Tujuan Manfaat Rancangan pengelolaan perikanan tangkap berbasis sistem registrasi kapal ikan di Provinsi Aceh
136
di seluruh perairan 3 mil. Begitu pula dengan alat tangkap perikanan pelagis yang dinamis seperti pancing tonda dan gillnet yang berukuran lebih dari 1000 m,
tidak dapat beroperasi pada perairan 4 mil, namun dapat beroperasi di seluruh perairan di dalam zona PPT yang berjaran 4 mil dari garis pantai.
Dari sisi pengawasan dan penegakan hukum pengelolaan perikanan berkelanjutan di suatu perairan harus ditopang oleh kepastian hukum yang jelas
dan sistem kelembagaan yang akomodatif. Segala kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan harus memiliki jaminan hukum yang jelas, sehingga setiap pihak
yang melanggar akan mendapat sanksi. Kebijakan yang harus diterapkan dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan di suatu periaran adalah yang pertama,
merumuskan atau melengkapi peraturan perundangan untuk mengatur dan memantau penerapan kebijakan yang diterapkan.
Pengelolaan perikanan tangkap harus dilakukan secara komprehensif, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan kegiatan lainnya harus
melibatkan stakeholders terutama para nelayan, pengusaha perikanan bakul, pengolah dan pedagang, kelembagaan daerah, instansi terkait kelembagaan dinas
diharapkan dapat berperan lebih aktif dalam mengadakan forum koordinasi dengan semua stakeholder yang terlibat sehingga kebutuhan masing-masing
stakeholder dapat terakomodasi. Komunikasi yang efektif dengan semua
stakeholder akan berdampak pada terciptanya tata hubungan yang serasi dan
seimbang, sehingga kegiatan pengelolaan dapat dilakukan dengan lebih terencana dan dapat mencapai tujuan konservasi yang telah ditetapkan, dengan tetap
memperhatikan aspek pemanfaatan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
137
Konsep rancangan pengelolaan perikanan tangkap berbabis registrasi kapal ikan seperti diperlihatkan pada Gambar 50.
Gambar 50 Rancangan pengelolaan berbasis sistem registrasi kapal ikan