kelompok dengan beranggotakan masing-masing kelompok adalah 5 orang, sehingga guru harus
menyiapkan sebanyak 5 materi berbeda yang kemudian membagikan ke setiap kelompok.
Kelompok awal yang beranggotakan 5 orang tersebut menerima 5 materi berbeda sekaligus dan membagikan kepada anggota kelompok yang
kemudian untuk dikirim ke kelompok ahli. Kelompok ahli terdiri atas siswa atau anggota masing-masing kelompok yang telah dikirim kelompoknya untuk
mempelajari dan mengembangkan materi yang sama dengan anggota kelompok yang lain. Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan materi yang
sama. Diskusi dalam kelompok ahli dilakukan dengan harapan siswa dapat bertukar informasi dan pemahaman atas materi yang dipelajari.
Setelah selesai melakukan diskusi siswa kembali pada kelompok awal mereka dan menyampaikan materi yang telah dipelajarinya dalam kelompok
ahli kepada anggota kelompok awal yang lain. Demikian juga dengan anggota kelompok awal yang lain dengan materi berbeda, menyampaikan informasi
yang telah mereka peroleh dalam kelompok ahli kepada anggota yang lain. Daniel Muijs David Reynolds 2008: 89 dalam Effective Teaching
mengemukakan bahwa dengan mendiskusikan temuan-temuan kepada anggota lain dalam belajar memastikan bahwa kualitas informasi yang ditemukan oleh
anggota lain akan bertambah, dan juga menjadikan siswa untuk berlatih melakukan presentasi dengan para ahli lain.
Proses akhir pembelajaran jigsaw dilakukan penarikan kesimpulan dengan melibatkan seluruh komponen pembelajaran agar tercapai kesepakatan
atas materi yang telah dipelajari. Guru dapat memberikan masukan atau tambahan informasi dengan penyampaian yang lebih menarik sehingga
kesulitan yang ditemukan siswa dapat terpecahkan dengan baik. Pemecahan masalah dan pengecekan tingkat pemahaman siswa dapat dilakukan dengan
cara memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi yang telah dipelajari.
commit to user
18
2. Kreativitas Belajar Siswa