Sedangkan menurut Nuryani Y Rustaman dkk, bentuk- bentuk keterampilan proses yaitu sebagai berikut :
67
a. Observasi, harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya
b. Interpretasi, harus menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola
c. Klasifikasi, harus ada kesempatan mencari menemukan persamaan, dan perbedaan,
atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokan,atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk
d. Prediksi, harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat mengajukan dugaan atau
ramalan e.
Berkomunikasi, harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah kebentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian kebentuk bagan atau tabel kebentuk grafik
f. Berhipotesis, dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji
pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau membuktikan
g. Merencanakan percobaan atau penyelikdikan, harus memberi kesempatan untuk
mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat dan bahan yang akan digunakan h.
Menerapkan konsep dan prinsip, harus memuat konsepprinsip yang akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya.
i. Mengajukan pertanyaan, harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil,
tidak bias atau kontraktif agar responden atau siswa termottivasi untuk bertanya.
67
Nuryani Y, Rustaman, et. al. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia,2003, h. 194.
Berdasarkan paparan diatas, maka yang menjadi indikator dalam penilaian keterampilan proses adalah : 1observasi, 2mengklasifikasikan, 3menafsirkan, 4
mengajukan pertanyaan, dan 5 mengkomunikasikan.
4. Mengukur Keterampilan Proses Sains
Untuk evaluasi keterampilan proses akan dibahas karakteristik butir KPS, penyusunan butir soal KPS dan pemberian skor butir KPS.
a. Karakteristik pokok uji KPS
Secara umum, butir soal KPS dapat dibedakan dari pokok uji penguasaan konsep. Pokok uji
–pokok uji keterampilan proses memiliki beberapa karakteristik. 1
Pokok uji keterampilan proses tidak boleh dibebani konsep non concept burdan. Hal ini diupayakan agar pokok uji tersebut tidak rancu dengan pengukuran penguasaan
konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusun pokok uji sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa dekat dengan
keadaan sehari- hari siswa. 2
Pokok uji keterampilan proses mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh responden atau siswa, informasi dalam pokok uji keterampilan proses dapat
berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian objek aslinya. 3
Aspek yang akan diukur oleh pokok uji keterampilan proses harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misalnya interpretasi.
4 Sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.
b. Penyusunan pokok uji KPS
Penyusunan pokok uji KPS menurut penguasaan masing- masing jenis keterampilan prosesnya sebaiknya dipilih satu konsep tertentu untuk dijadikan
konteks, dengan mengingat karakteristik jenis keterampilan proses yang akan diukur, sajikan sejumlah informasi yang perlu diolah, setelah itu siapkan
pertanyaan yang dimaksudkan untuk memperoleh jawaban yang diharapkan. Tentukan pula bagaimana bentuk respon yang diminta, misalnya memberi tanda
silang pada huruf abc atau memberi tanda cek dalam kolom yang sesuai, atau menuliskan jawaban singkat tiga buah, atau bentuk lainnya.
c. Pemberian skor pokok uji KPS
Sebagaimana pokok uji pada umumnya, pokok uji keterampilan proses perlu diberi skor dengan cara tertentu. Setiap respon yang benar diberi skor dengan bobot tertentu,
misalnya masing- masing 1 untuk pokok uji observasi diatas yang berarti jumlah skornya 5. Untuk respon yang lebih kompleks, misalnya membuat pertanyaan, dapat diberi skor
bervariasi berdasarkan tingkat kesulitannya. Jika pertanyaan berlatar belakang hipotesis diberi skor 3; pertanyaan apa, mengapa, bagaimana diberi skor 2; pertanyaan yang
meminta penjelasan diberi skor 1.
68
5. Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan Proses Sains
a. Kelebihan
1 Dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
2 Mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep- konsep pengetahuan.
68
Nuryani Y, Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia,2003, h. 195.
3 Mengembangkan sikap ilmiah dan merangsang rasa ingin tahu siswa.
4
Mengurangi ketergantungan siswa terhadap orang lain dalam belajar.
5
Menumbuhkan motivasi intrinsik pada diri siswa.
6 Memiliki keterampilan- keterampilan dalam melakukan suatu kegiatan ilmiah
sebagaimana yang biasa dilakukan para saintis.
b. Kekurangan
1 Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk melakukannya.
2 Jumlah siswa dalam kelas harus relatif kecil, karena setiap siswa memerlukan
perhatian guru.
3
Memerlukan perencanaan dengan sangat teliti.
4 Tidak menjamin bahwa setiap siswa akan dapat mencapai tujuan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
5 Sulit membuat siswa turut aktif secara merata selaama berlangsungnya proses
pembelajaran.
69
G. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan kajian teori yang dilakukan, berikut ini dikemukakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
sebagai berikut :
1. Febriana Kusuma Ningtyas dan Rudiana Agustini dalam penelitiannya yang berjudul
Pe ge a ga I stru e Pe ilaia Ki erja “iswa u tuk Me gakses Ketera pila
69
Kari a Pratiwi, Pe garuh Pe ggu aa Metode Pratiku De ga Model Pe elajara
Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup . Skripsi FKIP Universitas Lampung, Lampung,2003. h. 26-27.