Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

mengetahui prosedur kerja yang akan dilakukan pada praktikum pertama, sehingga guru memberikan prosedur kerja yang akan digunakan kepada siswa untuk melakukan praktikum. Siswa dapat menentukan alat dan bahan jika mereka memiliki pengetahuan memgenai materi yang akan dipraktikumkan serta mengenai alat - alat dan bahan-bahan yang ada di dalam laboratorium. Selain itu, di dalam LKS praktikum disebutkan kata-kata pengantar dalam melakukan praktikum. Sehingga siswa memiliki petunjuk dalam menentukan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum sesuai dengan tujuan praktikum. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa terampil dalam hal merencanakan percobaan. LKS praktikum pun harus mendukung atau menstimulus keterampilan terseubut dengan memberikan pengantar atau kata kunci sebagai petunjuk seperti gambar sketsa yang menunjukan kegiatan praktikum yang akan dilakukan. Sehingga keterampilan tersebut dapat berkembang menjadi lebih baik. Keterampilan menalar 71.10 kategori baik, berdasarkan data hasil observasi siswa sudah dapat menganalisis lima sampai tujuh struktur jaringan, namun masih ditemukan jawaban yang kurang tepat. Kemampuan siswa dalam memprediksi biasanya didapatkan dari pengetahuan awal sebelumnya yaitu keterampilan mengamati dan menanya. Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi mencari solusi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dari ilmu pengetahuan. Dengan mengamati suatu permasalahan siswa mampu memprediksi suatu solusi untuk pemecahan masalah tersebut. Hal ini didukung oleh pendapat Rustaman bahwa menganalisis mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada. 13 Keterampilan berkomunikasi 75,00 kategori baik, berdasarkan data hasil observasi siswa sudah dapat menganalisa hasil pengamatan dengan penjelasan materi yang telah diberikan oleh guru sebelumnya, namun masih ditemukan 13 Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2005, Cet. 1, h. 92. beberapa ketidak sesuiaan dalam menjelaskan jawaban hasil praktikum. Adanya ketidakbiasaan siswa dalam mengaplikasikan konsep dalam ruang lingkup yang berbeda yaitu dalam melakukan praktikum. Siswa belum terbiasa dalam menerapkan konsep-konsep dengan data yang mereka peroleh sendiri serta mereka pun tidak tahu data apa yang mereka dapat dan untuk apa data tersebut diperoleh. Ketidakbiasaan tersebut dikarenakan minimnya pengalaman siswa dalam melakukan kegiatan praktikum. Sehingga keterampilan saintfik dalam berkomunikasi belum dimiliki secara maksimal oleh para siswa. Guru melakukan pengamatan dalam kegiatan belajar pada proses penyampaian konsep tersebut. Penyampaian konsep telah disampaikan kepada siswa, namun penyampaian materi tersebut bersifat informatif dengan menggunakan metode ceramah saja. Siswa tidak diberikan pemecahan menyelesaikan soal dalam kondisi yang nyata, dimana siswa mendapatkan data sendiri melalui kegiatan praktiku. Sehingga pada saat siswa mendapatkan data dari praktikum jaringan. Pavelich dan Abraham menyatakan bahwa perkembangan intelektual siswa akan menjadi lebih lambat bila pembelajarannya dilakukan dengan cara informatif saja. 14 Pembelajaran hendaknya dikembangkan menjadi lebih efektif, dimana siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri penemuan konsep serta diberikan