mengembangkan kemampuan berpikirnya. Dengan demikian, menurut teori Gestalt, pembelajaran inkuiri sangat sesuai bila diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
5. Sistem sosial dan sistem pendukung model inquiry learning
a. Sistem sosial model inquiry learning
Sistem sosial yang mendukung adalah kerjasama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat. Dalam proses kerjasama, interaksi peserta didik harus didorong
dan digalakkan. Lingkungan intelektual ditandai oleh sifat terbuka terhadap berbagai ide yang relevan. Partisipasi guru dan peserta didik dalam pembelajaran dilandasi
oleh paradigma persamaan derajat dalam mengakomodasikan segala ide yang berkembang.
36
b. Sistem pendukung model inquiry learning
Sistem pendukung model
inquiry learning
adalah kondisi kelas yang dipersiapkan, pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik, modul atau LKS,
pemahaman proses dari model
inquiry.
6. Dampak intruksional dan pengiring model inquiry learning
a. Dampak intruksional model inquiry learning
Dampak instruksional model
inquiry learning
adalah: a dapat meningkatkan keterampilan ilmiah yang dimiliki oleh peserta didik,b dapat membantu peserta
didik dalam menemukan ide- ide yang lebih baik,c mendorong peserta didik
36
Hidayatul fitriya, “Model Pembelajaran Problem Question Investigation Game PQIG
Berbasis Inquiry Training dengan Tipe Numbered Head Together NHT ” on-line, tersedia di
http:hidayatulfitriya.blogspot.co.id201402model-pembelajaran-problem-question.html 28 maret 2016
bekerja dan berfikir,bersikap jujur dan terbuka d mengajarkan peserta didik untuk menentukan suatu kesimpulan dan keputusan secara objektif.
b. Dampak pengiring model inquiry learning
Dampak pengiring model
inquiry learning
adalah a membangun komitmen peserta didik terhadap penemuan ilmiah,b peserta didik lebih tertarik dan berminat
dalam melaksanakan proses belajar karena kelas yang kondusif dan mendapat motivasi dari guru,c peserta didik lebih aktif dengan mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan dari guru,d mendapat pengalaman belajar yang baik.
37
7. Tipe- tipe inquiry learning
Pembelajaran
inquiry
dapat diklasifikasi menjadi beberapa bagian berdasarkan sintaks atau langkah- langkah pembelajaran.
Inquiry
dibedakan menjadi lima tingkatan, yaitu :
a. Praktikum traditional hand-on. Tingkatan ini merupakan inquiry yang paling sederhana,
dimana semua perlengkapan untuk inquiry sudah disediakan oleh guru, mulai dari buku petunjuk, alat, dan bahan praktikum. Guru berperan selalu memberikan bimbingan pada
peserta didik. b.
Pengalaman sains terstruktur struktured science exsperiences. Pada tingkat ini, guru berperan menentukan topik dan pertanyaan, memberikan petunjuk atau prosedur
37
Hidayatul fitriya, “Model Pembelajaran Problem Question Investigation Game PQIG
Berbasis Inquiry Training dengan Tipe Numbered Head Together NHT ” on-line, tersedia di
http:hidayatulfitriya.blogspot.co.id201402model-pembelajaran-problem-question.html 28 maret 2016.
praktikum, alat dan bahan praktikum, sedangkan analisis hasil penelitan dan kesimpulan dilaksanakan oleh peserta didik .
c. Inkuiri terbimbing guided inquiry. Pada tingkat ini peserta didik diberi kesempatan
untuk merumuskan prosedur praktikum, menganalisis hasil, dan membuat kesimpulan . Sedangkan dalam menentukan topik, pertanyaan, serta alat dan bahan praktikum guru
hanya sebagai fasilitator. d.
Inkuiri peserta didik mandiristudent directed inquiry. Pada tingkat ini peserta didik telah diberikan tanggung jawab penuh terhadap proses belajarnya, guru hanya berperan
membimbing dalam menentukan topik dan pengembangan pertanyaan. e.
Penelitian peserta didik merupakan tipe inkuiri yang paling kompleks dan peserta didik bertanggung jawab secara penuh.
38
Kindsvatter dkk, membedakan antara dua macam inkuiri berdasarkan peran guru dalam melakukan penyelidikan, yaitu :
a. Guided inquiry penyelidikan terarah. Pada tingkat ini pearan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran dengan penyelidikan sangat besar, guru berperan menentukan topik penelitian yang akan dilakukan, mengembangkan pertanyaan- pertanyaan yang
terkait dengan topik yang akan diselidiki, menentukan prosedur atau langkah- langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik, membimbing peserta didik dalam menganalisis
data, menyediakan worksheet pertanyaan- pertanyaan yang telah berbentuk kolom- kolom sehingga peserta didik cukup melengkapi dan membantu membuat kesimpulan.
38
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati. METODOLOGI PEMBELAJARAN IPA , Jakarta :Bumi Aksara,2014, h. 84.