Sumber dan Jenis Data

52 Subdit Pengukuran dan Pendaftaran Kebangsaan Kapal di Jakarta. Setelah mendapat pengesahan dari Subdit Pengukuran dan Pendaftaran Kebangsaan Kapal kemudian dokumen dikembalikan ke daerah Syahbandar untuk diterbitkan Surat Ukur, Sertifikat Kelaiklautan, Gross Akte, dan Pas Tahunan. Sebagai penerbit Gross Akte dan Pas Tahunan Pertama adalah Syahbandar dengan kelas tertinggi untuk di Provinsi Aceh adalah Administratur pelabuhan AdpelSyahbandar Sabang dan AdpelSyahbandar Lhokseumawe Gambar 12 Bagan alir proses registrasi kapal untuk 7 GT ke atas 53 Namun berdasarkan data yang diperoleh pada AdpelSyahbandar yang berada di Provinsi Aceh terdapat jumlah yang berbeda dengan yang tercatat di Pusat seperti ditunjukan pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7 Daftar AdpelKanpelSyahbandar, Sandi Pengenal, keberadaan Ahli Ukur dan Jumlah Kapal yang teregistrasi di daerah UPT AdpelKanpel Pengenal Ahli Ukur Jumlah Kapal Meulaboh Kabupaten Aceh Barat QQi Ada 23 Tapak Tuan Kabupaten Aceh Selatan QQk - 59 Malahayati Kota Banda Aceh QQm Ada 120 Idie Kabupaten Aceh Timur QQd - 115 Lhokseumawe Kota Lhokseumawe QQc Ada 173 Langsa Kota Langsa QQg Ada 41 Sabang Kota Sabang QQb Ada 12 Singkil Kabupaten Singkil - - Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya - 22 Calang Kabupaten Aceh Jaya Ada - Sinabang Kabupaten Simeuleue - - 565 Tabel 8 Daftar AdpelKanpelSyahbandar, Sandi Pengenal, Ahli Ukur dan Jumlah Kapal yang terdaftar di Pusat AdpelKanpel Pengenal Ahli Ukur Jumlah Kapal Meulaboh Kabupaten Aceh Barat QQi Ada 2 Tapak Tuan Kabupaten Aceh Selatan QQk - 3 Malahayati Kota Banda Aceh QQm Ada 60 Idie Kabupaten Aceh Timur QQd - 71 Lhokseumawe Kota Lhokseumawe QQc Ada 70 Langsa Kota Langsa QQg Ada 2 Sabang Kota Sabang QQb Ada 2 Calang Aceh Jaya Ada 210 Berdasarkan data di atas terdapat perbedaan jumlah antara yang terdaftar di pusat yaitu sebesar 210 unit dan kapal yang hanya terdaftar di daerah adalah 565 unit sehingga terdapat selisih sebesar 355 unit 65. Data di atas menunjukan bahwa 65 kapal-kapal tidak melewati proses seperti pada alur proses yang seharusnya, dengan kata lain bahwa kapal-kapal yang tidak melalui alur proses tersebut mempunyai dokumen tidak sah secara hukum.