Aspek-aspek dalam komunikasi Komunikasi

kejujuran, etika, dan moral. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007:437, integritas merupakan mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan. Integritas juga diartikan sebagai kejujuran. Berdasarkan pengertian interitas di atas, penelitian ini berfokus pada salah satu sifat keteladanan dalam integritas yaitu kejujuran. Kejujuran merujuk pada suatu karakter moral yang mempunyai sifat-sifat positif, penuh kebenaran, dan lurus sekaligus tiadanya bohong, curang, ataupun mencuri. Kejujuran saat ini menjadi barang langka baik dalam dunia pendidikan, politik, perdagangan, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya kejujuran diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari seperti di sekolah agar siswa mempunyai pribadi yang baik dan tidak mau untuk merugikan orang lain, seperti: korupsi atau mendapatkan nilai ujian yang bagus dengan cara mencontek. Menurut Kodsinco 2011:1-2 dalam Yaumi 2014: 65-66, menguraikan beberapa hakikat dari kejujuran, sebagai berikut: 1 Ketika kita mengatakan benar, kita sedang melakukan kejujuran. 2 Kita melakukan kejujuran ketika kita bertindak sesuai dengan yang dipikirkan. 3 Kita jujur ketika mengatakan yang benar sekalipun orang lain tidak setuju. Menurut Kesuma, dkk 2011: 16, jujur merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya. Ungkapan tersebut dapat berupa ungkapan dalam bentuk perasaan, kata-kata, dan perbuatan. Pengertian tentang kejujuran sendiri diungkapakan oleh Rachman dan Sofan 2012:388 dalam Yaumi 2014:87, yang berpendapat bahwa jujur adalah kesesuaian ucapan yang dikemukakan dengan kenyataan atau fakta, dikemukakan dengan kesadaran dari dalam hati. Kejujuran menurut Yaumi 2014: 87-89 sendiri diartikan sebagai kesesuaian antara ucapan lisan dengan perbuatan. Kejujuran juga dapat diyakini sebagai suatu kesesuaian antara yang lahir dan yang batin. Jujur adalah perilaku seseorang yang menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka makna kejujuran adalah sebagai berikut: 1 Kesesuaian antara yang lahir dan yang batin 2 Perkataan, tindakan, dan pekerjaan dapat dipercaya 3 Perbuatan tulus, ikhlas, benar, setia, adil, dan lurus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Pikran, perasaan, dan perbuatan yang benar 5 Sesuatu yang benar yang dikemukakan dengan kesadaran dari dalam hati. Ciri-ciri orang jujur menurut Kesuma, dkk 2011: 17, adalah sebagai berikut: 1 berinisiatif untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah kebenaran 2 berkata tidak berbohong benar apa adanya 3 adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya.

b. Karakter-karakter yang Baik

Mengacu pada teori “Virtues” Lickona 2014: 74-87 pengembangan nilai kejujuran pada diri siswa dimulai dari proses pemahaman tentang nilai-nilai kejujuran moral knowing, kemudian mampu merasakan nilai-nilai kejujuran moral feeling, dan akan melahirkan tindakanperbuatan jujur moral action. Adapun penjelasan tentang nilai-nilai kejujuran tersebut antara lain: 1 Pengetahuan Moral moral knowing Ada beragam pengetahuan moral yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi tujuan pendidikan karakter: a Kesadaran moral Kesadaran moral adalah tanggung jawab untuk menggunakan akal dan melihat kapan sebuah situasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membutuhkan penilaian moral kemudian memikirkan dengan cermat pertimbangan apakah yang benar untuk tindakan tersebut. b Mengetahui nilai-nilai moral Nilai moral seperti menghormati kehidupan dan kemerdekaan, bertanggung jawab terhadap orang lain, kejujuran, keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri, integritas, belas kasih, kedermawanan, dan sopan santun adalah faktor penentu dalam membentuk pribadi yang baik. c Pengambilan perspektif Pengambilan perspektf adalah kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi dari sudut pandang orang lain, membayangkan bagaimana mereka berpikir, bereaksi, dan merasa. d Penalaran moral Penalaran moral adalah memahami makna sebagai orang yang bermoral dan mengapa kita harus bermoral. e Membuat keputusan Keterampilan pengambilan keputusan reflektif adalah mampu memikirikan langkah yang mungkin akan diambil seseorang yang sedang menghadapi persoalan moral. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f Memahami diri sendiri Memahami diri sendiri merupakan pengetahuan moral yang paling sulit dikuasai, tetapi penting bagi pengembangan karakter. Untuk menjadi orang yang bermoral diperlukan kemampuan mengulas perilaku diri sendiri dan mengevaluasi secara kritis. 2 Perasaan Moral moral feeling Ada beberapa aspek moral emosional berikut ini, antara lain: a Hati nurani Hati nurani memiliki dua sisi yaitu sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi kognitif menuntun kita dalam menentukan hal yang benar, sedangkan sisi emosional menjadikan kita merasa berkewajiban untuk melakukan hal yang benar. b Penghargaan diri self-esteem Dalam pengembangan penghargaan diri yang positif harus berdasarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, kejujuran, dan keluhuran budi, serta keyakinan terhadap kapasitas untuk menjadi orang baik. c Empati Empati adalah kemampuan mengenali, atau merasakan, keadaan yang tengah dialami orang lain. d Mencintai kebaikan

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada Materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di Kabupaten Gunungkidul.

0 0 211

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di Kabupaten Bantul.

0 0 232

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan kepuasan belajar siswa : survai pada siswa di SMA Negeri 1 Wates, Negeri 2 Wates, dan BOPKRI 1 Wates tahun ajaran 2012/2013.

0 3 186