Metodologi Rancangan pengelolaan perikanan tangkap berbasis sistem registrasi kapal ikan di Provinsi Aceh

94

6.5.4 Langkah-langkah strategis

Untuk menjadi sebuah tim terpadu yang solid dan dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan dari registrasi kapal ikan diperlukan langkah-langkah yang strategis, langkah-langkah strategis dimaksud adalah melalui kegiatan berikut 1 Workshop Kegiatan workshop bertujuan untuk pengkayaan pengetahuan dan menyamakan persepsi kepada institusi sebagai peserta tentang registrasi kapal ikan. Adapun materi yang disampaikan pada workshop tersebut meliputi: 1 Regulasi nasional tentang regristrasi kapal ikan, 2 Hal teknis tentang pengukuran dan perhitungan GT, 3 Tugas pokok dan fungsi yang spesifik dari masing- masing institusi yang terkait registrasi kapal ikan, 4 Tentang pelayanan satu pintu, 5 Pengelolaan registrasi kapal ikan, 6 Penegakkan hukum, 7 Pengalaman negara tetangga melakukan registrasi kapal ikan. Hasil dari kegiatan workshop tersebut menghasilkan rekomendasi yang sanagt perlu untuk mendukung pembentukan rancangan pengelolaan registrasi kapal ikan terpadu. Rekomendasi penting yang dihasilkan dari kegiatan Workshop Registrasi Kapal Perikanan di Provinsi Aceh yaitu: 1 IUU Illegal, Unregulated, Unreported Fishing telah menimbulkan kerugian yang besar sehingga isu ini tidak hanya menjadi permasalahan yang bersifat lokal melainkan juga bersifat nasional dan internasional. 2 Ilegal fishing yang terjadi di Aceh sangat signifikan dari kasus ilegal fishing d i Indonesia. 3 Penataan dan Penyempurnaan Rancangan Registrasi Kapal Perikanan merupakan bagian penting untuk mengantisipasi isu IUU Fishing dan lainnya di Aceh dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi dan kearifan lokal dan perlu segera direalisasikan. 4 Kondisi status Sumber Daya Ikan di WPP I dan IX Wilayah Perairan Aceh perlu dikaji kembali tingkat validitasnya apakah memang sudah mengkuatirkan karena hal ini dapat mempengaruhi ketepatan perencanaan 95 ke depan dan iklim investasi. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu penelitian tentang pengkajian stok ikan. 5 Diperlukan penetapan nomenklatur terhadap jenis alat tangkap baru yang dioperasikan oleh nelayan seperti pukat hela dan pengkajiannya secara cermat tentang dampak negatifnya terhadap kelestarian Sumber Daya Ikan SDI di perairan laut Aceh. 6 Selain untuk mengantisipasi kasus pencurian ikan illegal fishing, tangkap lebih over fishing; konflik antar nelayan; dan kehilangan pendapatan negara yang bersumber dari non pajak maka Dokumen Registrasi Kapal Perikanan diharapkan dapat berfungsi sebagai alat penyertaan penjaminan dalam proses penyaluran kredit oleh perbankan kepada nelayan Buku Kapal Perikanan. 7 Diperlukan sinkronisasi terhadap perbedaan penetapan kewenangan dalam pengecekan fisik kapal surat ukur dan gross akte dari Departemen Perhubungan dan Departemen Kelautan dan Perikanan sehingga memudahkan nelayan untuk melakukan registrasi kapal perikanan. 8 Diperlukan sosialisasi kepada kabupatenkota tentang mekanisme dan prosedur proses perizinan sektor perikanan yang diterapkan oleh P2TSP, termasuk dalam hal batas waktu penyelesaian dan biaya yang harus dikeluarkan oleh nelayan. 9 Diperlukan sosialisasi kepada kabupatenkota tentang mekanisme dan prosedur proses pengurusan dokumen Kapal Perikanan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan, termasuk dalam hal batas waktu penyelesaian dan biaya yang harus dikeluarkan oleh nelayan. 10 Untuk menindaklanjuti hasil registrasi kapal perikanan maka diperlukan kegiatan MCS Monitoring, Controlling, and Surveilance terpadu yang melibatkan unsur 1 PPNS terkait; 2 Penyidik TNI-AL; 3 Penyidik Polisi Airud; dan 4 POKMASWAS Panglima Laot dan Nelayan. 11 Dalam rangka pengawasan perairan perbatasan maka Kementerian Kelautan dan Perikanan diharapkan memprioritaskan pembangunan Pangkalan dan Fasilitas Pengawasan termasuk menyediakan Kapal Patroli untuk beroperasi di wilayah Perairan NAD.