penyusunnya. Minyak terbentuk sebagai hasil akhir dari penguraian bahan-bahan organik sel-sel dan jaringan hewan dan tumbuhan yang tertimbun selama jutaan
tahun yang lalu di dalam tanah baik di daerah daratan maupun di daerah lepas pantai Mukhtasor 2007.
Minyak mentah crude oil yang baru keluar dari sumur eksplorasi mengandung bermacam-macam zat kimia yang berbeda baik dalam bentuk gas,
cair maupun padatan. Lebih dari separoh 50-98 dari zat-zat tersebut adalah merupakan hidrokarbon. Senyawa utama yang terkandung di dalam minyak bumi
adalah alifatik, alisiklik dan aromatik Supriharyono 2000. Komponen hidrokarbon aromatik jumlahnya relatif kecil dibandingkan
dengan komponen hidrokarbon lainnya yaitu berkisar 2 –4 . Komponen
hidrokarbon aromatik yang paling sederhana adalah benzen. Secara umum senyawa aromatik bersifat mudah menguap folatil dan lebih beracun dari
senyawa lainnya Darmono 2001. Penyebaran minyak yang masuk ke perairan tergantung pada jumlah,
karakteristik dan tipe minyak, kondisi cuaca, gelombang, arus dan jika minyak tertinggal di laut atau terbawa ke darat. Polutan yang berasal dari minyak bumi
petroleum hydrocarbon telah memperoleh perhatian yang sangat besar secara internasional, politik dan keilmuan apabila mencemari perairan. Hal ini
disebabkan karena pengaruh minyak terhadap ekosistem perairan mampu menurunkan kualitas air laut Mukhtasor 2007.
2.2.1 Karakteristik Fisika Minyak
Karakteristik fisik minyak yang mempengaruhi prilaku minyak di laut yang penting adalah densitas, viskositas, titik ubah pour point dan kelarutan air.
a. Densitas. Densitas diekspresikan sebagai specific gravity dan American Petroleum
Institute API gravity. Specific gravity adalah rasio berat massa minyak dan
berat massa air pada temperature tertentu. API gravity dinyatakan dalam angka 10° pada air murni 10°C. Minyak mentah mempunyai specific gravity pada
kisaran 0,79-1,00. Densitas minyak memegang peranan penting untuk memprediksi prilaku minyak di perairan BP Migas 2002.
b. Viskositas Viskositas adalah sifat yang menunjukkan ketahanan dalam perubahan bentuk
dan pergerakan. Viskositas rendah berarti mudah mengalir. Faktor viskositas adalah komposisi minyak dan temperature. Viskositas ini penting untuk
memprediksi penyebaran minyak di air. c. Titik ubah
Titik ubah adalah tingkatan suhu yang mengubah minyak menjadi memadat atau berhenti mengalir. Titik ubah minyak mentah berkisar
–57°C hingga 32°C. Tititk ubah ini juga penting untuk prediksi prilaku minyak di perairan.
d. Kelarutan Kelarutan minyak dalam air adalah rendah sekitar 30 mgL dan tergantung
kepada komposisi kimia dan suhu. Besaran kelarutan itu dicapai oleh minyak aromatis dengan berat molekul kecil seperti benzena, toluena, ethylbenzena,
dan xylena BTEX. Sifat kelarutan ini penting untuk prediksi prilaku minyak di air, proses bioremediasi, dan ekotoksisitas minyak NAS 1985.
2.2.2 Komposisi Minyak
Minyak adalah suatu campuran yang sangat kompleks yang terutama terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon,yaitu senyawa-senyawa organik yang
setiap molekulnya hanya mempunyai unsur karbon dan hidrogen saja. Komposisi kimia minyak mentah berbeda dengan minyak hasil olahan.
1. Minyak mentah Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi
yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah crude oil. Minyak mentah dapat dibedakan atas:
a Minyak mentah ringan light crude oil, mengandung kadar logam dan belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer viskositas rendah.
b Minyak mentah berat heavy crude oil, mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar
meleleh. Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen
utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan senyawa anorganik. Minyak mentah mengandung sekitar 50
–98 senyawa
hidrokarbon dan sisanya merupakan senyawa non-hidrokarbon sulfur, nitrogen, oxigen, dan beberapa logam berat seperti V, Ni dan Cu. Air dan garam hampir
selalu terdapat dalam minyak bumi dalam keadaan terdispersi. Bahan-bahan bukan hidrokarbon ini biasanya dianggap sebagai kotoran karena pada umumnya
akan memberikan gangguan dalam proses pengolahan minyak dalam kilang dan mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan.
