22
tangkapan. Pada setiap kegiatan pelayaran operasi penangkapan ikan, kapal harus sudah dilengkapai dengan dokumen-dokumen yang legal. Dokumen legal
dimaksud adalah selain dokumen-dokumen tentang status kapal, juga perijinan yang mengharuskan kapal tersebut beroperasi pada lokasi-lokasi yang telah
ditetapkan pada surat ijin tersebut.
2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Pemerintah dan Pemilik Kapal
2.4.1 Wewenang pengelolaan dan perijinan kapal ikan
Wewenang pengelolaan perikanan adalah seluruh wilayah pengelolaan perikanan di Indonesia sesuai dengan tingkat kewenangan yang dimiliki.
Berdasarkan kewenangan dan peraturan yang ada, wewenang pengelolaan perikanan didasarkan atas 2 dua pendekatan yaitu :
1 Berdasarkan kewenangan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, yang lebih menitik beratkan pada wewenang pengelolaan wilayah perairan laut.
2 Berdasarkan kewenangan UU No. 31 tahun 2004 sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 45 tahun 2009 tentang Perikanan dan Peraturan Pelaksanaannya, yang menitik beratkan pada wewenang pengelolaan dan
pengaturan kapal perikanan. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan
kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mengelola wilayah perairan laut sebagai berikut :
1 Satu per tiga dari wilayah laut propinsi, kewenangan pengelolaannya berada
pada pemerintah kabupaten dan kota. 2
Sampai dengan 12 mil laut, kewenangan pengelolaannya berada pada pemerintah provinsi.
3 Dan lebih dari 12 mil kewenangan pengelolaannya berada pada pemerintah
pusat. Demikian juga UU No. 31 tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan
UU No. 45 tahun 2009 tentang Perikanan, yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12MEN2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
23
PER.05MEN2008 Tentang Usaha Perikanan Tangkap, telah mengatur kewenangan dan ditambahkan lebih lanjut pada Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor PER.16MEN2010 tentang pemberian kewenangan kepada Gubernur untuk dapat menerbitkan SIUP dan SIKPI untuk kapal di atas 30 GT
sampai dengan 60 GT sebagai berikut : 1
Kewenangan pemerintah pusat di bidang perijinan perikanan adalah 1 Menteri memberikan kewenangan kepada Direktur Jenderal untuk
menerbitkan danatau memperpanjang SIUP, SIPI, danatau SIKPI kepada orang atau badan hukum Indonesia yang menggunakan kapal
dengan ukuran di atas 30 GT pasal 19 ayat 1a. 2 Menteri dapat mendelegasikan kewenangan penerbitan perpanjangan
SIPI danatau SIKPI kepada Gubernur bagi kapal perikanan berbendera Indonesia berukuran di atas 30 GT sampai dengan ukuran
tertentu pasal 20 ayat 1 2
Kewenangan pemerintah provinsi di bidang perijinan perikanan adalah 1 Gubernur diberikan kewenangan untuk menerbitkan SIUP kepada
orang atau badan hukum Indonesia yang melakukan usaha perikanan, SIPI, danatau SIKPI bagi kapal perikanan dengan ukuran di atas 10
GT sampai dengan 30 GT kepada orang atau badan hukum Indonesia yang berdomisili di wilayah administrasinya dan beroperasi di wilayah
pengelolaan perikanan yang menjadi kewenangannya, serta tidak menggunakan modal danatau tenaga kerja asing pasal 21 ayat 1
2 Pasal 2 ayat 1 PerMen No. PER.16MEN2010 menyatakan bahwa Gubernur diberikanan kewenangan untuk menerbitkan SIPI dan SIKPI
untuk kapal-kapal 30 GT ke atas sampai dengan 60 GT, berdasarkan SIUP yang dikeluarkan oleh KKP Pusat, dan pelaksanaannya
dilakukan oleh DKP Propinsi. Sehingga kewenangan Gubernur menjadi lebih lebar rentangnya untuk mengeluarkan SIPI dan SIKPI
bagi kapal-kapal 10 GT sampai dengan 60 GT. 3
Kewenangan pemerintah kabupaten dan kota di bidang perijinan perikanan adalah