Pengertian Model Inquiry Learning

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa inquiry adalah suatu cara atau teknik yang digunakan guru dimana peserta didik diajak untuk mencari tahu sendiri dan menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan. Dalam pembelajaran peserta didik berperan aktif dan menemukan sendiri inti dari materi pembelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik. 2. Ciri utama inquiry learning Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama inquiry learning adalah sebagai berikut : a. Pendekatan inquiry learning menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inquiry learning menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelarajan itu sendiri. b. Seluruh aktivitas peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. c. Pendekatan inquiry learning mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dalam pendekatan inquiry learning peserta didik tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimikinya. 28

3. Sintaks atau langkah- langkah proses pembelajaran inquiry

Langkah- langkah pembelajaran inquiry sebagai berikut : 28 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta :Kencana.2006, h.196- 197. a. Indentifikasi dan klarifikasi persoalan. Persoalan dapat diajukan oleh guru maupun peserta didik. Permasalahan yang diajukan harus disesuaikan dengan peserta didik, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. b. Membuat hipotesis. Peserta didik berkolaborasi dengan guru dalam menyusun hipotesis. c. Mengumpulkan data. Agar dapat menjawab hipotesis yang dibuat maka langkah berikutnya adalah mengumpulkan data. Pengumpulan data pada materi IPA mempunyai karakteristik yang khas untuk masing- masing bidang kajian. Pengumpulan data dapat dilakukan di lingkungan sekitar dan laboratorium. d. Menganalisis data. Data dianalisis untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Proses analisis data sebaiknya didampingi atau dibantu oleh guru. Bantuan yang diberikan guru ditujukan untuk membimbing memperoleh konsep IPA yang benar. e. Mengambil kesimpulan. Kesimpulan diambil setelah proses- proses sebelumnya diselesaikan semua sehingga dapat merumuskan kesimpulan yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan. 29 Secara umum Sanjaya mengemukakan bahwa proses pembelajaran dengan mengguanakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 30 a. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah orientasi dalam inquiry, pendidik merangsang dan mengajak 29 Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati. Metodologi Pembelajaran Ipa Jakarta :Bumi Aksara,2014, h. 82- 83 30 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta : Kencana, 2006, h.199 peserta didik untuk berpikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah : 1 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik. 2 Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inquiry serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. 3 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik. b. Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk berpikir memecahkan teka teki itu. Beberapa hal yang harus diperhatiakan dalam merumuskan masalah, diantaranya: 1 Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh peserta didik. Peserta didik akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, pendidik sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, pendidik hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada peserta didik.

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PRAKTIKUM VIRTUAL TERHADAP PENINGKATAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH DI SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNG

1 6 198

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS PERFORMANCE ASSESSMENT TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS VII PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

3 22 221

PENGARUH PRAKTIKUM VIRTUAL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG

5 26 155

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN RBL (RESOURCE BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK MATERI BIOLOGI KELAS X SMA

2 18 192

PENGARUH PERFORMANCE ASSESMENT DENGAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG

0 1 170

Pengaruh performance assesment dengan pendekatan jelajah alam sekitar terhadap keterampilan proses sains dan konsep diri peserta didik SMP Negri 19 Bandar Lampung

0 0 170

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI PENERAPAN MODEL BOUNDED INQUIRY LABORATORY PESERTA DIDIK KELAS XI MIA 2 DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO.

0 0 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LAB TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 112

PENGARUH MODEL RESOURCE BASED LEARNING (RBL) DISERTAI TEKNIK DIAGRAM FISHBONE TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH (Studi Quasi Eksperimen Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 7 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 201

0 5 317

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TIPE 7E TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) PADA MATERI ORGANISASI TINGKAT JARINGAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA DI SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 106