Indikator-indikator Keunggulan dan kelemahan kurikulum 2013

Pembelajaran kontekstual menurut Hosnan 2014:267, merupakan konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang yang telah dilaksanakan sekolah dengan melibatkan siswa secara aktif. Siswa dilatih untuk dapat menemukan dan memahami materi pembelajaran serta mendorong siswa untuk mampu mengkaitkan materi pembelajaran yang diperolehnya dari kegiatan belajar tersebut dengan kehidupan sehari-hari.

b. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Berdasarkan pengertian dari pembelajaran kontekstual, maka menurut Sanjaya 2006:256, ada 5 karakteristik penting dalam pembelajaran kontekstual, yaitu: 1 Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada activiting knowledge, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan sebelumnya, dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh. 2 Pembelajaran dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru acquiring knowledge. Pengetahuan baru ini diperoleh dengan cara mempelajari secara keseluruhan terlebih dahulu, kemudian baru memperhatikan detailnya. 3 Pemahaman pengetahuan understanding knowledge, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan hanya sekedar dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini. 4 Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman applying knowledge . Siswa harus mampu mempraktikan pengetahuan dan pengalaman belajarnya dalam kehidupan sehari-hari mereka, sehingga akan ada perubahan perilaku yang mereka tunjukkan setelah proses belajar. 5 Melakukan refleksi reflecting knowledge terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Kegiatan ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan srtategi. Karakteristik pembelajaran kontekstual juga dikemukakan oleh Fellows 2000 dalam Komalasari 2011: 10-11, dimana ada enam karakteristik yang diuraikan sebagai berikut: 1 Berbasis masalah problem-based, dimana siswa dituntut untuk meggunakan kemampuan berpikir kritis serta menggunakan beragai disiplin ilmu untuk mengkaji dan memecahkan suatu masalah atau isu yang berkaitan dengan kehidupan siswa dalam keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. 2 Penggunaan berbagai konteks using multiple contexts, pengalaman peserta didik diperkaya ketika mereka belajar ketrampilan di dalam berbagai konteks, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. 3 Penggambaran keanekaragaman siswa drawing upon student diversity , peserta didik harus mampu bekerjasama dan menghormati perbedaan dan sejarah masing-masing, meluaskan perspektif, dan membangun keterampilan inter- personal. 4 Pendukung pembelajaran pengaturan diri supporting self- regulated , dalam pembelajaran kontekstual perlu mempertimbangkan prinsip trial-error, menyediakan waktu dan struktur untuk refleksi, dan menyediakan cukup dukungan untuk membantu siswa pindah dari ketergantungan kepada belajar mandiri. 5 Penggunaan kelompok belajar yang saling ketergantungan using interdependent learning groups, dalam praktiknya harus ada belajar kelompok atau masyarakat belajar untuk memperoleh berbagai pengetahuan, memusatkan pada tujuan,

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada Materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di Kabupaten Gunungkidul.

0 0 211

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di Kabupaten Bantul.

0 0 232

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan kepuasan belajar siswa : survai pada siswa di SMA Negeri 1 Wates, Negeri 2 Wates, dan BOPKRI 1 Wates tahun ajaran 2012/2013.

0 3 186