Keragaan teknologi kapal ikan dan alat penangkap ikan di Provinsi

26 untuk muatan, atau pengangkutan penumpang. Jika ruangan demikian di geladak atas mempunyai ukuran isi kurang dari satu meter kubik, maka ukuran isi ruangan tersebut tidak ikut diperhitungkan. Untuk pengukuran dalam negeri, GT kapal diperoleh dan ditentukan dengan rumus sebagai berikut Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Nomor: PY.67116-2002 tentang cara pengukuran dalam negeri untuk menghitung gross tonase kapal. Keterangan: V : adalah jumlah isi dari ruangan di bawah geladak atas ditambah dengan ruangan di bawah geladak atas ditambah dengan ruangan-ruanagn di atas geladak atas yang tertutup sempurna yang berukuran tidak kurang dari 1 m³. Untuk pengukuran ruangan di atas geladak kapal yang umumnya berbentuk empat persegi tidak berbeda dengan cara pengukuran internasional. Perbedaan terletak dalam pengukuran ruangan di bawah geladak kapal. Perhitungan ruangan di bawah geladak kapal mengasumsikan bahwa semua ruangan di bawah dek utama kapal adalah ruang tertutup yang kedap air. Ruangan tertutup menurut cara dalam negeri ini tidak berbeda jauh dengan cara pengukuran internasional yaitu ruang mesin, ruang sistem kemudi, tangki air tawar, palka, ruang alat tangkap, ruang ABK, gudang, dapur, whell house, dan tangki BBM. Adapun rumus yang digunakan dalam cara pengukuran dalam negeri adalah hasil perkalian antara panjang L, lebar B, dalm D, dan factor f. Isi ruangan di bawah geladak utama Keterangan : L : Panjang kapal, yang diukur mulai dari geladak yang terdapat di belakang linggi haluan sampai geladak yang terdapat di depan linggi buritan secara mendatar. Perbedaannya untuk panjang dalam negeri ini sekaligus dicantumkan pada surat ukur, hal ini berbeda dengan cara pengukuran GT = 0,25 x V L x B x D x f 27 yang pertama panjang geladak utama hanya digunakan dalam perhitungan tidak dalam surat ukur kapal Gambar 3. B : Lebar kapal, adalah jarak mendatar diukur antara kedua sisi luar kulit lambung kapal pada tempat yang terbesar, tidak termasuk pisang-pisang. Berdasarkan hasil analisa pustaka didapat bahwa lebar dalam negeri ini adalah bagian dari lebar cara internasional untuk kapal-kapal kulit non logam. Hal ini karena dalam penyusunan cara dalam negeri ini mengasumsikan bahwa kapal-kapal di Indonesia secara umum terbuat dari kayu Gambar 3. D : Dalam kapal, adalah jarak tegak lurus di tempat yang terlebar, diukur dari sisi bawah gading dasar sampai sisi bawah geladak atau sampai pada ketinggian garis khayal yang melintang melalui sisi atas dari lambung tetap; dan cara pengukuran dalam kapal pada Gambar 4 f : factor, ditentukan menurut bentuk penampang melintang dan atau jenis kapal yaitu : 1 0,85 bagi kapal-kapal dengan bentuk penampang penuh atau bagi kapal-kapal dengan dasar rata, secara umum digunakan bagi kapal tongkang 2 0,70 bagi kapal-kapal dengan bentuk penampang hampir penuh atau dengan dasar agak miring dari tengah-tengah ke sisi kapal, secara umum digunakan bagi kapal motor. 3 0,50 bagi kapal-kapal yang tidak termasuk golongan 1 atau 2 secara umum digunakan bagi kapal layar atau kapal layar dibantu motor. 28 Gambar 3 Cara pengukuran panjang dan lebar kapal Gambar 4 Cara pengukuran dalam kapal Faktor f dalam bidang teknik perkapalan disebut juga sebagai koefisien balok coefficient of block atau Cb. Nilai Cb menunjukkan nilai perbandingan L e b a r Tampak samping Tampak atas Palka Ikan Ruang Mesin Deck Line Base Line LOA – Panjang Keseluruhan