Pengertian Integritas Pribadi Kejujuran

f Memahami diri sendiri Memahami diri sendiri merupakan pengetahuan moral yang paling sulit dikuasai, tetapi penting bagi pengembangan karakter. Untuk menjadi orang yang bermoral diperlukan kemampuan mengulas perilaku diri sendiri dan mengevaluasi secara kritis. 2 Perasaan Moral moral feeling Ada beberapa aspek moral emosional berikut ini, antara lain: a Hati nurani Hati nurani memiliki dua sisi yaitu sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi kognitif menuntun kita dalam menentukan hal yang benar, sedangkan sisi emosional menjadikan kita merasa berkewajiban untuk melakukan hal yang benar. b Penghargaan diri self-esteem Dalam pengembangan penghargaan diri yang positif harus berdasarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, kejujuran, dan keluhuran budi, serta keyakinan terhadap kapasitas untuk menjadi orang baik. c Empati Empati adalah kemampuan mengenali, atau merasakan, keadaan yang tengah dialami orang lain. d Mencintai kebaikan Ciri lain dari bentuk karakter yang tertinggi adalah ketertarikan murni, yang tidak dibuat-buat ada kebaikan. Jika orang mencintai kebaikan, mereka akan merasa senang melakukan kebaikan. e Kontrol diri Kontrol diri merupakan pekerti moral yang penting. Kontrol diri dapat menjadi pengendali emosi, karena jika tidak dapat mengontrol diri, emosi dapat menghanyutkan akal. f Kerendahan hati Kerendahan hati merupakan pekerti moral yang kerap diabaikan padahal pekerti ini merupakan bagian penting dari karakter yang baik. Kerendahan hati adalah bagian dari pemahaman diri. 3 Tindakan Moral moral action Dalam tindakan moral terdapat tiga aspek yaitu kompetensi, kemauan, dan kebiasaan. a Kompetensi Kompetensi moral adalah kemampuan mengubah pertimbangan dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif. b Kemauan Kemauan diperlukan untuk menjaga emosi agar tetap terkendali oleh akal. Kemauan juga dibutuhkan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melihat dan memikirkan suatu keadaan melalui seluruh dimensi moral. c Kebiasaan Kebiasaan merupakan faktor pembentuk perilaku moral.

5. Minat Belajar

a. Pengertian minat

Salah satu kunci keberhasilan pembelajaran terletak pada peserta didik yang menjadi pusat dari kegiatan belajar-mengajar, dimana diperlukan minat untuk dapat mendorong peserta didik mengikuti pembelajaran dengan baik. Menurut Slameto 2010: 180, minat diartikan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Selanjutnya dituliskan bahwa pada dasarnya minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat yang dimiliki. Secara lebih sederhana minat menurut Syah 2003:151 adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Menurut Khairani 2015: 90, minat adalah gejala psikologis yang menunukkan adanya pengertian subjek terhadap objek yang menjadi sasaran. Objek tersebut menarik perhatian dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada subjek tersebut. Hurlock 1978:114, minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Sebaliknya, kesenangan merupakan minat yang sementara. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. Minat merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan yang nantinya dapat mendatangkan kepuasan, yang mana kepuasan itu akan mempengaruhi kadar minat seseorang. Minat menurut Winkel 2007:212 lebih diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu. Subjek akan merasa merasa senang mempelajari materi itu. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu gejala psikologis yang mendorong seseorang untuk mengungkapkan perasaan ketertarikan terhadap sesuatu. Ungkapan tersebut akan dilakukan secara sadar dan menimbulkan perasaan senang serta seseorang akan mendalami sesuatu yang menjadi objek dari minat tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada Materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di Kabupaten Gunungkidul.

0 0 211

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di Kabupaten Bantul.

0 0 232

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan kepuasan belajar siswa : survai pada siswa di SMA Negeri 1 Wates, Negeri 2 Wates, dan BOPKRI 1 Wates tahun ajaran 2012/2013.

0 3 186