kesempatan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari atau juga dalam praktikum. Pengalaman tersebut akan didapatkan pada saat melakukan kegiatan praktikum, dan memberikan peluang kepada siswa untuk menemukan, memperkuat dan mengembangkan konsep- konsep ilmiah yang ada. Pada dasarnya setiap siswa memiliki keterampilan dasar, oleh sebab itu untuk mencapai kriteria keterampilan saintifik yang maksimal baik yang dasar maupun yang terpadu harus terlatih kepada siswa, hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Oemar Hamalik bahwa pendekatan keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa. Kemampuan-kemampuan fisik dan mental tersebut pada 14 Susiwi, Achmad A. Hinduan, Liliasari, dan Sadijah Ahmad, op.cit., h. 90. dasarnya telah dimiliki oleh siswa meskipun masih sederhana dan perlu dirangsang agar menunjukkan jati dirinya. 15 Hasil keterampilan saintifik secara keseluruhan menunjukkan persentase rata-rata sebesar 70.47, maka keterampilan saintifik menggunakan penilaian produk pada pada praktikum biologi sudah baik. Penilaian produk sudah dapat menganalisis aspek pada keterampilan saintifik yang dimiliki siswa dalam melakukan praktikum. Hasil tersebut senada dengan pendapat yang dikemukaakan oleh Krischner yaitu praktikum dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa dalam mengamati suatu fenomena dan penerapannya. 16 Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan saintifik menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat dalam berbagai pengalaman. Pengalaman yang didapat melalui pendekatan saintifik dapat mengembangkan kemampuan dasar siswa menjadi kreatif, aktif, terampil dalam berpikir dan terampil dalam memperoleh pengetahuannya. 17 Pengalaman- pengalaman tersebut terakumulasi dan kemudian diterapkan oleh siswa pada praktikum berikutnya. Gebi menyatakan bahwa kegiatan praktikum dapat mengembangkan keterampilan saintifik siswa, karena pada kegiatan praktikum dapat dikembangkan keterampilan psikomotorik, kognitif, dan juga afektif. 18 Penilaian merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan siswa dengan cara menilai untuk kerja individu peserta didik atau kelompok. 19 Penilaian produk terhadap keterampilan saintifik dilakukan dengan wawancara dengan observer pada praktikum. Hasil wawancara dengan observer didapatkan bahwa rubrik pada lembar observasi memiliki kemudahan dan kesesuaian antara keterampilan saintifik dengan indikator untuk menilai 15 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, h. 149. 16 Gebi Dwiyanti, dan Wiwi Siswaningsih, Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II Pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum, 2005, h. 2, Makalah diakses dari http:file.upi.eduDirektoriFPMIPAJUR._PEND._KIMIA195612061983032- GEBI_DWIYANTImakalah_HISPIPAI.pdf, pada tanggal 29 Januari 2016 pukul 18.56 WIB. 17 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2013, Cet.11, h. 74. 18 Gebi Dwiyanti, dan Wiwi Siswaningsih, op.cit., h. 2. 