Deskripsi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

yang telah disampaikan guna mengikuti tes pada akhir siklus I. Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan soal post-test guna mengetahui tingkat pemahaman siswa sesudah pembelajaran yang kemudian menjadi nilai hasil belajar. Pengamatan dilakukan oleh guru dan observer selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung. Tugas guru mata pelajaran dan observer adalah mengamati kegiatan siswa di kelas. Gambar 3. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan guru menjelaskan tayangan animasi siklus I d. Refleksi Refleksi dilakukan dengan melihat hasil evaluasi pada siklus I. Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I, proses pembelajaran berjalan lumayan baik. Tetapi terlihat beberapa siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Masih ada siswa yang sibuk mengobrol dengan teman kelompok tentang hal lain saat proses diskusi. Dari hasil observasi, presentase keaktifan siswa adalah 66,66 . Hasil tersebut belum mencapai target keberhasilan yang ditentukan yaitu 75 . Sementara itu, untuk hasil post-test siklus I yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 76,08 dengan ketuntasan klasikal yang dicapai sebesar 75 . Hasil tersebut sudah mencapai target keberhasilan yang ditentukan yaitu 70 siswa mencapai KKM 75. 2. Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II, adalah sebagai berikut : a. Rencana Tindakan Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan silabus pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, bahan ajar, animasi sebagai media pembelajaran, lembar observasi, lembar kuisioner serta soal post-test. Tahap perencanaan dalam siklus II ini, peneliti membagi kelompok diskusi yang baru. Anggota kelompok pada siklus II ini tidak sama dengan anggota kelompok pada siklus I. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan lebih kondusif. b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran yakni 2 x 45 menit setiap pertemuannya. Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2013 jam pelajaran ke-3 dan ke-4, yaitu pukul 08.55 – 10.30 WITA. Jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran adalah 24 siswa. Pelaksanaan penelitian ini disertai dengan kegiatan observasi keaktifan siswa. Dalam kegiatan observasi siklus II, peneliti dibantu oleh tiga rekan mahasiswa dari Universitas Flores sebagai observer. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah dibuat. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan menyapa, menyampaikan materi yang akan dipelajari, dan tujuan pembelajaran serta menyampaikan apersepsi kepada siswa. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media animasi, peneliti meminta siswa membentuk kelompok baru. Kelompok baru ini terdiri dari empat kelompok berdasarkan pilihan siswa sendiri yang masing-masing kelompok terdiri atas enam orang siswa. Pada saat pembentukan kelompok, susasana kelas lebih kondusif. Siswa terlihat lebih tertib saat membentuk kelompok baru. Setelah terbentuk kelompok, peneliti membagikan dua Lembar Kerja Siswa LKS dan siswa diminta untuk berdiskusi serta mengkaji literaturbuku untuk menjawab pertanyaan pada LKS mengenai penyebab gangguanpenyakit pada alat-alat ekskresi manusia dan proses ekskresi pada hewan vertebrata dan invertebrata. Diskusi kelompok dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama antar siswa dalam kelompok. Di tengah proses diskusi salah satu siswa memberitahukan kepada peneliti dan guru bahwa salah satu anggota kelompoknya ada yang sakit. Akhirnya siswa tersebut diizinkan untuk pulang. Suasana kelas menjadi sedikit riuh. Peneliti kemudian kembali menenangkan suasana kelas dan meminta siswa agar kembali fokus dalam proses diskusi. Dalam proses diskusi, peneliti kemudian meminta perhatian siswa sejenak untuk mengamati proses hemodialisis melalui media animasi yang ditayangkan di depan kelas. Peneliti menayangkan animasi sebanyak tiga kali sesuai permintaan siswa. Kemudian siswa di minta kembali berdiskusi. Selama kegiatan diskusi berlangsung, peneliti juga mendatangi tiap-tiap kelompok untuk menanyakan kesulitan serta memastikan keseriusan tiap anggota kelompok diskusi. Saat kegiatan diskusi juga terlihat sebagian siswa tampak antusias dan bersemangat dalam melaksanakan diskusi dengan teman-teman sekelompok setelah melihat tayangan animasi proses hemodialisis. Saat peneliti mendatangi tiap-tiap kelompok, siswa banyak mengajukan petanyaan mengenai penyakit gagal ginjal dan kaitannya dengan proses hemodialisis. Kegiatan diskusi pada pertemuan pertama siklus II ini cukup memakan waktu yang sangat lama karena tiap-tiap kelompok mendapatkan dua LKS Lembar Kerja Siswa. Namun waktu diskusi dibatasi oleh peneliti. Setelah waktu diskusi selesai, peneliti meminta perwakilan 4 kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Proses presentasi juga diikuti dengan tanya jawab antar kelompok. Kegiatan presentasi yang diselingi dengan tanya jawab membuat kondisi kelas kurang kondusif. Hal ini dikarenakan adanya jawaban dari kelompok siswa yang presentasi kurang memuaskan bagi kelompok siswa yang melontarkan pertanyaan. Peneliti kemudian melontarkan pertanyaan yang sama kepada anggota kelompok yang lain dan mendengarkan jawaban dari masing-masing kelompok. Setelah itu peneliti melengkapi dan menambahkan jawaban siswa yang kurang tepat. Namun waktu presentasi tidak cukup lama dikarenakan waktu sudah menunjukkan pergantian mata pelajaran berikutnya. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, peneliti meminta siswa untuk kembali membaca materi presentasi karena presentasi akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2013 jam pelajaran ke-5 dan ke-6, yaitu pukul10.55-12.25 WITA. Jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran adalah 24 siswa. Sebelum memulai pembelajaran peneliti mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa. Pada pertemuan kedua, siswa diminta kembali dalam kelompok diskusi seperti pada pertemuan sebelumnya dan melanjutkan presentasi untuk kelompok selanjutnya. Suasana kelas kembali ramai ketika siswa saling berdebat dan mempertahankan jawaban masing-masing kelompok. Selain itu faktor jawaban siswa yang terdengar lucu sehingga memancing tawa siswa lain. Peneliti segera menenangkan kelas dan meminta siswa agar tidak ramai sehinggga tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas lain. Setelah kegiatan presentasi selesai kemudian peneliti menjelaskan konsep mengenai gangguanpenyakit pada organ ekskresi manusia serta proses ekskresi pada hewan vertebrata dan invertebrata. Peneliti juga kembali menayangkan serta menjelaskan proses hemodialisis darah melalui media animasi. Peneliti memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan pertanyaan tentang konsep yang belum dimengerti. Peneliti meminta siswa menyimpulkan pelajaran pada pertemuan yang lalu dan pertemuan pada hari ini. Kemudian peneliti memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk kembali membaca materi mengenai gangguanpenyakit pada organ ekskresi manusia dan proses ekskresi pada hewan vertebrata dan invertebrata. Pada akhir siklus II, siswa mengerjakan soal post-test guna mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dan sesudah pembelajaran yang kemudian menjadi nilai hasil belajar. Pengamatan juga dilakukan oleh guru dan observer selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung. Tugas guru mata pelajaran dan observer adalah mengamati kegiatan siswa di kelas dan peneliti apakah peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang tertulis dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Gambar 4. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan guru menjelaskan tayangan animasi siklus II c. Refleksi Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan di siklus II, proses pembelajaran berjalan lebih baik dibandingkan di siklus I. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa di kelas selama pembelajaran. Siswa menjadi lebih tenang sehingga suasana kelas menjadi lebih kondusif, aktif dalam kelompok diskusi, berani dalam mempresentasikan hasil diskusi serta lebih banyak mengajukan pertanyaan. Dari hasil observasi, presentase keaktifan siswa di siklus II adalah sebesar 75 . Hasil tersebut sudah mencapai target keberhasilan yang ditentukan yaitu 75 . Sementara itu, untuk hasil post-test siklus II yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 77,5 dengan ketuntasan klasikal yang dicapai sebesar 70,83 . Hasil tersebut sudah mencapai target keberhasilan yang ditentukan yaitu 70 siswa mencapai KKM 75.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, peneliti memperoleh data berupa hasil skor pre-test, post-test siklus I, post-test siklus II, hasil skor kuisioner motivasi siswa dan skor observasi keaktifan siswa terhadap pembelajaran Biologi pada pokok bahasan sistem ekskresi dengan menggunakan media animasi.

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif

a. Hasil Penilaian Pre-test

Pre-test dilaksanakan sebelum awal siklus I. Pre-test bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai materi sistem eksresi. Soal pre-test dibuat berdasarkan indikator yang ada dari Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD dari materi sistem ekskresi. Adapun nilai yang diperoleh dari pre-test dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9. Hasil Analisis Nilai Pre-test Siswa No. Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh 1 Nilai tertinggi 60 2 Nilai terendah 20 3 Persentase siswa yang tuntas ≥ 75 4 Persentase siswa yang belum tuntas 75 100 5 Skor rata-rata 42,91 6 Ketuntasan klasikal 7 Indikator target 50 siswa mencapai KKM 75 8 Kualifikasi Belum memenuhi target Hasil Analisis Nilai Pre-test selengkapnya dapat dilihat pada halaman 157 Berdasarkan tabel di atas,nilai tertinggi pada pre-test yang dicapai siswa adalah 60 sedangkan nilai terendah adalah 20. Skor rata-rata kemampuan awal siswa adalah 42,91 dengan ketuntasan kelas 0. Dari skor rata-rata yang diperoleh terlihat bahwa rendahnya pencapaian hasil belajar kognitif siswa terhadap materi sistem ekskresi.

b. Hasil Penilaian Post-test Siklus I

Post-test dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I. Peneliti melaksanakan post-test siklus I untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari selama pembelajaran siklus I. Soal post-test siklus I dibuat berdasarkan indikator hasil belajar ranah kognitif pada siklus I. Adapun perolehan nilai post-test siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Hasil Analisis Nilai Post-test Siswa Siklus I No. Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh 1 Nilai tertinggi 90 2 Nilai terendah 60 3 Persentase siswa yang tuntas ≥ 75 75 4 Persentase siswa yang belum tuntas 75 25 5 Skor rata-rata 76,08 6 Ketuntasan klasikal 75 7 Indikator target 70 siswa mencapai KKM 75 8 Kualifikasi Sudah memenuhi target Hasil Analisis Nilai Post-test siklus I selengkapnya dapat dilihat pada halaman 162 Berdasarkan tabel diatas, nilai tertinggi yang dicapai siswa pada post-test siklus I adalah 90 sedangkan nilai terendahnya adalah 60. Skor rata-rata siswa yang diperoleh adalah 76,08 dengan ketuntasan klasikal 75 . Dari post-test siklus I, persentase siswa yang tuntas sebanyak 75 sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas sebanyak 25 . Ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus I adalah sebesar 75 dan sudah mencapai target yang ditentukan sebesar 70 . Terlihat adanya peningkatan persentasi siswa yang tuntas belajar dari 0 pada pre-test sebelum siklus I menjadi 75 siswa pada post-test siklus I.

c. Hasil Penilaian Post-test Siklus II

Post-test siklus II diberikan pada akhir pertemuan siklus II. Peneliti memberikan soal post-test siklus II untuk mengetahui pemahaman siswa selama pembelajaran siklus II. Soal post-test siklus II dibuat berdasarkan indikator hasil belajar ranah kognitif pada siklus II. Adapun perolehan nilai post-test siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 11. Hasil Analisis Nilai Post-test Siswa Siklus II No. Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh 1 Nilai tertinggi 95 2 Nilai terendah 55 3 Persentase siswa yang tuntas ≥ 75 70,83 4 Persentase siswa yang belum tuntas 75 29,16 5 Skor rata-rata 77,5 6 Ketuntasan klasikal 70,83 7 Indikator target 70 siswa mencapai KKM 75 8 Kualifikasi Sudah memenuhi target Hasil Analisis Nilai Post-test siklus II selengkapnya dapat dilihat pada halaman 167 Berdasarkan tabel diatas, nilai tertinggi yang dicapai siswa pada post-test siklus II adalah 95 sedangkan nilai terendahnya adalah 55. Skor rata-rata siswa yang diperoleh adalah 77,5 dengan ketuntasan klasikal 70,83 . Dari post-test siklus II, persentase siswa tuntas sebanyak 70,83 . Sedangkan persentase siswa tidak tuntas sebanyak 29,16 . Ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar 70,83 dan sudah mencapai target yang ditentukan sebesar 70 . Skor rata-rata post-test siklus II mengalami peningkatan menjadi 77,5 dari 76,08 pada post-test siklus I. Ketuntasan klasikal pada post-test siklus II adalah 70,83 dan lebih rendah dibandingkan post-test siklus I yaitu sebesar 75 .

2. Hasil Kuisioner Motivasi Siswa

Pada penelitian ini, untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende, peneliti menggunakan lembar kuisioner yang diberikan kepada siswa pada saat sebelum dan sesudah tindakan. Lembar kuisioner diberikan untuk mengetahui sejauh mana motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media animasi. Motivasi belajar siswa dapat diketahui dengan menghitung presentase motivasi dari masing-masing siswa dan menghitung presentase yang diperoleh kelas secara keseluruhan. Untuk menghitung presentase motivasi dari masing-masing siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh masing-masing siswa dibagi skor maksimal yang seharusnya diperoleh siswa dikalikan 100 . Skor maksimal yang seharusnya diperoleh siswa untuk lembar kuisioner sebelum dan sesudah tindakan adalah 84 sesuai dengan jumlah item dalam angket berjumlah 21 item dikali dengan 4 sesuai dengan jawaban pernyataan dengan skor paling tinggi. Setelah menghitung presentase motivasi masing-masing siswa, setiap siswa dikelompokan dalam kriteria motivasi “tinggi”, “sedang” , dan “rendah. Sedangkan untuk mengetahui presentase kelas secara keseluruhan dihitung dengan mengakumulasikan jumlah siswa yang memiliki kriteria motivasi “tinggi” dibagi jumlah total siswa secara keseluruhan dikalikan 100 .

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MEDIA ANIMASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 4 20

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA (ANIMASI) DAN MEDIA CHARTA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GALANG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

1 3 21

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 HAMPARAN PERAK TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 2 19

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA MELALUI STRATEGI Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pokok Materi Sistem Ekskresi Pada Manusia menggunakan Strategi Index Card Match dengan Media Torso Pada Siswa Kelas XI IPA SMA

0 0 18

Penerapan model pembelajaran word square untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Sains SMAK Frateran Ndao Ende pada pokok bahasan sistem saraf.

0 13 212

Penggunaan media animasi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan Bantul pada materi sistem saraf pada manusia.

0 1 243

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.

0 0 2

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A pada materi ekosistem SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat menggunakan media animasi dan video.

0 1 252

Pemahaman dan miskonsepsi tentang konsep gerak dan gaya pada siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Maumere

0 1 293

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat

0 1 217