Hasil Observasi Keaktifan Siswa

Gambar 6. Grafik Ketuntasan Klasikal Persiklus Grafik pada gambar 6 di atas menunjukkan ketuntasan klasikal pada siklus I adalah sebesar 75 sedangkan pada siklus II sebesar 70,83 . Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan presentase ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II yaitu dari 75 menjadi 70,83 . Hal ini dapat dipahami karena adanya perbedaan anggota diskusi kelompok saat siklus I dan siklus II yang dilihat dari segi jumlah dan faktor kedekatan atau kecocokkan antar siswa. Perbedaan jumlah siswa dalam kelompok diskusi pada siklus I dan siklus II berpengaruh terhadap tingkat pemahaman masing-masing siswa. Siklus I siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Dengan jumlah anggota kelompok yang lebih kecil maka masing-masing anggota kelompok cenderung lebih aktif dan kooperatif. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa. Sedangkan siklus II siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 6 siswa. Di siklus II ini jumlah anggota kelompok lebih banyak dibandingkan di siklus I. Jumlah yang terlampau banyak inilah yang berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa. 68 69 70 71 72 73 74 75 75 70.83 P re s e n ta s e Ketuntasan Klasikal Siswa SIKLUS I SIKLUS II Dalam proses diskusi siklus II, tidak semua siswa berperan aktif dalam diskusi. Ada siswa yang terlihat aktif dengan beberapa siswa lain dan adapula siswa yang lebih asyik mengobrol dan melakukan hal-hal lain dengan siswa lainnya. Ini juga dipengaruhi oleh faktor kedekatan masing-masing siswa dalam kelompok. Misalnya ada siswa yang saling bermusuhan atau merasa tidak cocok apabila dijadikan sekelompok. Di samping itu juga jika ditinjau dari materi diskusi yang dibahas pada siklus II lebih banyak dibandingkan materi diskusi di siklus I. Faktor-faktor tersebut berpengaruh pada hasil belajar siswa secara klasikal. Secara umum pemahaman siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende secara klasikal dikatakan sudah mencapai target yaitu 70 . Berdasarkan hasil pengamatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende mengalami peningkatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa terdiri atas dua yaitu faktor internal dari dalam diri siswa dan faktor ekskternal dari luar individu yang belajar. Faktor internal yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan saat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan media animasi. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi misalnya kondisi kelas, ketersediaan sarana pembelajaran dan buku-bukuliteratur yang menunjang proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan media animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

Peningkatan motivasi belajar siswa diukur menggunakan lembar kuisioner. Lembar kuisioner diberikan pada awal sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Adapun hasil kuisioner motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah tindakan dapat dilihat di bawah ini. Gambar 7. Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan grafik pada gambar 7 diatas diketahui bahwa persentase motivasi belajar siswa sebelum tindakan adalah sebesar 78,86 sedangkan persentase motivasi belajar siswa sesudah tindakan adalah 82,73 . Dari hasil kuisioner yang diberikan sebelum tindakan menunjukkan persentase siswa memperoleh kategori tinggi sebesar 75 , persentase siswa memperoleh kategori sedang sebesar 25 , dan tidak ada persentase siswa dengan kategori rendah . Dari hasil kuisioner yang diberikan setelah tindakan menunjukkan Persentase siswa memperoleh kategori tinggi sebesar 87,5 , persentase siswa memperoleh kategori sedang sebesar 12,5 , dan tidak ada persentase siswa dengan kategori rendah. Dari data tersebut yang diperoleh melalui hasil kuisioner sebelum dan sesudah tindakan menunjukkan adanya peningkatan presentase motivasi siswa secara klasikal yaitu sebesar 78,86 menjadi 82,73 . Dari rata-rata siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende dapat dikategorikan memiliki motivasi yang cukup tinggi terhadap pembelajaran Biologi dengan pemanfaatan media animasi. Hal ini di buktikan dengan presentase 76 77 78 79 80 81 82 83 M ot ivasi Aw al M ot ivasi Akhir

78.86 82.73

P re s e n ta s e M otivasi Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MEDIA ANIMASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 4 20

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA (ANIMASI) DAN MEDIA CHARTA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GALANG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

1 3 21

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 HAMPARAN PERAK TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 2 19

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA MELALUI STRATEGI Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pokok Materi Sistem Ekskresi Pada Manusia menggunakan Strategi Index Card Match dengan Media Torso Pada Siswa Kelas XI IPA SMA

0 0 18

Penerapan model pembelajaran word square untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Sains SMAK Frateran Ndao Ende pada pokok bahasan sistem saraf.

0 13 212

Penggunaan media animasi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan Bantul pada materi sistem saraf pada manusia.

0 1 243

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.

0 0 2

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A pada materi ekosistem SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat menggunakan media animasi dan video.

0 1 252

Pemahaman dan miskonsepsi tentang konsep gerak dan gaya pada siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Maumere

0 1 293

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat

0 1 217