Membentuk Panitia Penghalus Bahasa b. Sebutan Majelis Permusyawaratan Rakyat,

PPKn SMP KK E 65 2. Makna keberagaman adalah .... a. Suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang b. Suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan c. Suatu kondisi dalam masyarakat yang beranekaragam baik dari budaya lokal maupun budaya asing melalui proses asimilasi d. Suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan untuk mewujudkan satu persatuan 3. Kesadaran menghargai keberagaman agama di Indonesia ditunjukkan oleh para tokoh perumus rancangan UUD ketika .… a. Diterimanya sila pertama Pancasila dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. Diterimanya usulan dasar negara dalam Piagam Jakarta c. Diterimanya Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden d. Diterimanya usulan dasar negara dari Soekarno 4. Beberapa hal lain yang menyepakati pada tanggal 13 Juli 1945 oleh Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, yaitu...

a. Membentuk Panitia Penghalus Bahasa b. Sebutan Majelis Permusyawaratan Rakyat,

c. Pembahasan Rancangan Undang- Undang Dasar d. Lambang Negara, Negara Kesatuan, sebutan Majelis Permusyawaratan Rakyat 5. Masyarakat yang majemuk atau keanekaragaman dalam suku, ras, golongan, agama, budaya dan wilayah. a. Masyarakat Indonesia b. Alam Indonesia c. Nasionalisme d. Patriotisme

F. Rangkuman

1. Semangat kebangsaan Nasionalis merupakan daya dorong dan motivasi yang berperan kuat dalam tahap perjuangan mengisi dan mempertahankan kemerdekaan dengan pembangunan disegala bidang. Untuk menanamkan semangat kebangsaan kepada bangsa Indonesia diperlukan adanya nasionalisme dan patriotisme. Kegiatan Pembelajaran 4 66 2. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilakukan pada sidang BPUPKI yang kedua tanggal 10 -16 Juli 1945. Penetapan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945. 3. Semangat para pendiri negara dalam merumuskan dan mengesahkan UUD 1945 telah mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan Mandiri, para pendiri negara yang berbeda suku, ras dan antar golongan diantar sesamanya tetap mengutamakan kepentingan bangsa Indonesia demi terwujudnya bangsa ini. 4. Semangat kebernegaraan para pendiri negara pada saat perumusan dan penetapan sudah memikirkan, merencanakan tentang kondisi bangsa Indonesia setelah merdeka. Hal ini terbukti dengan disusunnya UUD 1945 pada saat sidang BPUPKI kedua tanggal 10 -16 Juli 1945 yang di dalamnya mengatur tentang pemegang kedaulatan, struktur negara, bentuk negara, bentuk pemerintahan, kekuasaan legislatif, kekuasaan peradilan, dan berbagai lembaga negara serta hak-hak rakyat

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah anda mempelajari modul dan mengerjakan Latihan Kerja, cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan 4 Arti tingkat penugasan : 90 – 100 = Baik Sekali 80 – 89 = Baik 70 – 79 = Cukup 70 = Kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80 atau lebih maka anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 5, jika masih di bawah 80, maka anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 4 yang belum di kuasai. ������� ���������� = �����ℎ ������� ����� �����ℎ ���� � 100 PPKn SMP KK E 67 Kegiatan Pembelajaran 5 Penerapan Pokok-Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945

A. Tujuan

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan hakikat pokok pikiran Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan pokok pikiran alinea pertama Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dengan benar. 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan pokok pikiran alinea kedua Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dengan benar. 4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan pokok pikiran alinea ketiga Pembukaan UUD NRI 1945 dengan benar. 5. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan pokok pikiran alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat mampu menjelaskan hakikat pokok pikiran Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. 2. Peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan pokok pikiran alinea pertama Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. 3. Peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan pokok pikiran alinea kedua Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. 4. Peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan pokok pikiran alinea ketiga Pembukaan UUD NRI 1945. 5. Peserta diklat mampu menjelaskan menjelaskan Penerapan pokok pikiran alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Kegiatan Pembelajaran 5 68 C. Uraian Materi Pembelajaran 1. Hakikat Pokok Pikiran Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Pokok pikiran pertama: Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan pokok pikiran persatuan. Pokok pikiran ini menegaskan bahwa dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diterima aliran negara persatuan. Negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa dan seluruh wilayahnya Nasionalis. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran dari sila ketiga Pancasila. Pokok pikiran kedua: Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pokok pikiran keadilan sosial. Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan merupakan suatu kausa-finalis sebab-tujuan sehingga dapat menentukan jalan serta aturan yang harus dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan tersebut dengan modal persatuan. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila kelima Pancasila. Pokok pikiran ketiga: Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan pokok pikiran kedaulatan rakyat. Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan Gotong Royong. Pokok pikiran inilah yang merupakan dasar politik negara. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila keempat Pancasila. Pokok pikiran keempat: Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab pokok pikiran Ketuhanan. Pokok pikiran ini mengandung makna bahwa Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lainnya untuk memelihara budi pekerti yang luhur Religius. Pokok pikiran keempat ini merupakan dasar moral negara yang pada hakikatnya merupakan suatu PPKn SMP KK E 69 penjabaran dari sila pertama dan sila kedua Pancasila. Empat pokok pikiran ini merupakan penjelasan dari inti alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Atau dengan kata lain keempat pokok pikiran tersebut tidak lain adalah merupakan penjabaran dari Pancasila.

2. Penerapan Pokok Pikiran Alinea Pertama Pembukaan UUD NRI Tahun 1945