b. Open inquiry inkuiri terbuka atau bebas. Pada tingkat ini peran guru sebagai fasilitator
dalam proses pembelajaran IPA sejauh yang diminta oleh peerta didik. Peserta didik diberikan kebebasan dan inisiatif dalam memikirkan bagaimana akan memecahkan
masalah yang dihadapinya. Peserta didik sendiri yang menentukan topik yang akan diteliti, menentukan hipotesis, menentukan pertanyaan, dan masalah yang akan
dipecahkan, menentukan alat dan bahan yang digunakan, merangkai alat sendiri, mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh. Open inquiry mengoptimalkan
kemandirian peserta didik, kemampuan berpikir kritis dan logis, serta dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
39
Menurut Khoirul Anam membedakan inkuiri menjadi empat tingkatan yaitu sebagai berikut :
a. Inkuiri terkontrol
Inkuiri terkontrol merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah atau topik pembelajaran berasal dari guru atau bersumber dari buku teks yang ditentukan oleh guru.
b. Inkuiri terbimbing
Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan inkuiri dimana siswa bebas menentukan gaya belajar, namun tetap sesuai dengan bimbingan dari guru.
c. Inkuiri terencana
Inkuiri terencana merupakan kegiatan inkuiri dimana siswa dan guru terlibat aktif dalam seluruh proses pembalajaran, mulai dari pemilihan tematopik, prose belajar hingga
model penugasan
39
Ibid. h. 85
d. Inkuiri bebas
Inkuiri terencana merupakan kegiatan inkuiri dimana siswa belajar secara mandiri; mereka membangun masalah dan memecahkan masalah tersebut dengan usaha mereka
sendiri. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
40
Peserta didik memulai proses inquiry dengan pertanyaan- pertanyaan yang menarik tentang suatu bahan pelajaran. Peserta didik dapat bekerja secara individual atau dlam
kelompok kecil untuk mengeksplorasi bahan pelajaran, melakukan observasi, dan menemukan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan tersebut. Pendidik berperan sebagai
fasilitator dan membimbing selama proses penemuan berlangsung.
Pendidik berperan menyiapkan pertanyaan pembuka untuk mengawali kegiatan penyelidikan, menyediakan bahan pelajaran, mengawasi peserta didik
selama proses penyelidikan, membantu peserta didik dalam menjaga pertanyaan- pertanyaan
discovery
tetap tertanam dalam benak mereka, mengarahkan kegiatan penemuan, dan memberikan informasi- informasi tertentu yang mereka perlukan.
Bantuan yang diberikan kepada peserta didik bisa dalam bentuk informasi atau pertanyaan- pertanyaan yang akan membimbing pikiran mereka ke arah prosedur-
prosedur yang dapat dilakukan. Pendidik hanya memberikan bantuan seperlunya saja
40
Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi ,Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2015 ,h, 16.
untuk memastikan peserta didik tidak menjadi putus asa, kemudian gagal dalam melakukan penemuan bahkan sampai menyerah.
8. Prinsip-Prinsip Penggunaan Inquiry Learning
Inquiry Learning
memiliki beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
setiap guru. Prinsip- prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama darai inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar. b.
Prinsip interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara peserta
didik maupun interaksi peserta didik dengan guru, bahkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan taau pengatur interaksi sendiri.
c. Prinsip bertanya
Banyak jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk
mengambangkn kemampuan, atau bertanya untuk menguji. d.
Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan oatak secara maksimal. e.
Prinsip keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin
saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan dan nalarnya.
9. Keunggulan dan Kelemahan Inquiry Learning
a. Keunggulan
Adapun keunggulan
Inquiry Learning
adalah sebagai berikut :
1 Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara
seimbang. 2
Peserta didik menjadi aktif dalam mencari dan mengolah sendiri informasi 3
Peserta didik mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide secara lebih baik 4
Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
5 Peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata tidak akan terhambat oleh
peserta didik yang lemah dalam belajar. 6
Membantu peserta didik dalam menggunakan ingatan dalam transfer konsep yang dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar yang baru.
7 Mendorong peserta didik untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
8 Dapat membentuk dan mengembangkan konsep sendiri self-concept pada diri siswa
sehingga secara psikologis peserta didik lebih terbuka terhadap pengalaman baru, berkeinginan untuk selalu mengambil dan mengeksploitasi kesempatan-kesempatan
yang ada. 9
Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber balajar.
b. Kelemahan
Kelemahan- kelemahan model inquiry learning adalah sebagai berikut : 1
Jika guru tidak dapat merumuskan teka-teki atau pertanyaan kapada peserta didik dengan baik, untuk memecahkan permasalah secara sistematis, maka akan membuat
murid lebih bingung dan tidak terarah . 2
Kadang kala guru mengalami kesulitan dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.
3 Dalam implementasinya memerlukan waktu panjang sehingga guru sering sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan. 4
Pada sistem klasikal dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak; penggunaan pendekatan ini sukar untuk dikembangkan dengan baik.
5 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi, maka pembelajaran ini sulit diimplementasikan oleh guru
41
.
41
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta : Kencana, 2006h. 194.