C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan media animasi yang dilakukan oleh peneliti di SMAK Frateran Ndao Ende kelas XI IPA pada materi sistem ekskresi, hasil
belajar dan motivasi siswa menunjukkan hasil yang positif. Terjadi peningkatan
motivasi dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. 1.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif
Hasil belajar adalah tingkat kemampuan atau prestasi siswa mengolah materi pelajaran. Terjadinya peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa
sesuai dengan tujuan pokok pembelajaran kooperatif yaitu memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara
individu maupun secara kelompok. Peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif ditinjau dari hasil belajar
siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar dua siklus. Siswa diberikan soal pre-test sebelum memulai pembelajaran untuk mengetahui pemahaman awal
siswa terhadap materi sistem ekskresi. Nilai rata-rata pre-test siswa sangat rendah yaitu 42,91 dan tidak ada
satupun siswa yang tuntas atau mencapai KKM 75. Setelah pelaksanaan siklus I, hasil belajar ranah kognitif siswa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata post-test
siklus I adalah 76,08. Jumlah siswa yang mencapai KKM 75 sebanyak 18 atau 75 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa ranah kognitif pada
siklus I sudah mencapai target yaitu 70 siswa tuntas KKM 75. Hasil ini juga menunjukkan bahwa penggunaan media animasi dalam pembelajaran berpengaruh
pada hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian siklus II, rata-rata post-test siswa siklus II adalah 77,5
dengan siswa yang tuntas atau mencapai KKM 75 sebanyak 17 siswa atau 70,83
dari 24 siswa yang mengikuti tes. Peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif dapat dilihat pada grafik rata-rata nilai siklus I dan II di bawah ini :
Gambar 5. Grafik Rata-rata Nilai Persiklus
Grafik di atas menunjukkan peningkatan rata-rata nilai pada siklus I dan siklus II. Rata-rata nilai siklus I adalah sebesar 76,08 dan siklus II rata-rata
sebesar 77,7. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata nilai siswa dari siklus I ke siklus II yaitu dari 76,08 menjadi 77,5.
Dari hasil belajar yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dikatakan sudah mencapai target yang diinginkan. Secara umum pemahaman siswa kelas XI IPA
SMAK Frateran Ndao Ende mengalami peningkatan dengan penggunaan media animasi dalam pembelajaran. Selain rata-rata nilai, ketuntasan klasikal juga
diamati setiap siklusnya. Adapun ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dapat dilihat di bawah ini.
75 75.5
76 76.5
77 77.5
SIKLUS I SIKLUS II
76.08 77.5
T in
g k
a t
k e
m u
n c
u la
n
RATA-RATA
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Klasikal Persiklus
Grafik pada gambar 6 di atas menunjukkan ketuntasan klasikal pada siklus I adalah sebesar 75 sedangkan pada siklus II sebesar 70,83 . Hal ini
menunjukkan terjadinya penurunan presentase ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II yaitu dari 75 menjadi 70,83 . Hal ini dapat dipahami karena adanya
perbedaan anggota diskusi kelompok saat siklus I dan siklus II yang dilihat dari segi jumlah dan faktor kedekatan atau kecocokkan antar siswa.
Perbedaan jumlah siswa dalam kelompok diskusi pada siklus I dan siklus II berpengaruh terhadap tingkat pemahaman masing-masing siswa. Siklus I siswa
dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Dengan jumlah anggota kelompok yang lebih kecil maka masing-masing anggota kelompok cenderung
lebih aktif dan kooperatif. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa. Sedangkan siklus II siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 6
siswa. Di siklus II ini jumlah anggota kelompok lebih banyak dibandingkan di siklus I. Jumlah yang terlampau banyak inilah yang berpengaruh pada tingkat
pemahaman siswa.
68 69
70 71
72 73
74 75
75
70.83
P re
s e
n ta
s e
Ketuntasan Klasikal Siswa
SIKLUS I SIKLUS II