Penilaian Kinerja Supervisor Quality Control

Bawahan juga mengapresiasi supervisor logistic dalam bidang karaktteristik pribadi dan keahlian teknis yang ditunjukkan adanya gap yang positif dibandingan dengan penilaian yang dilakukan dengan diri sendiri. Namun, bawahan masih menganggap bahwa kemampuan supervisor logistic dalam bersosial masih kurang memuaskan yang ditunjukkan dengan adanya gap negatif yang diperlihatkan daari hasil penilaian. Oleh sebab itu, supervisor logistic lebih diharapkan untuk menjalin komunikasi dan kerja sama yang lebih baik dengan bawwahan.

6.7. Analisis Penilaian Hasil Kinerja Integrasi

Adapun hasil dari kinerja integrasi yang diperoleh dari penilaian supervisor dapat dilihat pada tabel 6.8 berikut. Tabel 6.8. Hasil Kinerja Integrasi Supervisor Subvariabel Nilai Integrasi Supervisor Keuangan Personalia QC Produksi Logistik Kejujuran 0.34 0.36 0.31 0.30 0.31 Disiplin 0.39 0.34 0.39 0.33 0.32 Loyalitas 0.27 0.22 0.26 0.24 0.26 Tanggung Jawab 0.36 0.33 0.40 0.40 0.36 Kemandirian Kerja 0.32 0.37 0.36 0.32 0.32 Kepemimpinan 0.37 0.34 0.35 0.39 0.32 Kualitas Kerja 0.43 0.45 0.49 0.45 0.47 Kuantitas Kerja 0.41 0.39 0.35 0.34 0.38 Komunikasi 0.12 0.11 0.12 0.13 0.14 Etika 0.16 0.17 0.14 0.20 0.17 Kem. Motivasi 0.11 0.10 0.10 0.10 0.12 Kerja Sama 0.19 0.18 0.15 0.18 0.15 Nilai Integrasi

3.45 3.37

3.41 3.39

3.31 Tabel 6.8. menunjukkan bahwa seluruh supervisor memiliki kinerja yang baik dalam periode ini. Namun, terdapat beberapa subvariabel yang harus dikperhatikan dan diperbaiki karena memiliki nilai integrasi yang relative kecil dibandingkan subvariabel yang lainnya, yaitu khususnya dalam variabel keahlian hubungan antar-manusia dimana kemampuan komunikasi, kemampuan memotivasi sesame karyawan. Bertingkah laku di perusahaan serta bekerja sama perlu ditingkatkan lagi.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Supervisor merupakan salah satu unsur penting dalam menjalankan suatu badan usaha atau organisasi karena berperan di bagian lini tengah yang menjembatani antara atasan pembuat kebijakan dan bawahan yang berhubungan langsung dengan operasional pelaksana lapangan. 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pengukuran kinerja supervisor yang dapat digunakan adalah karakteristik pribadi, keahlian teknis, dan keahlian hubungan antar-manusia. Masing-masing variabel tersebut memiliki empat subvariabel. Karakteristik pribadi terdiri atas subvariabel kejujuran, disiplin, loyalitas dan anggung jawab. Keahlian teknis terdiri atas subvariabel kemandirian kerja, kepemimpinan, kualitas kerja, an kuantitas kerja. Keahlian hubungan antar-manusia terdiri atas subvariabel komunikasi, etikatingkah laku, kemampuan motivasi, dan kerja sama. Hasil perhitungan AHP menunjukkan bobot masing-masing subvariabel, yaitu : kualitas kerja 0,1366, kuantitas kerja 0,1153, tanggung jawab 0,108, disiplin 0,1047, kepemimpinan 0,1009, kemandirian kerja 0,0995, kejujuran 0,0949, loyalitas 0,0731, kerja sama 0,0541, etika 0,0509, komunikasi 0,0342, dan kemampuan