commit to user
86
Tercapainya tujuan penelitian tindakan kelas yaitu dalam upaya peningkatan kreativitas dan prestasi belajar pada pembelajaran kooperaktif
kombinasi model STAD dan Jigsaw menjadi akhir dari pelaksanaan tindakan kelas pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan teknik otomotif kelas X
Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen tahun pelajaran 20092010.
C. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen telah
diperoleh hasil yang sangat signifikan dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan pada satu pelajaran belum
tentu sesuai dan cocok untuk mata pelajaran yang lain. Strategi pembelajaran dengan pendekatan kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw yang
digunakan pada penelitian ini sangat efektif dalam meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa.
Penerapan strategi pembelajaran memberi kontribusi positif dalam meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa pada kompetensi SMK Teknik
Otomotif khususnya pada kompetensi yang digunakan pada penelitian. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 3 kompetensi yang berbeda pada tiap siklusnya.
Pemilihan kompetensi ini berdasarkan pada beberapa hal antara lain : 1
Penyesuaian struktur kurikulum KTSP semester genap tahun 20092010. 2
Penyesuaian tingkat pembelajaran dalam penelitian yang digunakan. 3
Penyesuaian jadwal jam pelajaran guru pengampu mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan.
Proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini mengalami perubahan-perubahan dari tiap siklus tindakan berdasarkan karakteristik penelitian
yang dilakukan. Perubahan ini antara lain dari segi siswa dalam mengikuti pembelajaran, yaitu sikap antusias siswa yang meningkat dari tiap siklusnya.
Peran aktif siswa dalam menciptakan suasana kelas yang interaktif mengalami perubahan. Siswa juga mengalami peningkatan dari segi keberanian, tanggung
commit to user
87
jawab dan kerjasama kelompok dalam mencapai tujuan pembelajaran. Peningkatan tersebut menjadi landasan dari sikap kreativitas yang diukur melalui
aspek-aspeknya. Penelitian tindakan kelas dengan penerapan pembelajaran kooperatif
kombinasi model STAD dan Jigsaw diperoleh hasil berupa peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut
ini. Tabel 16. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Mengemukakan Ide
No. Skala Penilaian
Pra Siklus
Siklus I Siklus II
Siklus III 1
Sangat Kurang 61,29
51,61 41,94
22,58
2 Kurang
9,68 12,90
9,68 12,90
3 Cukup Baik
19,35 19,35
12,90 19,35
4 Baik
9,68 9,68
19,35 22,58
5 Sangat Baik
0,00 6,45
16,13 22,58
Tabel 17. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Merumuskan Ide Baru No.
Skala Penilaian Pra
Siklus Siklus I
Siklus II Siklus III
1 Sangat Kurang
70,97 61,29
51,61 25,81
2 Kurang
9,68 9,68
9,68 6,45
3 Cukup Baik
16,13 16,13
19,35 16,13
4 Baik
3,23 9,68
9,68 35,48
5 Sangat Baik
0,00 3,23
9,68 16,13
Tabel 18. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Mengembangkan Ide No.
Skala Penilaian Pra
Siklus Siklus I
Siklus II Siklus III
1 Sangat Kurang
64,52 58,06
41,94 29,03
2 Kurang
16,13 3,23
6,45 9,68
commit to user
88
34,41 43,01
54,84 74,19
19,35 51,61
74,19
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00
Pra Siklus
siklus I Siklus II Siklus III
P e
rs e
n ta
s e
J u
m la
h S
is w
a
Kreativitas Belajar Sisw a
Prestasi Belajar Sisw a
3 Cukup Baik
16,13 19,35
19,35 16,13
4 Baik
3,23 12,90
22,58 22,58
5 Sangat Baik
0,00 6,45
9,68 22,58
Tabel 19. Persentase Data Pengamatan Aspek Kreativitas tiap Siklus No.
Aspek Kreativitas Pra
Siklus Siklus I
Siklus II Siklus III
1 Mengemukakan ide
38.71 48.39
58.06 77.42
2 Merumuskan ide baru
29.03 38.71
48.39 74.19
3 Mengembangkan ide baru
35.48 41.94
58.06 70.97
Tabel 20. Data Pengamatan Kreativitas dan Prestasi Belajar No.