19 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, h. 29. keterampilan saintifik karena tata cara penulisan, bahasa yang mudah dipahami saat mengobservasi, dan mengikuti tahapan keterampilan saintifik. Aspek objektivitas penilaian dalam rubrik lembar penilaian produk juga dapat mengukurmenilai keterampilan saintifik secara objektif yaitu pada aspek mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasi. Selain dapat menilai secara objektif, rubrik penilaian tersebut juga dapat menilai secara subjektivitas namun tidak semua aspek dapat menilai secara subjektif tetapi hanya sebagian saja yaitu aspek keterampilan saintifik menanya. Hal ini dikarenakan observer tidak mengenal siswa sebelumnya dan hanya melihat secara langsung saja dan observerpun sebelumnya telah diberi pengarahan sebelum melakukan kegiatan praktikum, sehingga meminimalisir keobjektivitasan dalam penilaian. Oleh karena itu, sistem penilaian pembelajaran dengan pendekatan keterampilan saintifik harus mampu mengukur penguasaan konsep yang dijaring dengan obyektif dan subyektif. 20 Penggunaan tata bahasa dan kaidah ejaan yang disempurnakannya sudah baik dan runtun hanya saja tanda baca titik perlu ditambahkan. Hal ini didukung dari ketercapaian penilaian, kualitas lembar penilaian meliputi: 1 kesesuaian butir pernyataan dengan indikator; 2 penggunaan bahasa yang komunikatif; 3 penggunaan tata bahasa yang benar; 4 format instrumen yang menarik untuk dibaca; 5 kelengkapan pedoman untuk menjawab atau mengisi instrumen; 6 ketepatan jumlah butir dan panjang kalimat pernyataan sehingga tidak menjemukkan untuk dibaca; 7 kelengkapan pedoman penskoran; dan 8 penulisan rumusan katakalimat pernyataan yang tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. 21 20 Agus Sujarwanta, Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan, Vol. 16, No. 1, 2012, h. 82, Jurnal diakses dari http:journal.unnes.ac.idartikel_sjueeaj4511, pada tanggal 13 Januari 2016 pukul 19.23 WIB. 21 Amanah Khusni C.L, Siska Desy Fatmaryanti, Dr. Sriyono, Aplikasi Model Performance Assessment Untuk Melihat Ketelitian Dan Kekritisan Siswa Pada Kegiatan Praktikum SMA Negeri 5 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 20132014, Radiasi Vol.5 No.1, 2014, h. 13, Jurnal diakses dari http:ejournal.umpwr.ac.idindex.phpradiasiarticleview1654, pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 16.45 WIB. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui keterampilan saintifik yang dimiliki oleh siswa SMA Negeri 28 Kab. Tangerang. Aspek keterampilan saintifik meliputi keterampilan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasi. Berdasarkan hasil penelitian keterampilan saintifik yaitu 1 Keterampilan mengamati 66.41 kategori baik, keterampilan mengamati siswa hanya menggunakan indera penglihatan dalam melakukan pengamatan dikarenakan siswa tidak tahu apa yang seharusnya diamati. 2 Keterampilan menanya 70,32 kategori baik, berdasarkan data hasil observasi siswa sudah dapat mengajukan satu sampai dua pertanyaan berkaitan dengan materi yang sedang dipraktikumkan. 3 Keterampilan mencoba 69.54 kategori baik, keterampilan menggunakan alat dan bahan dapat dikatakan keterampilan yang mempengaruhi kualitas praktikum yang sedang dilakukan. 4 Keterampilan menalar 71.10 kategori baik, kemampuan siswa dalam menganalisis biasanya didapatkan dari pengetahuan awal sebelumnya yaitu keterampilan mengamati dan menanya. 5 Keterampilan mengkomunikasi 75,00 kategori baik, berdasarkan data hasil observasi siswa sudah dapat menganalisa hasil pengamatan dengan penjelasan materi yang telah diberikan oleh guru sebelumnya. Penilaian produk yang digunakan dalam keterampilan saintifik sudah mampu mengukur secara objektif dan subjektif.

