102
Gambar 32 Pilih Preview Result
Gambar 33 Pilih Finish and Merge
103
6.6 Pembahasan Upaya pengembangan pengelolaan registrasi kapal ikan terpadu dimulai
dengan merancang tahapan-tahapan alur kajian guna menghubungkan subsistem terkait dalam hal ini instansi terkait. Tahap pertama yang dilakukan yakni upaya
pengenalan pengelolaan registrasi kapal ikan terpadu melalui workshop. Sebagai penyelenggara kegiatan workshop, dan pelatihan adalah DKP Provinsi Aceh.
Alasan Pemilihan DKP Provinsi Aceh sebagai pihak penyelenggara workshop adalah: 1 Registrasi kapal ikan adalah domain DKP Provinsi Aceh ; 2 DKP
Provinsi Aceh telah memiliki koordinasi langsung dengan KKP terutama untuk melakukan registrasi kapal ikan ; 3 DKP Provinsi Aceh sudah mempunyai
pengalaman dalam registrasi kapal ikan, terutama dalam bekerja sama dengan Dinas Perhubungan, Administrasi Pelabuhan Kanpel, dan P2TSP. Obyek
peserta yang harus mengikuti workshop, dan pelatihan ini adalah instansi yang berada dibawah DKP Provinsi Aceh, dan instansi-instansi terkait. Objek peserta
workshop, dan pelatihan adalah DKP Kota Kabupaten se-Provinsi Aceh, Adpel Syahbandar se-Provinsi Aceh, Dishub Kota Kabupaten se-Provinsi Aceh,
Panglima Laot se-Provinsi Aceh, TNI AL dan Polairud yang bertugas di perairan Provinsi Aceh. Workshop, dan pelatihan ini selain bertujuan untuk
memperkenalkan pengelolaan registrasi kapal ikan terpadu, dan upaya peningkatan pengetahuan juga diharapkan terjadi persamaan persepsi antara
instansi-instansi tersebut. Setelah terselenggaranya workshop tersebut maka diperoleh rekomendasi-rekomendasi salah satunya yakni berupa Peraturan
Gubernur guna menjamin berjalannya rancangan pengelolaan registrasi kapal ikan ini. Peraturan Gubernur dinilai penting karena program ini melibatkan dua instansi
yakni DKP dan Dishub yang dikhawatirkan terjadi konflik. Tahapan kedua yakni implementasi sistem yang lebih dititikberatkan
kepada pembagian tugas pengukuran kapal dengan metode, dan formulasi pengukuran yang telah disepakati sebelumnya setelah pelatihan dilakukan yakni:
1. Pengukuran dimensi kapal dilakukan oleh ahli ukur petugas syahbandar; 2. Spesifikasi Alat Tangkap dan alat bantu penangkapan serta ukuran palka
dilakukan oleh DKP Provinsi NAD; 3 Spesifikasi mesin utama dan mesin bantu. Lebih rinci, pengukuran kapal yang berukuran lebih dari 10 GT berada di bawah
104
kewenangan DKP Provinsi NAD dan Syahbandar, kapal dengan dengan ukuran antara 7GT-10GT diukur oleh Syahbandar dan DKP kabupaten kota, sedangkan
kapal dengan ukuran di bawah 10GT diukur oleh DKP Kabupaten Kota dan Dishub Kabupaten Kota.
Data yang diperoleh oleh tim di lapangan dimasukkan ke dalam form registrasi. Form registrasi tersebut berisi data teknis kapal yang telah
mengakomodir kebutuhan data yang dibutuhkan DKP dan syahbandar Lampiran 1. Apabila data yang diperoleh layak dan sesuai, serta memenuhi persyaratan
teknis pendaftaran maka data tersebut diproses untuk di-entri ke dalam komputer dan kemudian dicetak dalam bentuk dokumen. Apabila data yang diperoleh tidak
sesuai dan belum memenuhi persyaratan teknis registrasi kapal, maka data tersebut akan diverifikasi kembali oleh tim guna mendapatkan data yang valid.
Data lain yang diperoleh dari program registrasi ini berupa data visualfoto kapal, alat tangkap, dan pemilik kapal. Tahapan selanjutnya yakni data-data tersebut
diproses untuk menghasilkan output berupa data gabungan yang digunakan sebagai database sistem informasi.
Selama penelitian berlangsung, terdapat beberapa kendala antara lain keterlambatan penundaan pengukuran kapal yang disebabkan oleh kapal yang
diukur sedang melaut ketika jadwal pengukuran. Kendala lain yang ditemukan yakni lamanya memperoleh persetujuan daftar ukur dari Dirjen Hubla untuk kapal
dengan volume lebih dari 7 GT.
6.7 Kesimpulan
Rancangan sistem registrasi kapal ikan terpadu yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, yakni:
1
Diperlukan peraturan gubernur dalam pelaksanaan sistem registrasi kapal ikan terpadu di Provinsi NAD dan surat keputusan gubernur guna membentuk tim
yang terpadu dari instansi yang terkait;
2
Pembagian tugas dan wewenang dalam pengkuran kapal mengikuti aturan PP No. 5 Tahun 2006, dan UU No.31 Tahun 2004;