Pembelajaran kontekstual menurut Hosnan 2014:267, merupakan konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata
ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari
proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran kontekstual
adalah suatu strategi pembelajaran yang yang telah dilaksanakan sekolah dengan melibatkan siswa secara aktif. Siswa dilatih untuk
dapat menemukan dan memahami materi pembelajaran serta mendorong siswa untuk mampu mengkaitkan materi pembelajaran
yang diperolehnya dari kegiatan belajar tersebut dengan kehidupan sehari-hari.
b. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan pengertian dari pembelajaran kontekstual, maka menurut Sanjaya 2006:256, ada 5 karakteristik penting dalam
pembelajaran kontekstual, yaitu: 1 Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan
yang sudah ada activiting knowledge, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan sebelumnya, dengan
demikian pengetahuan
yang diperoleh
siswa adalah
pengetahuan yang utuh. 2 Pembelajaran dalam rangka memperoleh dan menambah
pengetahuan baru acquiring knowledge. Pengetahuan baru ini diperoleh dengan cara mempelajari secara keseluruhan terlebih
dahulu, kemudian baru memperhatikan detailnya. 3 Pemahaman pengetahuan understanding knowledge, artinya
pengetahuan yang diperoleh bukan hanya sekedar dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini.
4 Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman applying knowledge
. Siswa harus mampu mempraktikan pengetahuan dan pengalaman belajarnya dalam kehidupan sehari-hari
mereka, sehingga akan ada perubahan perilaku yang mereka tunjukkan setelah proses belajar.
5 Melakukan refleksi reflecting knowledge terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Kegiatan ini dilakukan sebagai
umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan srtategi.
Karakteristik pembelajaran kontekstual juga dikemukakan oleh Fellows 2000 dalam Komalasari 2011: 10-11, dimana ada enam
karakteristik yang diuraikan sebagai berikut: 1 Berbasis masalah problem-based, dimana siswa dituntut
untuk meggunakan
kemampuan berpikir
kritis serta
menggunakan beragai disiplin ilmu untuk mengkaji dan memecahkan suatu masalah atau isu yang berkaitan dengan
kehidupan siswa dalam keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. 2 Penggunaan berbagai konteks using multiple contexts,
pengalaman peserta didik diperkaya ketika mereka belajar ketrampilan di dalam berbagai konteks, yaitu keluarga,
sekolah, dan masyarakat. 3 Penggambaran keanekaragaman siswa drawing upon student
diversity , peserta didik harus mampu bekerjasama dan
menghormati perbedaan
dan sejarah
masing-masing, meluaskan perspektif, dan membangun keterampilan inter-
personal. 4 Pendukung pembelajaran pengaturan diri supporting self-
regulated ,
dalam pembelajaran
kontekstual perlu
mempertimbangkan prinsip trial-error, menyediakan waktu dan struktur untuk refleksi, dan menyediakan cukup dukungan
untuk membantu siswa pindah dari ketergantungan kepada belajar mandiri.
5 Penggunaan kelompok belajar yang saling ketergantungan using interdependent learning groups, dalam praktiknya
harus ada belajar kelompok atau masyarakat belajar untuk memperoleh berbagai pengetahuan, memusatkan pada tujuan,