Energi Potensial Ep = m . g . h
Energi Kinetik Ek = ½ . m . v
2
Keterangan: Ep : Energi Potensial joule
Ek : Energi Kinetik joule m : massa benda kg
g : gravitasi ms
2
h : ketinggian m v : kecepatan ms
b. Usaha
Usaha sangat identik dengan kerja, maksudnya seseorang dikatakan telah melakukan usaha jika terjadi perubahan posisi benda dari keadaan awal akibat
dampak dari kerja yang dilakukan. Contoh usaha adalah mendorong meja sehingga meja tersebut bergerak maju dari posisi awal ke posisi yang baru. Secara matematis,
usaha dapat ditulis:
24
W = F . s Keterangan :
W : Usaha atau Kerja J = Nm
F : Gaya N
s : perpindahan m
Hubungan antara energi dan usaha adalah bahwa usaha merupakan proses terjadinya perubahan energi, artinya saat usaha dilakukan, maka akan terjadi
perubahan energi baik besar maupun bentuknya. Contoh ketika seorang ibu mendorong kursi roda mendaki daerah yang lebih tinggi, lama kelamaan ibu tersebut
akan merasa lelah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar usaha yang dilakukan maka energi akan berkurang.
c. Daya
Daya didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan tiap satuan waktu. Semakin besar daya yang dimiliki oleh suatu benda, semakin besar pula kemampuan benda
24
Ibid, hal 45
tersebut untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi bentuk energi lain. Secara matematis, perumusan daya dapat ditulis sebagai berikut:
P = W t Keterangan :
P : Daya watt atau joule sekon
W : Usaha joule
T : waktu sekon
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam sejarah dunia pendidikan di Indonesia, penelitian ini pernah dilakukan dan bukanlah hal yang baru lagi. Salah satu contoh penelitian pendekatan yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Diyan Lisdiyanto, dalam penelian yang berjudul “Penggunaan Contextual Teaching And Learning CTL Dalam Pembelajaran Fisika
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas X-5 SMA Negeri 5 Surakarta” mengemukakan bahwa
peningkatan motivasi belajar siswa terbukti dengan analisis angket motivasi dan minat siswa selama penelitian berlangsung, yang pada awalnya 25,71, siklus I
menjadi 57,14, dan pada siklus II menjadi 74,29. Minat belajar fisika siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I mencapai 62,86 menjadi 74,29 pada siklus
II. Adapun peningkatan ketuntasan belajar fisika siswa pada siklus I sebesar 65,71 meningkat menjadi 74,29 pada siklus II.
“Contextual Teaching And Learning CTL dalam Pembelajaran Sains-Fisika SMP” merupakan judul penelitian yang dilakukan oleh Wasis, dari Universitas Negeri
Surabaya. Dalam penelitian tersebut aktifitas pembelajaran lebih terpusat kepada siswa melalui berbagai kegiatan antara lain praktikum, presentase, diskusi, dan tugas-
tugas lain. Sesuai hasil penilaian pakar dan guru fisika, bahwa perangkat yang dihasilkan melalui penelitian ini mampu mengembangkan berfikir tingkat tinggi rata-