perairan tersebut. Kriteria tercemar ringan merupakan alasan utama bagi
stakeholders terkait khususnya pemerintah ADPEL, Pelindo dan Kantor Lingkungan Hidup Dumai, pengusaha migas dan pengelola angkutan kapal
dalam melakukan penyelamatan terhadap ekosistem Perairan Selat Rupat.
6.4 KESIMPULAN
Selat Rupat merupakan perairan semi tertutup dengan tipe pasang-surut setiap selang waktu enam jam sekali sehingga input polutan minyak dari daratan
dan laut berpotensi terakumulasi di perairan yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem perairan termasuk mangrove. Industri migas yang berada di pesisir
Pantai Dumai, muara sungai Sungai Mesjid dan Sungai Dumai memiliki kontribusi besar terhadap input minyak dari daratan. Aktivitas transportasi kapal
di pelabuhan pelabuhan umum dan pelabuhan migas merupakan sumber polutan minyak dari laut. Berdasarkan konsentrasi oksigen terlarut dan BOD
5,
Perairan Pulau Ketam, Lubuk Gaung dan Pelintung termasuk kriteria tercemar ringan.
VII. PRIORITAS TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENCEMARAN MINYAK DI SELAT RUPAT
Abstrak
Pelestarian wilayah laut merupakan upaya yang harus dilakukan, karena menyangkut kelestarian sumberdaya alam bagi generasi yang akan datang.
Pencemaran minyak merupakan penyebab utama pencemaran laut. Berbagai teknologi telah dilakukan sebagai upaya pengendalian pencemaran minyak di laut.
Metode CPI comparative performance index digunakan untuk menentukan perioritas teknologi yang digunakan dalam mengendalikan pencemaran minyak di
laut, khususnya Selat Rupat. Teknologi dispersant merupakan prioritas utama dalam mengendalikan pencemaran minyak di laut, kemudian diikuti oilboom dan
bioremediasi. Dispersant dan oilboom masih populer digunakan untuk pengendalian pencemaran minyak di laut hingga saat ini berdasarkan
pertimbangan waktu dan biaya pemulihannya. Bioremediasi pada saat ini belum banyak digunakan untuk pengendalian minyak di perairan, namun memiliki
prospek yang bagus untuk pengendalian pencemaran minyak di masa yang akan datang karena lebih aman terhadap lingkungan.
Kata Kunci: pencemaran minyak, teknologi pengendalian, dispersant 7.1 PENDAHULUAN
Laut memiliki peran strategis dalam bidang ekonomi dan ekologi bagi pengembangan jasa-jasa lingkungan. Secara ekonomi laut memiliki potensi besar
sebagai penghasil komoditi karena memiliki sumberdaya alam yang dapat diperbaharui ikan, rumput laut dan lain-lain dan sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbaharui bahan tambang, minyak bumi, gas dan lain-lain. Secara ekologi wilayah laut merupakan bentang alam yang di tempati oleh
berbagai macam ekosistem mangrove, terumbu karang dan padang lamun yang menjadi habitat bagi biota untuk hidup dan merupakan sumber nutrien bagi
organisme perairan termasuk ikan. Pelestarian wilayah laut merupakan upaya yang harus dilakukan, karena menyangkut kelestarian sumberdaya alam bagi
generasi yang akan datang Anwar Gunawan 2007.