Variabel Pengamatan Pra
Siklus Siklus I
Siklus II Siklus III
1 Kreativitas Belajar
34.41 43.01
54.84 74.19
2 Prestasi Belajar
- 19.35
51.61 74.19
Gambar 1. Kurva Data Pengamatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa
commit to user
89
Keadaan awal pelaksanaan tindakan pada siklus I siswa cenderung pasif. Siswa masih menganggap model pembelajaran yang digunakan terlalu sulit. Hal
ini dikarenakan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa diajak untuk berpikir dan berinteraksi secara aktif masih canggung. Keadaan siswa pada
pelaksanaan tindakan siklus II siswa mulai berani berekspresi dan menunjukkan tingkat keadaan diri masing-masing yang menunjukkan persaingan dalam belajar
untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dari siswa yang lain. Suasana persaingan ini belum maksimal dikarenakan masih ada siswa yang bersikap tidak
peduli dan semaunya sendiri, sehingga sering kali peneliti sekaligus pelaksana tindakan perlu melakukan teguran dengan memberi kesempatan bertanya dan
menjawab agar terjadi interaksi yang baik. Pada siklus III kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya telah sangat tertutupi dan suasana
pembelajaran sangat terkondisi. Hasil pembelajaran dengan penerapan model yang berbeda pada tiap
siklus tindakan ditujukan untuk memperoleh perbaikan proses pembelajaran itu sendiri, di samping sebagai usaha untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi
belajar siswa. Persentase kreativitas belajar siswa merupakan hasil pengolahan nilai dari aspek-sapek yang diamati yaitu mengemukakan ide, merumuskan ide
baru dan mengembangkan ide. Nilai dari ketiga aspek tersebut kemudian dirata- rata sehingga diperoleh nilai kreativitas belajar siswa.
Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dengan menerapkan model belajar dalam aspek kreativitas dan prestasi belajar siswa meningkat dibandingkan
dengan sebelum dilakukan tindakan. Aspek kreativitas siswa dalam mengemukakan ide meningkat menjadi 48,39, merumuskan ide meningkat
menjadi 38,71, dan mengembangkan ide meningkat menjadi 38,71. Aspek kreativitas rata-rata pada siklus I adalah 41,94. Aspek prestasi belajar siswa
dalam tes tingkat ketuntasan belajar mencapai 19,35 atau hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai di atas batas minimal yakni 7,00.
Hasil penelitian setelah dilaksanakan siklus II dengan strategi pembelajaran kooperatif model STAD adalah sebagai berikut; aspek kreativitas
siswa dalam mengemukakan ide meningkat dibandingkan dengan siklus I menjadi
commit to user
90
58,06, merumuskan ide baru oleh siswa dalam aspek kreativitas mengalami peningkatan menjadi 51,61, dan aspek kreativitas siswa mengembangkan ide
meningkat menjadi 58,06. Aspek kreativitas siswa rata-rata pada siklus II adalah sebesar 55,91. Hasil prestasi belajar siswa setelah mendapatkan tindakan siklus
II meningkat menjadi 51,61. Hasil penelitian setelah dilaksanakan siklus III atau siklus terakhir
dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat meningkatkan kreativitas siswa menjadi 74,19 dengan peningkatan
masing-masing aspeknya sebagai berikut; mengemukakan ide meningkat menjadi 77,42, merumuskan ide baru meningkat menjadi 74,19, dan aspek
mengembangkan ide meningkat menjadi 70,97. Pelaksanaan penelitian pada siklus III memberikan hasil yang memuaskan yaitu pada aspek prestasi belajar
siswa meningkat menjadi 74,19. Prestasi belajar siswa yang diukur dengan tes mengalami peningkatan
berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas batas minimal 7,00 mencapai 74,19 di siklus terakhir. Ketuntasan belajar 100 pada penelitian ini
belum tercapai yang ditunjukkan masih terdapat 25,81 siswa belum lulus atau kompeten. Hal ini dikarenakan pelaksanaan penelitian terhadap prestasi belajar
siswa dilakukan hanya dengan 1 kali tes teori tanpa dilaksanakkan program remidi dan pengayaan, sehingga ketuntasan belajar 100 belum tercapai.
