Pembelajaran Kontekstual Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
diri menganugerahi setiap entitas dengan kepribadiannya, kesadaran diri, dan memantapkan diri sesuai potensi.
10
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mempunyai karakteristik sebagai berikut:
11
a. Learning in real life setting, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau autentik.
Pembelajaran dapat dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah seperti laboratorium ataupun taman sehingga siswa merasakan langsung konsep
pembelajaran dengan keadaan di sekitar siswa. b. Meaningful learnig, pembelajaran bermakna yaitu pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengerjakan tugas-tugas yang bermakna. Pembelajaran bermakna jika tugas-tugas yang diberikan
memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa memahami manfaat dari belajar.
c. Learning by doing, pembelajaran atas dasar pengalaman bermakna bagi siswa. Siswa diharapkan aktif dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatannya
sendiri. Pengalaman belajar dengan melakukan langsung kegiatan pembelajaran akan mampu memberikan nilai positif bagi siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang dimiliki. d. Learning in a group, pembelajaran yang dilaksanakan melalui kerja kelompok,
berdiskusi, saling mengoreksi antar teman. Pembelajaran berkelompok membuat siswa untuk memahami pelajaran dengan baik karena faktor kedekatan dan
komunikasi yang baik antar teman tanpa ada rasa canggung, malu untuk bertanya ataupun mengemukakan pendapat.
e. Learning to know each other deeply, pembelajaran yang menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami sesama secara mendalam.
10
Elaine B.Johnson., op. cit, hal. 86.
11
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009, hal. 42
Guru membantu siswa dalam memahami karakter pribadi antar siswa dengan memberikan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan kelompok sehingga
menciptakan kerja sama dan saling membantu antar siswa. f.
Learning to ask, to inquiry, to work together, pembelajaran yang dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan mementingkan kerja sama tercipta dari
kegiatan siswa untuk bertanya, melakukan percobaan agar menemukan makna dalam pembelajaran, serta membangun kerja sama yang baik antar siswa dalam
belajar berkelompok. Menurut Syaiful Sagala, penerapan dalam pendekatan pembelajaran
kontekstual memiliki tujuh komponen utama yang efektif yaitu:
12
a. Konstruktivisme Constructivism, merupakan landasan berpikir kontekstual yang menekankan bahwa belajar bukan hanya sekedar menghafal, mengingat
pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya yang dilandasi oleh
struktur pengetahuan yang dimilikinya. b. Bertanya Questioning, pengetahuan yang diperoleh seseorang selalu berawal
dari pertanyaan. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
Bertanya dapat membantu siswa dalam menyegarkan pengetahuan dan respon siswa pada pembelajaran sesuai bimbingan guru.
c. Menemukan Inquiry, merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi observation, bertanya questioning, mengajukan dugaan hiphotesys,
pengumpulan data data gathering, dan penyimpulan conclusion. Siswa harus menemukan sendiri pengetahuan melalui proses merumuskan masalah,
mengamati, menganalisis dan menyajikan serta mengkomunikasikan hasilnya. d. Masyarakat Belajar Learning Community, menyarankan hasil pembelajaran
diperoleh dari hasil kerja sama yang dilakukan dengan orang lain. Hasil belajar
12
Syaiful Sagala, Op. Cit., hal.88-91
diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok dan antar siswa yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah
yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. e. Pemodelan Modeling, dimaksudkan bahwa dalam sebuah pembelajaran
keterampilan dan pengetahuan tertentu, ada model belajar yang dapat ditiru. Model dapat dirancang sendiri oleh guru dengan melibatkan siswa atau dapat
didatangkan dari luar. Pemodelan ini diharapkan mampu menjadi standar kompetensi yang diharapkan.
f. Refleksi Reflection, merupakan cara berfikir atau respon tentang apa yang baru
dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar
siswa melakukan refleksinya berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh waktu itu.
g. Penilaian yang sebenarnya Authentic Assessment, penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai
perkembangan belajar siswa. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun
hasil selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan proses Contextual Teaching and Learning CTL, siswa
akan melalui beberapa bentuk kontekstual. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL difokuskan pada REACT yang merupakan singkatan dari Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring. Penjelasan masing-masing prinsip pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL tersebut adalah sebagai
berikut:
13
a. Keterkaitan, relevansi Relating Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan relevansi dengan bekal
pengetahuan prerequisite knowledge yang telah ada pada diri siswa.
13
Kokom Komalasari., Op. Cit., hal.9
Keterkaitan antar faktor internal sebagai pengalaman seperti pengetahuan, keterampilan, bakat, minat, dengan faktor eksternal seperti ekspose media dan
pembelajaran oleh guru dan lingkungan luar. b. Pengalaman langsung Experiencing
Pembelajaran kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahuan sebelumnya. Pengalaman
diperoleh melalui kegiatan eksplorasi, penemuan discovery, inventori, investigasi, penelitian dan sebagainya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika
siswa dapat memanipulasi alat dan bahan serta melakukan penelitian yang aktif. c. Aplikasi Applying
Kemampuan siswa tidak dibatasi hanya pada pengetahuan semata melainkan kemampuan dalam menerapkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur ketika siswa
melakukan kegiatan untuk memecahankan masalah. Guru dapat berperan dalam memotivasi siswa dengan memberikan kegiatan dan latihan yang realistik dan
memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. d. Kerja sama Cooperating
Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan secara signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat
mengatasi masalah yang kompleks dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerja sama tidak hanya membantu siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten
dengan dunia nyata. e. Alih pengetahuan Transferring
Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan fokus pada pemahaman bukan hafalan. Dengan kata lain pengetahuan dan keterampilan yang
telah dimiliki tidak sekedar untuk diketahui melalui hafalan, melainkan dapat digunakan atau dialihkan pada situasi dan kondisi lain yang erat kaitannya
dengan kehidupan siswa. Contextual Teaching and Learning CTL memiliki langkah-langkah dalam
proses pembelajaran. Dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL,
guru berperan dalam memilih, menciptakan dan menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan pengalaman siswa termasuk aspek sosial, fisikal, psikologikal
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dalam lingkungan sekitar, siswa menemukan hubungan yang bermakna antara ide abstrak dan aplikasi dalam konteks
nyata. Siswa akan memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan masuk akal dengan kerangka berfikir yang dimilikinya ingatan,
pengalaman, dan tanggapan. Pembelajaran Contextual teaching and Learning CTL dapat diterapkan
dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.
14
Artinya pembelajaran CTL dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika seperti pada konsep energi dan usaha.
Guru dalam melaksanakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL harus memperhatikan langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah
pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL di bawah ini:
15
a. Pendahulaun 1 guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. 2 Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL, diantaranya:
a Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa b Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, antara kelompok dapat
melalukan observasi yang sama tergantung pembagian tugas oleh guru c Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan
dalam observasi 3 guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap
siswa
14
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi konstruktivistik – konsep, landasan teoritis-praktis dan implementasinya, Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher, 2007 hal. 106.
15
Udin Syaifudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008 hal. 174
b. Inti Di lapangan
1 Siswa melakukan observasi sesuai dengan pembagian tugas kelompok. 2 Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan sesuai dengan alat observasi yang
telah mereka tentukan sebelumnya. Di dalam Kelas
1 Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing- masing.
2 Siswa mempresentasikan hasil diskusi. 3 Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang
lain. c. Penutup
1 Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan hasil observasi sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai.
2 Guru menugaskan siswa untuk membuat laporan dari hasil diskusi dan eksperimen yang merupakan hasil pengalaman dari proses pembelajaran
berlangsung