B. Saran

Penelitian ini memiliki saran sebagai hasil tindak lanjut dari hasil penelitian ini yaitu salah satu cara untuk menilai keterampilaan saintifik siswa selain penilaian kinerja adalah menggunakan penilaian produk. Penilaian produk LKS dengan menggunakan rubrik yang sesuai dengan aspek saintifik pada LKS tersebut dapat mengembangkan keterampilan saintifik yang dimiliki oleh siswa dengan cara memberikan pengalaman yang dapat menstimulus keterampilan saintifik siswa. Pengalaman tersebut didapatkan oleh siswa ketika siswa melakukan kegiatan praktikum. 72 DAFTAR PUSTAKA Allen, Mary J. Wendy M. Yen. Introduction to measurement theory. Monterey: BrooksCole Publising Company. 1979. Angelo, T.A. Classroom Assessment For Critical Thingking. Sun Fransisco: Jossey Bass. 1996. Ango, Mary L. Mastery of Science Process Skill and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educology. 2002. Jurnal diakses dari http:files.eric.ed.govfulltextED494901.pdf, pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 15.27 WIB. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2005. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 1998. Aryulina, Diah., Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang W. Winarni. BIOLOGI 2: SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2007. Balanay, C atherine Anne S., dan Elnor C. Roa. Assessment on Students’ Science Process Skills: A Student-Centered Approach. International Journal of Biology Education. Vol. 3 Issue 1. 2013. Jurnal diakses dari http:www.ijobed.com2_3vol2issue3art2.pdf, pada tanggal 14 Januari 2015 pukul 14.25 WIB. Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky, Robert B. Jackson. BIOLOGI Edisi ke 8 Jilid 1. Terjemahan dari BIOLOGY Eighth edition, Oleh Damaring Tyas Wulandari, S.Si. Jakarta: Erlangga. 2010. Duda, Hilarius Jago. Pembelajaran Berbasis Praktikum Dan Asesmennya Pada Konsep Sistem Ekskresi untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI. VOX Edukasi 12. 2010. Jurnal diakses dari http:isjd.pdii.lipi.go.idindex.phpSearch.html?act=tampilid=65551idc =32, pada tanggal 15 Januari 2015 pukul 14.52 WIB. Dwiyanti, Gebi., dan Wiwi Siswaningsih. Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II Pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum. 2005. Makalah diakses dari http:file.upi.eduDirektoriFPMIPAJUR._PEND._KIMIA195612061983 032-GEBI_DWIYANTImakalah_HISPIPAI.pdf, pada tanggal 29 Januari 2016 pukul 18.56 WIB. Espinosa, Allen A., Sheryl Lyn C. Monterola, Amelia E. Punzalan. Career- Oriented Performance Task in Chemistry: Effects on Students’ Integrated Science Process Skill. Cypriot Journal of Educational Sciences Vol. 8 Issue 2. 2013. Jurnal diakses dari http:www.awer-center.orgcjes, pada tanggal 16 Januari 2015 pukul 23.13 WIB. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2001. Jahro, Iis Siti., dan Susilawati. Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. 2009. Jurnal diakses dari http:digilib.unimed.ac.idanalisis-penerapan-metode-praktikum-pada- pembelajaran-ilmu-kimia-di-sekolah-menengah-atas-22012.html, pada tanggal 20 Desember 2014 pukul 16.46 WIB. Keil, Chris., Jodi Haney, Jennifer Zoffel. Improvements in Student Achievement and Science Process Skills Using Environmental Health Science Problem- Based Learning Curricula, Electronic Journal of Science Education. Vol. 13 No. 1. Bowling Green State University. 2009. Jurnal diakses dari http:ejse.southwestern.eduarticledownload77825549E2808E, pada tanggal 16 Januari 2015 pukul 15.26 WIB. Kusaeri. Acuan dan Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2014. Mudjiono, dan Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2013. National Research Council. National Science Education Standards. 1996. Artikel diakses dari http:www.nap.educatalog4962.html, pada tanggal 20 Desember 2014 pukul 15.37 WIB. Oloruntegbe, Dr K. O. Journal of College Teaching Learning: Approaches To The Assessment Of Science Process Skills: A Reconceptualist View And Option. Vol.7 No.6. University of Malya. Malaysia. 2010. Jurnal diakses dari http:www.cluteinstitute.comojsindex.phpTLCarticledownload125122. pdf, pada tanggal 25 Desember 2014 pukul 16.25 WIB. Rambuda, A.M., dan W.J Faser. Perceptions of Teachers of the Application of Science Process Skills in the teaching of Geography in Secondary Schools in the Free State Province. South African Journal of Education. Vol. 24 1. 2004. Jurnal diakses dari http:www.ajol.infoindex.phpsajearticleviewFile2496020645.pdf, pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 16.31 WIB. Risanti, Erica Dian., dan Woro Setyarsih. Penerapan Kegiatan Laboratorium untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Krian pada Materi Perpindahan Kalor. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 04 No. 01. 2015. Jurnal diakses dari