Selanjutnya diagram lingkar sebab akibat tersebut diinterpretasi ke dalam diagram kotak gelap black box. Pada diagram kotak gelap, informasi
dikategorikan atas 3, yaitu peubah input, peubah output dan parameter yang membatasi struktur sistem. Diagram input-output menggambarkan hubungan
antara output yang akan dihasilkan dengan input berdasarkan tahapan analisis kebutuhan dan formulasi masalah Gambar 32.
Gambar 32. Diagram input-output model pengendalian pencemaran minyak di perairan
d. Simulasi Model
Simulasi merupakan proses penggunaan model untuk meniru perilaku sistem. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut, membuat
analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses yang akan terjadi di masa depan. Program Stella dapat digunakan dengan menghubungkan setiap variabel
membentuk suatu sistem yang dapat meniru kondisi yang sesungguhnya. Hubungan
Input tak terkontrol:
- Arus - Gelombang
Input terkontrol:
Sumber pencemar minyak meliputi Input daratan: muara sungai dan
ouetlet effluent Industri,migas. Input lautan: transportasi kapal
dan pelabuhan Model Pengendalian
Pencemaran Minyak di Selat Rupat
Output yang dikehendaki
: Kualitas perairan Selat Rupat
baik. Jumlah tangkapan nelayan
meningkat Penghasilan nelayan
meningkat
Output yang tidak dikehendaki:
Kerusakan lingkungan perairan. Tangkapan nelayan berkurang
Pendapatan nelayan menurun
Manajemen Pengendalian Pencemaran Minyak di Selat Rupat
Input Lingkungan:
PermenLH No.04 Tahun 2007 KepMenLH No.51 Tahun
2004, UU No. 17 Tahun 2007, PerMenHub No.42005
antar variabel dinamakan diagram alir flow diagram. Variabel ini digambarkan dalam bentuk symbol yang disebut symbol aliran flow symbol yang dihubungkan
dengan level level symbol. Penghubung antara level dan aliran disebut proses aliran yang digambarkan dalam bentuk panah aliran. Dari hasil simulasi diperoleh gambar
atau grafik yang menggambarkan prilaku dari sistem. Simulasi dalam analisis sistem dapat menyelesaikan permasalahan yang penuh dengan ketidakpastian dan sulit untuk
dipecahkan.
e. Pengujian Model Validasi Model
Model merupakan penyederhanaan dari sistem. Pengkajian sistem perlu tolak ukur model yang baik untuk meyakinkan pengguna bahwa model yang
dibangun sesuai untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan Hartrisari, 2007.
Model yang baik adalah model yang dapat merepresentasikan keadaan yang sebenarnya. Untuk menguji kebenaran suatu model dengan kondisi oyektif
dilakukan uji validasi. Validasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Model dapat dinyatakan
baik jika kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses yang terjadi di dunia nyata relatif kecil.
Ada dua jenis validasi dalam model, yakni validasi struktur dan validasi kinerja. Validasi struktur dilakukan untuk memperoleh keyakinan konstruksi
model valid secara ilmiah yang didasarkan pada keyakinan logika pemikiran. Sedangkan validitas kinerja didasarkan pada keyakinan sejauhmana model sesuai
dengan kinerja sistem nyata atau sesuai dengan data empirik. Model yang baik adalah model yang memenuhi persyaratan logis dan empiris logico-emperical
Validasi struktur meliputi dua pengujian, yaitu uji konstruksi dan uji kestabilan. Uji konstruksi melihat apakah konstruksi model yang dikembangkan
sesuai dengan teori dan diterima secara akademis. Uji konstruksi ini sifatnya abstrak, tetapi konstruksi model yang benar secara ilmiah berdasarkan teori yang
ada akan terlihat dari konsistensi model yang dibangun Muhammadi et al. 2001. Uji kestabilan adalah keberlakuan atau kekuatan struktur dalam dimensi waktu.
Menurut Barlas 1996, uji kestabilan merupakan fungsi dari waktu. Model yang
stabil akan memberikan output yang memiliki pola yang hampir sama mirip antara model agregat dengan model yang lebih kecil.
Validitas kinerja atau output model bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauhmana kinerja model sesuai compatible dengan kinerja sistem nyata,
sehingga memenuhi syarat sebagai model ilmiah yang taat fakta. Untuk mengetahui kekuatan robustness model dalam dimensi waktu
dilakukan uji sensitivitas yang berguna untuk mengetahui respon model terhadap stimulus. Hasil uji sensitivitas dalam bentuk perubahan perilaku atau kinerja
model, digunakan untuk menganalisis efek intervensi terhadap model. Sensitivitas model mengungkapkan hasil-hasil intervensi terhadap unsur dan struktur sistem.
Uji sensitivitas model juga berfungsi dalam menemukan alternatif tindakan atau kebijakan, baik untuk mengakselerasikan kemungkinan pencapaian hasil positif
maupun untuk mengantisipasi kemungkinan dampak negatif.
9.3 HASIL DAN PEMBAHASAN