Kreativitas dan prestasi belajar dalam penelitian ini mengalami perubahan-perubahan nilai tiap siklusnya, sehingga terjadi pertambahan nilai yang
berbeda-beda pula antar siklusnya. Hal ini dapat dijumpai dalam Tabel 21 berikut kurva pertambahan nilai berikut ini.
Tabel 21. Data Peningkatan Antar Siklus
No. Variabel Pengamatan
Pra Siklus dengan
Siklus I Siklus I
dengan Siklus II
Siklus II dengan
Siklus III 1
Kreativitas Belajar 8.60
11.83 19.35
2 Prestasi Belajar
19.35 32.26
22.58
commit to user
91
8,60 11,83
19,35 19,35
32,26 22,58
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
Pra Siklus dengan
Siklus I Siklus I
dengan Siklus II
Siklus II dengan
Siklus III
P e
rs e
n ta
s e
J u
m la
h S
is w
a
Kreativitas Belajar Siswa
Prestasi Belajar Siswa
Gambar 2. Kurva Pertambahan Nilai Antar Siklus
Pertambahan persentase peningkatan kreativitas siswa pada pra tindakan dengan siklus I sebesar 8,60. Pada siklus II tingkat kreativitas siswa mengalami
pertambahan nilai sebesar 11,83 dari siklus I, dan pada siklus III pertambahan persentase peningkatan pada kreativitas siswa adalah 19,35 dari siklus II.
Pertambahan persentase peningkatan pada kreativitas berdasarkan jumlah siswa yang terus mengalami kenaikan tidak diikuti pada peningkatan prestasi belajar
siswa. Jumlah siswa dengan nilai di atas batas minimal pada penelitian ini mengalami kenaikan dan penurunan pertambahan persentase peningkatannya.
Pertambahan persentase peningkatan prestasi belajar siswa antar siklus I dan siklus II sebesar 32,26, dan siklus II dengan siklus III sebesar 22,58.
Penurun persentase peningkatan prestasi belajar ini disebabkan oleh tingkat kemampuan dan intelegensi siswa yang berbeda-beda. Siswa dengan
kemampuan di bawah rata-rata masih mengalami kesulitan dalam penerapan prosedur pembelajaran model Jigsaw. Kesulitan siswa tersebut terlihat pada
proses diskusi pada tingkat kelompok ahli dan diskusi pada kelompok awal setelah selesai pelaksanaan diskusi kelompok ahli. Siswa dengan kemampuan di
bawah rata-rata pada umumnya mengalami kesulitan untuk menerima atau menangkap isi materi pembelajaran diskusi kelompok secara menyeluruh dan
kesulitaan dalam penyampaian isi materi yang diperoleh dalam kelompok ahli
commit to user
92
kepada anggota kelompok awal yang lain. Kesulitan siswa dengan kemampuan rata-rata juga terlihat dari kesiapan diri dalam keterlibatannya pada diskusi
kelompok ahli maupun kelompok awal. Daya pikir antisipasi terhadap kelemahan diri dalam menerima dan menyampaikan materi pada siswa sangat rendah, hal ini
terlihat dari sedikitnya jumlah catatan materi yang diperoleh sehingga berakibat terbatasnya penyampaian materi pada anggota kelompok yang lain. Penyampaian
dengan keterbatasan materi, media seperti gambar beserta penjelasan dan sikap bingung oleh siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata merupakan kendala
yang dihadapi pada penelitian tindakan kelas ini. Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar secara garis besar ditinjau
dari proses pembelajaran adalah sudah baik. Hal ini dipengaruhi oleh pelaksanaan pembelajaran yang dikemas lebih santai dengan meningkatkan komunikasi antar
guru dan siswa. Peran guru sebagai fasilitator, penggunaan media pembelajaran dan bentuk diskusi yang ditunjang dengan pemberian tanggung jawab kepada
siswa. Ditinjau dari keadaan siswa yaitu, dengan pembelajaraan kooperatif siswa lebih aktif dan antusias dalam mempelajari materi pelajaran. Siswa berusaha
menjaga kepercayaan yang diberikan guru untuk belajar mandiri terbimbing dengan belajar lebih disiplin. Motivasi untuk lebih unggul secara individu maupun
kelompok pada sebagian besar siswa juga sudah terlihat selama penelitian berlangsung. Kesimpulan akhir dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Classroom Action Research telah berhasil dengan hasil baik.
D. Keterbatasan Penelitian