Berdasarkan Gambar 8, perekonomian Kota Dumai didominasi oleh sektor perdagangan 24.14 dan industri 22.05 yang didukung oleh
transportasi dan jasa dengan persentase masing-masing 14.7 dan 11.2 . Tingginya sektor perdagangan dan industri didukung oleh posisi Kota Dumai
yang strategis dengan sarana pelabuhan di pantai Selat Rupat yang merupakan jalur transportasi penting yang berbatasan langsung dengan negara tetangga
Malaysia. Selat Rupat, merupakan jalur transportasi penting dan merupakan pilihan
rute kapal yang produktif. Pelabuhan Dumai juga merupakan pelabuhan ekspor dan impor berbagai komoditi. Sebagai pelabuhan kapal ferry, Dumai banyak
dikunjungi oleh kapal-kapal penumpang, baik antar pulau di wilayah Indonesia maupun manca negara. Kunjungan kapal setiap tahunnya 2002-2008 berkisar
4089 – 7332 kali dengan jumlah penumpang berkisar 731.188 hingga 1.012.529
orang ADPEL Dumai 2009.
4.5 Kependudukan
Berdasarkan olahan data Badan Pusat Statistik Kota Dumai 2001 dan 2007, pertumbuhan penduduk Kota Dumai pertahun adalah 5.6 . Pada tahun
2001 jumlah penduduk Kota Dumai adalah 153.783 jiwa dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 231.121 jiwa dengan kepadatan 133.8 jiwakm. Pertumbuhan
jumlah penduduk ini relatif tinggi. Jumlah penduduk Kota Dumai tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Jumlah penduduk berdasarkan kecamatan di Kota Dumai
Kecamatan Luas Wilayah
Km
2
Persen Jumlah
Penduduk Persen
Densitas JiwaKm
2
1. Bukit Kapur 200.00
11.58 32.385
14.01 161.93
2. Medang Kampai 373.00
21.59 5.982
2.59 16.04
3. Sungai Sembilan 975.38
56.47 18.286
7.91 18.75
4. Dumai Barat 120.00
6.95 87.320
37.78 727.67
5. Dumai Timur 59.00
3.42 87.148
37.71 1 477.08
Jumlah 1 727.38
100,00 231.121
100.00
133.80 Sumber :
BPS Dumai 2007
Berdasarkan Tabel 7, jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur dengan kepadatan rata-rata 727,67 jiwakm
2
dan 1477.08 jiwakm
2
. Kecamatan Sungai Sembilan adalah kecamatan terluas di Kota Dumai. Luas wilayah Kecamatan Sungai Sembilan adalah 975.38 km
2
dengan jumlah penduduk 18 286 jiwa dan kepadatan 18.75 jiwakm
2
.
59
V. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN SELAT RUPAT ABSTRAK
Karakteristik lingkungan merupakan gambaran dari suatu ekositem tertentu yang digunakan sebagai prioritas respon lingkungan terhadap pencemaran. Selat
Rupat terletak antara pesisir pantai Dumai dengan Pulau Rupat. Metode analisis karakteristik lingkungan Selat Rupat dilakukan secara deskriptif dengan
menguraikan data yang diperoleh sesuai kondisi aktual berdasarkan referensi terkait. Selat Rupat memiliki berbagai vegetasi mangrove yang berfungsi sebagai
habitat biota ikan dan melindungi pantai dari terjangan angin dan gelombang laut. Kondisi Selat Rupat yang semi-diurnal dengan arus pasang-surut setiap selang waktu
enam jam sekali akan memberikan pengaruh terhadap penyebaran minyak di Selat Rupat. Wilayah Lubuk Gaung merupakan wilayah yang sangat peka terhadap
pencemaran minyak. Pulau Ketam termasuk kategori peka dan wilayah Pelintung termasuk kriteria kurang peka terhadap pencemaran minyak.
5.1 PENDAHULUAN
Wilayah pesisir memiliki arti penting, karena kaya akan sumberdaya alam dan pengembangan jasa-jasa lingkungan. Intensitas pemanfaatan sumberdaya pesisir
yang tinggi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan laut yang mengakibatkan terjadinya degredasi terhadap lingkungan perairan, salah satu
diantaranya adalah akibat pencemaran minyak. Sumber pencemaran minyak di perairan dapat berasal dari kegiatan industri di daratan dan aktivitas di perairan,
meliputi pencucian kapal, bongkar-muat minyak dan aktivitas pelabuhan. Selat Rupat merupakan selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara
geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan Pulau Rupat yang memiliki panjang ±72.4 km dan lebar 3.8
–8 km. Pulau Rupat merupakan sebuah pulau kecil dengan luas ± 1524.5 km
2
, pada umumnya masih belum memiliki aktivitas selain perkebunan rakyat, namun aktivitas antropogenik di Kota Dumai sangat
mempengaruhi kondisi lingkungan perairan Selat Rupat. Selat Rupat merupakan jalur transportasi yang strategis yang rentan terhadap
pencemaran minyak. Perairan Selat Rupat merupakan perairan yang semi-diurnal dengan arus pasang-surut setiap selang waktu enam jam sekali. Menurut NONTJI