Penilaian Kinerja Supervisor Produksi

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Supervisor merupakan salah satu unsur penting dalam menjalankan suatu badan usaha atau organisasi karena berperan di bagian lini tengah yang menjembatani antara atasan pembuat kebijakan dan bawahan yang berhubungan langsung dengan operasional pelaksana lapangan. 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pengukuran kinerja supervisor yang dapat digunakan adalah karakteristik pribadi, keahlian teknis, dan keahlian hubungan antar-manusia. Masing-masing variabel tersebut memiliki empat subvariabel. Karakteristik pribadi terdiri atas subvariabel kejujuran, disiplin, loyalitas dan anggung jawab. Keahlian teknis terdiri atas subvariabel kemandirian kerja, kepemimpinan, kualitas kerja, an kuantitas kerja. Keahlian hubungan antar-manusia terdiri atas subvariabel komunikasi, etikatingkah laku, kemampuan motivasi, dan kerja sama. Hasil perhitungan AHP menunjukkan bobot masing-masing subvariabel, yaitu : kualitas kerja 0,1366, kuantitas kerja 0,1153, tanggung jawab 0,108, disiplin 0,1047, kepemimpinan 0,1009, kemandirian kerja 0,0995, kejujuran 0,0949, loyalitas 0,0731, kerja sama 0,0541, etika 0,0509, komunikasi 0,0342, dan kemampuan motivasi 0,0305. Berdasarkan bobot subvariabel di atas, maka disusun Nilai Kinerja Individu NKI supervisor sebagai berikut : NKI = 0,0949X 1.1 + 0,1047X 1.2 + 0,0731X 1.3 + 0,108X 1.4 + 0,0995X 2.1 + 0,1009 X2.2 + 0,1366 X2.3 + 0,1153X 2.4 + 0,0342X 3.1 + 0,0509X 3.2 + 0,0305X 3.3 + 0,0514X 3.4 3. Kinerja supervisor keuangan terdapat gap yang positif yang menunjukkan adanya kesesuain terhadap penilaian sendiri dengan atasan maupun bawahan. 4. Kinerja supervisor personalia terdapat gap yang negatif yang menunjukkan adanya perbedaan terhadap penilaian sendiri dengan atasan maupun bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja supervisor personalia masih belum sesuai dengan yang diharaapkan atasan maupun bawahan. 5. Kinerja supervisor quality control terdapat gap yang negatif yang menunjukkan ketidaksesuaian kinerja sendiri dengan yang diharapkan oleh atasan maupun bawahan. Namun, 6. Penilaian atasan maupun bawahan dari supervisor produksi menunjukkan adanya ketidaksesuaian dari apa yang diharapkan supervisor produksi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gap negatif yang terjadi untuk seluruh variabel penilaian kinerja yang dilakukan. 7. Kinerja supervisor logistik terdapat gap yang positif yang menunjukkan adanya kesesuain terhadap penilaian sendiri dengan atasan maupun bawahan. Namun, supervisor logistic diharapkan dapat meningkatkan