5.408,2 5.478,2 5.532,3 MODEL PENGENDALIAN PENCEMARAN MINYAK DI PERAIRAN SELAT RUPAT RIAU

2,212,9 ton pada tahun 2020. Peningkatan hasil tangkapan ini secara langsung dapat meningkatkan pendapatan nelayan di sekitarnya. Wilayah Lubuk Gaung tidak mudah mengalami perubahan respon terhadap resiko menjadi sangat aman klas 1, karena wilayah ini merupakan wilayah yang sangat peka terhadap minyak. Walaupun konsentrasi minyak yang mencemari kecil, namun respon terhadap minyak di wilayah Lubuk Gaung sangat tinggi. Oleh sebab itu, wilayah ini perlu diprioritaskan dalam pengendalian pencemaran minyak di Selat Rupat.

9.3.4 Skenario pilihan dalam pengendalian pencemaran minyak di Selat Rupat

Apabila dibandingkan skenario I dengan skenario II dan skenario III dalam pengendalian pencemaran minyak, maka skenario III ternyata lebih efektif, hal ini dapat dilihat dari konsentrasi minyak yang terurai dan jumlah tangkapan nelayan yang lebih tinggi dibandingkan dengan skenario lainnya. Skenario III mampu menguraikan minyak lebih banyak dibandingkan dengan skenario I dan II Tabel 24. Tabel 24 Skenario pilihan dalam pengendalian pencemaran minyak di Selat Rupat Tahun KOND. EKSISTING SKENARIO I SKENARIO II SKENARIO III Minyak ppm Pendapatan USx1000 Minyak ppm Pendapatan USx1000 Minyak ppm Pendapatan 1000 Minyak ppm Pendapatan USx1000 2010 28 5.262,3 23.7 5.406,4 22.8 5.461,6 17.4 5.574,9 2011 30.3 5.347,0 23.7 5.408,5 21.6 5.421,7 13.5 5.498,6 2012 29.7 5.314,3

23.7 5.408,2

22.5 5.437,7 16.3 5.553,7 2013 29.1 5.322,8

23.7 5.408,2

21 5.425,0 14.3 5.513,9 2014 28.6 5.331,3

23.7 5.408,2

21.5 5.446,3 15.7 5.542,6 2015 27.9 5.338,9

23.7 5.408,2

20.3 5.439,6 14.7 5.521,8 2016 27.4 5.347,6

23.7 5.408,2

20.5 5.456,2 15.5 5.536,9 2017 26.8 5.355,7

23.7 5.408,2

19.6 5.454,1 14.9 5.526,0 2018 26.2 5.364,1

23.7 5.408,2

19.5 5.4,6,7 15.3 5.533,9 2019 25.6 5.372,3

23.7 5.408,2

18.8 5.467,9 15 5.528,2 2020 25 5.381,1

23.7 5.408,2

18.6 5.478,2

15.2 5.532,3

Keterangan: 1 ton ikan = US 2500 Berdasarkan tiga skenario tersebut, Skenario III lebih efektif dibandingkan skenario I dan skenario II. Hal ini dapat dilihat dari penurunan konsentrasi minyak di perairan dan jumlah tangkapan nelayan yang mempengaruhi pendapatan. Penggunaan skenario III mampu menurunkan konsentrasi minyak yang sebelumnya 42 ppm tahun 2005 hingga 15.2 ppm terdegradasi 63.6 , sedangkan skenario I dan II masing-masing mengalami penurunan hingga 23.7 ppm terdegradasi 43.6 dan 18.6 ppm terdegradasi 55.7 . Kombinasi teknologi oilboom dan dispersant dan regulasi peraturan perundang-undangan lebih efektif mengendalikan pencemaran minyak di Selat Rupat sehingga menjadikan wilayah tersebut aman terhadap resiko pencemaran minyak. Status aman mampu meningkatkan hasil tangkapan dan pendapatan nelayan di sekitarnya. Selanjutnya skenario II lebih efektif dibandingkan skenario I yang menunjukkan bahwa penggunaan teknologi oilboom dan dispersant secara parsial lebih mampu menurunkan konsentrasi minyak di perairan dibandingkan skenario I. Oleh sebab itu perlu komitmen yang tinggi dari pemerintah dalam penerapan instrumen regulasi peraturan perundang-undangan dalam pengendalian pencemaran minyak di perairan laut. Pemerintah selaku stakeholder kunci juga harus mampu memberikan insentif kepada stakeholder yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap lingkungan serta memberikan sanksi tegas bagi pihak yang melanggar demi kelestarian lingkungan.

9.4 KESIMPULAN