Pembahasan Rancangan pengelolaan perikanan tangkap berbasis sistem registrasi kapal ikan di Provinsi Aceh
87
Instansi Tupoksi
Kesesuaian
B, D, d dan karakteristik lainnya seperti sheer, trim, slip, way, rigger, Boom
serta peralatan yang ada di dalam kamar kemudi seperti kompas, peralatan
penginderaan jauh, alat komunikasi dan sebagainya. Sedangkan pemeriksaan di
bawah dek dilakukan terhadap: kapasitas, palkah, ruang penyimpanan
barang storage, ruang kamar mesin atau ruang pengolahan;
2. Pemeriksaan Mesin dan Alat Bantu Penangkapan
Terhadap mesin dan alat bantu juga dilakukan pemeriksaan utamanya untuk
mengetahui nomor, merk, tahun pembuatan, dan spesifikasi lainnya.
Disamping mesin utama yang digunakan, mesin bantu gen set alat
bantu seperti : line hauler, winch, power block, water sprinkle, angli machine
, lampu sorot dan lainnya. Hal ini untuk
mengetahui apakah keberadaan alat bantu tersebut sesuai atau tidak dengan
peruntukannya;
3. Pemeriksaan Alat Penangkapan Ikan Pemeriksaan terhadap alat penangkapan
88
Instansi Tupoksi
Kesesuaian
ikan sebaiknya dapat dilakukan dengan membuka atau membentangkan alat
yang hendak diperiksa. Hal ini untuk mengetahui struktur dan komponen alat
penangkap ikan secara terinci. Karakteristik alat penangkap ikan
sebaiknya dicatat dan dibuat sketsa atau basic designnya;
4. Alat Pemisah Ikan APITEDBED, bagi yang disyaratkan.
Syahbandar : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR: KM 64 TAHUN 2010 ORGANISASI DAN TATA KERJA
KANTOR SYAHBANDAR Melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, Kantor Syahbandar
menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan
sertifikasi kelaiklautan kapal sesuai dengan kewenangannya;
b. Pengawasan bongkar muat barang berbahaya, limbah bahan berbahaya dan
beracun, dan pengisian bahan bakar; c. pengawasan laik layar dan kepelautan,
alih muat di perairan pelabuhan, keselamatan pengerukan, reklamasi
Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian
dan sertifikasi kelaiklautan kapal sesuai dengan kewenangannya;
b. Pengawasan bongkar muat barang berbahaya, limbah bahan berbahaya
dan beracun, dan pengisian bahan bakar;
c. pengawasan laik layar dan kepelautan, alih muat di perairan
pelabuhan, keselamatan pengerukan, reklamasi dan pembangunan fasilitas
pelabuhan sesuai dengan kewenangannya serta penerbitan
Surat persetujuan Berlayar;
89
Instansi Tupoksi
Kesesuaian
dan pembangunan fasilitas pelabuhan sesuai dengan kewenangannya serta
penerbitan Surat persetujuan Berlayar;
d. koordinasi dan pelaksanaan penanggulangan pencemaran dan
pemadaman kebakaran di pelabuhan serta pengawasan perlindungan
lingkungan maritim;
e. pelaksanaan bantuan pencarian dan penyelamatan Search and
RescuelSAR, di Daerah Lingkungan Kerja DLKr dan Daerah Lingkungan
Kepentingan DLKp pelabuhan;
f. pelaksanaan ketertiban dan patroli, penyidikan tindak pidana pelayaran di
dalam Daerah Lingkungan Kerja DLKr dan Daerah Lingkungan Kepentingan
DLKp pelabuhan, serta pengawasan Pekerjaan Bawah Air PBA, salvage,
penundaan dan pemanduan kapal; dan
g. pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan,hukum dan
hubungan masyarakat.
90
Instansi Tupoksi
Kesesuaian
Dis Hub Sub Dinas Perhubungan Laut PERATURAN DAERAH PROPINSI ISTIMEWA
ACEH NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
D I N A S P E R H U B U N G A N PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
Pasal 28 Sub Dinas Perhubungan Laut mempunyai
tugas: 1 Merencanakan melaksanakan
pembinaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan angkutan laut,
kepelabuhanan dan keselamatan pelayaran serta penyusunan rencana
angkutan laut dengan memperhatikan keterpaduan antara moda darat dan
udara.
2 Menyiapkan dan menetapkan lokasi pemasangan dan pemeliharaan rambu
laut dalam wilayah 4 empat mil sampai
dengan 12 dua betas mil dari garis sempadan pantai, serta pengendalian
dan pengawasan pengelolaan pelabuhan Propinsi yang dibangun atas prakarsa
Propinsi danatau pelabuhan yang diserahkan oleh Pemerintah kepada
Propinsi serta pembinaan terhadap asosiasi sub sektor perhubungan laut
wilayah Propinsi.
Sub Dinas Perhubungan Laut mempunyai Merencanakan melaksanakan
pembinaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan angkutan laut,
kepelabuhanan dan keselamatan pelayaran
serta penyusunan rencana angkutan laut dengan
memperhatikan keterpaduan antara moda darat dan udara.