Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

8 Menentukan simpangan baku dengan menggunakan rumus: Keterangan: SD : Standar deviasi x- x : Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah butir benar semua responden n : Jumlah responden 9 Menentukan bilangan baku Z dengan menggunakan rumus: 33 Keterangan: Zi : Skor baku � : Skor data : Nilai rata-rata � : Simpangan baku 10 Menentukan besar peluang FZi dengan kriteria sebagai berikut: Apabila Zi 0, maka FZi = 0,5 – Z tabel. Apabila Zi 0, maka FZi = 0,5 + Z tabel. 11 Menentukan proporsi S Zi dengan cara sebagai berikut: Keterangan: S Zi : Proporsi Zn : Proporsi ke n n : Number of case 33 Sudjana, loc. cit. SD =   1 n x - x 2   Zi = �− � � � = � � 12 Menentukan selisih F Zi – S Zi dengan menggunakan harga mutlak. Kemudian tentukan harga terbesar diantara harga mutlak yang lain sebagai L atau L hitung . 13 Membandingkan L L hitung dengan L t L tabel . L tabel didapat dengan mengacu kepada nilai kritis L untuk uji Liliefors, yaitu sebagai berikut: 34 L tabel = 0,886 � Keterangan: 0,886 : Nilai kritis L untuk uji Liliefors n : Number of case 14 Menarik kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut: Apabila L hitung L tabel , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Apabila L hitung ≥ L tabel , maka sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas pada kelas eksperimen untuk data pretest diperoleh L sebesar 0,144 dan untuk data posttest diperoleh L sebesar 0,151, sedangkan L t diperoleh sebesar 0,154. Maka dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 35 Hasil pengujian normalitas pada kelas kontrol untuk data pretest diperoleh L sebesar 0,109 dan untuk data posttest diperoleh L sebesar 0,130, sedangkan L t diperoleh sebesar 0,138. Maka dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest pada kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 36 34 Ibid., h. 467. 35 Lampiran 22, h. 269 dan 273. 36 Lampiran 22, h. 271 dan 275. 3. Uji Homogenitas Setelah dilakukan uji normalits diperoleh data hasil penelitian berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok populasi homogen atau heterogen. Rumus uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Fisher yaitu: 37 F hitung = � 1 2 � 2 2 Keterangan: F : Homogenitas � 1 2 : Varians terbesar � 2 2 : Varians terkecil Dengan derajat kebebasan db, db= n-1 Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis H : Data memiliki varians yang homogen H a : Data tidak memiliki varians yang homogen b. Menentukan F hitung dengan rumus: F hitung = � 1 2 � 2 2 c. Menentukan kriteria pengujian uji homogenitas. Kriteria pengujian uji homogenitas adalah sebagai berikut:  Apabila F hitung F tabel , maka H diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen.  Apabila F hitung F tabel , maka H ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen. Hasil uji homogenitas data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh F hitung sebesar 1,15 dan hasil data posttest kelas eksperimen dan 37 Sudjana, op. cit., h. 249. kelas kontrol diperoleh F hitung sebesar 1,47. Sedangkan F tabel diperoleh sebesar 1,73. Dari perhitungan tersebut dapat diperoleh F hitung F tabel 1,15 1,73 untuk data pretest dan 1,47 1,73 untuk data posttest, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest kedua kelas memiliki varians yang homogen. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 38 4. Uji Hipotesis Uji prasyarat telah dilakukan, data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen. