fokus masalah. Metode dokumentasi dilakukan selama proses praktikum berlangsung.
3. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tak berstruktur unstructured
interview atau terbuka. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data, namun
hanya menyediakan garis-garis besar permasalahan yang akan dinyatakan. Wawancara akan dilakukan setelah proses praktikum untuk mengetahui
keterampilan saintifik siswa yang didapat.
F. Kalibrasi Instrumen
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, instrumen LKS dan rubrik penilaian produk dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui
validitasnya dan proses pembelajarannya direkam untuk menjaga reliabilitasnya. 1.
Validitas Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang ingin
diukur.
13
Validitas dapat dinilai dalam beberapa cara, tergantung pada tes dan yang penggunaan yang dimaksudkan. Tiga jenis utama dari validitas adalah
validitas isi, kriteria-terkait validitas, dan validitas konstruk. Arikunto mengemukakan bahwa validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil
pemikiran dan dari hasil pengalaman.
14
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa validitas suatu alat ukur atau tes atau instrumen
dapat diketahui atau dapat dicapai dari hasil teoritik atau pemikiran, dan dari hasil empirik atau pengalaman. Penilaian produk menuntut seorang guru
untuk memilih dan menggunakan prosedur yang adil pada seluruh siswa tanpa membedakan latar belakang kebudayaan, bahasa, dan jenis kelamin.
Selain itu faktor lain yang dapat menimbulkan kesalahan dalam validitas penilaian produk adalah kegagalan siswa dalam memasukkan atau
memberikan penilaian produk, adanya persekongkolan dengan sesama siswa.
13
Mary J. Allen Wendy M. Yen, Introduction to measurement theory. Monterey: BrooksCole Publising Company, 1979, h. 95.
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. 9, h. 65.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
15
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui ketepatan
instrumen LKS dan rubrik penilaian produk untuk mengukur keterampilan saintifik dilakukan validasi isi oleh dua dosen ahli. Validasi ini dilakukan
dengan cara menentukan tujuan mengadakan pengamatan, mengadakan pembatasan terhadap bagian yang akan diamati, menderetkan semua indikator
dari tiap bagian yang akan diamati, dan menderetkan semua indikator.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila
instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah
ketepatan hasil tes. Dapat ditarik kesimpulan bahwa reliabilitas adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada kestabilan dan kekonsistenan penskoran,
secara logika untuk mendapatkan informasi tentang reliabilitas penilaian produk adalah mengadakan observasi sesering mungkin. Jika kriteria penilaian
produk tidak jelas, maka guru harus memberikan pemahaman kepada siswa dari suatu kriteria sehingga tidak timbul kasalahan dan subjektivitas. Salah satu
cara untuk mengurangi ketidakkonsistenan pada penskoran adalah menentukan tujuan penilaian produk dan kriteria-kriteria penilaian dengan jelas pula.
Reliabilitas penting untuk menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes dapat dikatakan reliabel tetapi tidak valid, sedangkan sebuah tes yang valid berarti tes
tersebut reliabel. Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan, atau
konsistensi dan dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.
16
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, Ed. 4, Cet. 11, h. 160.
16
Ibid, h. 97.