commit to user
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Dimyati dan Mudjono 1995: 157 pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar
bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Wikipedia ensiklopedia bebas 2010 menjelaskan pembelajaran adalah
setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat
melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal yang
didalamnya terjadi interaksi berbagai komponen yaitu; guru, isimateri pelajaran, dan siswa. Interaksi antar ketiga komponen melibatkan sarana dan prasarana
seperti metode, media dan penataan lingkungan tempat belajar sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan.
b. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Konsep dasar pembelajaran kooperatif adalah manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis serta harapan masa depan yang berbea-
beda. Dasar adanya perbedaan itu,manusia dapat saling asah, asih, asuh saling mencerdaskan. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang saling
asah,asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat. Belajar learning community, siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi jujur dengan sesama
siswa. Sugiyono 2007: 10 menyatakan pembelajaran koopertif adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang
commit to user
9
saling silih asuh untuk menghadirkan ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup bermasyarakat.
Lebih lanjut, menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif cooperatif learning merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pendapat ini senada dengan slavin 2008: 8 dalam pembelajaran kooperatif, siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4
orang untuk menguasai materi yang disampaikan guru. Slavin juga menyatakan
bahwa pembelajaran
konsultivisme dalam
pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara eksentif atas dasar teori siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan
temannya. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada pembelajaran kelompok kecil siswa untuk bekerjasama
dan saling membantu dalam mencapai ketuntasan belajar bersama. Pembelajaran kooperatif dapat merangsang siswa untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif. Siswa yang senantiasa berfikir kreatif akan menumbuhkan sikap percaya diri dan dapat menyesuaikan diri dalam kondisi
lingkungan apapun.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Lilia H. 2005: 32 menyatakan bahwa di dalam pembelajaran kooperatif terdapat suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen
yang saling terkait. Adapun berbagai elemen atau unsur penting dalam pembelajaran kooperatif.
a Saling Ketergantungan Positif
Pembelajaran kooperatif menuntut guru menciptakan suasana yang mendorong siswa agar merasa saling membutuhkan. Hubungan saling
commit to user
10
membutuhkan ini yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi proaktif yang
memungkinkan sesama
siswa saling
ketergantungan dalam
menyelesaaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran dan saling ketergantungan hadiah
b Interaksi Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan peran
pembelajaran untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan
kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. Sinergi tidak dapat diperoleh dengan sendirinya, tetapi merupakan proses kelompok yang
cukup panjang. Anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan
interaksi pribadi. Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan
dialog, tidak hanya dengan guru tetap dengan sesama mereka. c
Akuntabilitas Individu Pembelajaran kooperatif menampilkan wujud dalam belajar
kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara
individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang
memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua
anggota. Setiap anggota kelompok harus memberikan konstribusi demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata
penguasaan semua anggota kelompok secara individual inilah yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.
commit to user
11
d Keterampilan Menjalin Hubungan Antar Pribadi
Pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,
tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran
dari guru tetapi juga dari semua siswa. e
Komunikasi Antar Anggota Unsur ini menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi karena tidak semua siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keterampilan berkomunikasi dalam
kelompok juga merupakan proses yang panjang. Proses ini sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar
dan membina perkembangan mental dan emosi para siswa. f
Evaluasi Proses Kelompok Guru perlu memberikan jadwal waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
3. Keterampilan Keterampilan Dalam Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan
kooperatif. Keterampilan kooperatif berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dan tugas anggota kelompok selama
kegiatan pembelajaran keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut adalah sebagai berikut.
a Keterampilan Tingkat Awal
1 Menggunakan kesepakatan, berarti menyamakan pendapatan yang
berguna untuk meningkatkan kerja dalam kelompok. 2
Menghargai konstribusi, berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan.
commit to user
12
3 Mengambil giliran berbagi tugas, maksudnya adalah setiap anggota
kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas atau tanggung jawab tertentu dalam kelompok.
4 Berada dalam kelompok, adalah setiap anggota tetap dalam
kelompok kerja selama kegiatan berlangsung. 5
Berada dalam tugas, adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu
yang dibutuhkan. 6
Mendorong partisipasi, adalah mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan konstribusi terhadap tugas kelompok.
b Keterampilan Tingkat Menengah
Keterampilan tingkat menengah antara lain: 1 mengajukan penghargaan dan simpati; 2 mengungkapkan ketidaksetujuan dengan
cara dapat diterima; 3 mendengarkan dengan aktif; 4 bertanya; 5 membuat rangkuman; 6 menafsirkan; dan 7 mengurangi ketegangan.
c Keterampilan Tingkat Mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran menetapkan tujuan dan
berkompromi. d
Lingkungan Belajar dan Sistem Managemen Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh
proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menemukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menetapkan suatu
struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari
waktu ke waktu di dalam kelompoknya.
c. Pembelajaran Kooperatif Model STAD