Berdasarkan kelarutannya dalam pelarut organik, minyak dapat diklasifikasikan atas hidrokarbon jenuh, Hidrokarbon aromatis, dan resin
Ryabinin 1998. a. Hidrokarbon jenuh saturated hydrocarbons
Hidrokarbon jenuh adalah kelompok minyak yang dicirikan dengan adanya rantai atom karbon bercabang atau tidak bercabang atau membentuk siklik
berikatan dengan atom hidrogen, dan merupakan rantai atom jenuh. Hidrokarbon jenuh meliputi senyawa alkana dengan struktur CnH
2
n+2 aliphatis dan CnH2n alicyclis, dimana n 40. Hidrokarbon jenuh
merupakan kandungan terbanyak dalam minyak mentah, termasuk dalam kelompok ini adalah golongan alkana paraffin, yang mewakili 10-40
komposisi minyak mentah BP Migas 2002. b. Hidrokarbon aromatis
Hidrokarbon aromatis meliputi monocyclis aromatis benzene, toluene, etil toluene dan xilena
BTEX dan polisik aromatis hidrokarbons PAHs yang meliputi naphthalene, anthracene, dan phenanthrene BP MIGAS 2002.
Senyawa aromatik ini merupakan komponen minyak mentah yang paling beracun, dan bisa memberi dampak kronik menahun, berjangka lama dan
karsinogenik menyebabkan kanker. Hampir kebanyakan aromatik bermassa rendah low-weight aromatics, dapat larut dalam air sehingga meningkatkan
bioavaibilitas yang dapat menyebabkan terpaparnya organisma didalam matrik tanah ataupun pada badan air. Jumlah relatif hidrokarbon aromatis didalam
mnyak mentah bervariasi dari 10-30 Syakti 2004. c. Resin dan aspal.
Komponen penyusun minyak tersebut juga terdiri atas aspal asphalt dan resin dengan komposisi 5-20 yang merupakan komponen berat dengan struktur
kimia yang kompleks berupa senyawa siklik aromatik dengan lebih dari lima cincin aromatik dan napthenoaromatik dengan gugus-gugus fungsional
sehingga senyawa-senyawa tersebut memiliki polaritas yang tinggi. Resin merupakan senyawa polar yang mengandung senyawa nitrogen, sulfur,
oksigen pyridines dan thiophenes, sehingga disebut pula sebagai senyawa NSO. Aspal adalah senyawa dengan berat molekul besar dan pada umumnya
mengandung logam berat nikel, vanadium, dan besi. Aspal sukar larut dalam air dan mempunyai sifat fisik padat BP Migas 2002.
2. Minyak hasil olahan minyak Minyak hasil olahan seperti gasolin, kerosen dan minyak jett adalah
produk olahan minyak mentah melalui proses catalitic cracking dan fractional distilation
. Distilation adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran
pipa dalam furnace tanur sampai dengan suhu ±370°C. Hasil olahan berupa minyak mempunyai sifat fisik kimia yang berbeda dengan minyak mentah.
Senyawa baru dapat muncul dalam minyak olahan yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak mentah. Minyak hasil olahan mempunyai kandungan
senyawa hidrokarbon tak jenuh seperti olefins alkena dan cycloalkena dari proses catalytic cracking. Kandungan olefins dapat mencapai 30 dalam
gasoline dan sekitar 1 dalam jet fuel NAS 1985.
Secara umum toksisitas minyak mentah meningkat dengan memanjangnya rantai hidrokarbon. Selanjutnya hidrokarbon aromatik lebih toksik apabila
dibandingkan dengan sikloalkana dan alkana. Selain hidrokarbon, minyak bumi juga mengandung senyawa lain seperti nitrogen dengan kisaran 0,0-0,9,
belerang 0,0-1, dan oksigen 0,0-2 Neff 1976. Semua minyak mentah dan produk minyak kilang lainnya beracun
terhadap organisme laut. Efek lethal semakin menurun dengan meningkatnya lama waktu. Pada tahap jentik dan larva efek lethalnya terhadap minyak terjadi
pada konsentrasi 0,1-1,0 mgl dan organisme dewasa terjadi pada kisaran 1,0-10 mgl Bishop Paul 1983.
Fraksi minyak bumi yang tidak larut dapat menyebabkan kerusakan karena dapat menempel pada organisme dan menyebabkan organisme tersebut mati
lemas. Selain itu, minyak juga dapat menyebabkan terkontaminasinya organisme perairan yang biasanya dikonsumsi. Hidrokarbon aromatik pada titik didih rendah
seperti benzena, toluena, xilena, nafthalena dan phenantrena merupakan fraksi yang paling toksik dan penyebab utama kematian organisme BP Migas 2002.
Senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi seperti benzena, toluena, etil benzena dan isomer xilena BTEX mempunyai sifat mutagenik dan
karsinogenik pada manusia. Senyawa ini sulit mengalami perobakan di alam sehingga akan mengalami proses akumulasi pada rantai makanan biomagnifikasi
pada ikan maupun biota laut lainnya Mukhtasor 2007.
2.2.3 Prilaku Minyak di Perairan