Bahan dan Alat METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pengumpulan data kandungan minyak di effluent industri, muara sungai dan perairan Selat Rupat dapat dilihat Tabel 4. Tabel 4 Lokasi pengumpulan data di sumber minyak dan perairan Selat Rupat No Lokasi Posisi Lintang Utara Bujur Timur I Sumber minyak dari daratan 1 Muara Sungai Buluhala 1 o 54 40,58 101 o 19 47,49 2 Muara Sungai Mampu 1 o 47 35,58 101 o 21 17,12 3 Muara Sungai Mesjid 1 o 42 55,98 101 o 23 18,12 4 Muara Sungai Dumai 1 o 42 55,98 101 o 23 18,12 5 Sungai Pelintung 1 o 38 15,23 101 o 32 49,86 6 Efluent industri migas 1 o 41 18,27 101 o 28 11,36 II Sumber minyak dari laut 1 Pelabuhan umum PELINDO 01 o 41’25,0” 101 o 27’20,2” 2 Pelabuhan migas PERTAMINA 01 o 41’17,2” 101 o 28’10,4” III Kandungan Minyak di Perairan sekitarnya 1 Perairan Pulau Ketam 1 o 53 37,00 101 o 21 52,19 2 Perairan Lubuk Gaung 1 o 48 26,18 101 o 22 37,66 3 Perairan Pelintung 1 o 39 45,2 101 o 39 45,2

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air outlet effluent industri, muara sungai, dan air laut. Sampel yang diambil dianalisis di laboratorium. Alat-alat yang digunakan meliputi: kamera, water sampler, botol kaca gelap, kuesioner, GPS dan peta dasar. 3.3. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui survei lapangan dan wawancara langsung dengan stakesholders terkait termasuk pakar sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Uraian jenis data yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian Jenis Data Sumber Data Kondisi hidrooseanografi Literatur terkait Kondisi mangrove Literatur terkait Kandungan minyak di perairan Data Primer dan Sekunder Aktivitas di sekitar Selat Rupat Literatur terkait Kondisi Biota Perairan Literatur terkait Data efluent limbah industri Bapedalda Data konsentrasi minyak di muara sungai Data Primer dan Sekunder Jenis dan karakteristik Minyak bumi BP Migas Instrumen pengendali pencemaran minyak Literatur BP Migas Sarana pelabuhan Pelindo, Dephub Topografi Badan Pertanahan Nasional Hidrologi Departemen Kimpraswil Tata ruang dan tata guna lahan Bappeda Kota Dumai Data kapal keluar masuk pelabuhan Pelindo Kondisi iklim dan cuaca Badan meterologi dan Geofisika Regulasi, undang-undang, Sekwilda Kabupaten dan Propinsi Kependudukan BPS Stakeholders yang berperan di perairan Data Primer dan Sekunder Ruang lingkup pendataan ini mencakup beberapa aspek: 1 Sumber polutan minyak dari daratan berasal dari: a Sumber aktivitas di daratan Polutan minyak dari aktivitas daratan input masuk melalui muara sungai. Untuk itu dikumpulkan data kandungan minyak di muara Sungai Buluhala, Sungai Mampu, Sungai Mesjid, Sungai Dumai dan Sungai Pelintung. b Effluent industri. Polutan minyak dari industri masuk melalui saluran outlet setelah melalui proses pengolahan. Berdasarkan survei lapangan, industri yang memberikan pengaruh signifikan terhadap input minyak di perairan Selat Rupat adalah industri pengolahan bahan bakar minyak BBM. Sumber minyak dari effluent dan perairan diperoleh dari Badan Lingkungan Hidup Propinsi Riau, Kantor Lingkungan Hidup Dumai, dan PPLH UNRI. 2 Sumber polutan minyak dari laut berasal dari aktivitas pelabuhan dan transportasi laut. Oleh sebab itu dikumpulkan data kandungan minyak di Pelabuhan Pelindo dan Pelabuhan Pertamina UP II Dumai. 3 Data aktual konsentrasi minyak di perairan sekitarnya yaitu perairan Pulau Ketam, Perairan Lubuk Gaung dan Perairan Pelintung. 4 Karakteristik lingkungan perairan, meliputi data hidro-oseanografi kecepatan arus, pasang-surut, gelombang dan bathimetri, dispersi polutan minyak di perairan, data vegetasi mangrove dan aktivitas di sekitar perairan Selat Rupat. 5 Aspek stakesholders adalah institusi yang berperan dalam pengendalian pencemaran minyak. Stakeholders yang berperan meliputi, pemerintah, pengusaha migas, pengelola kapal tanker, cargo dan ferry, nelayan, LSM, dan masyarakat sekitarnya. Pemilihan responden disesuaikan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya dan jumlah responden yang diambil harus dapat mewakili dan memahami permasalahan yang diteliti. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode expert survey yang dibagi atas 2 cara: 1. Responden dari masyarakat selain pakar di lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling Walpole, 1995. 2. Responden dari kalangan pakar Responden pakar dipilih secara sengaja purposive sampling dengan kriteria memiliki kepakaran sesuai dengan bidang yang dikaji. Beberapa pertimbangan dalam menentukan pakar yang akan dijadikan responden adalah sebagai berikut: a. Mempunyai pengalaman yang kompoten sesuai dengan bidang yang dikaji. b. Memiliki reputasi, kedudukanjabatan dalam kompotensinya dengan bidang yang dikaji. c. Memiliki keredibilitas yang tinggi, bersedia, dan atau berada pada lokasi yang dikaji.

3.4 Metode Analisis Data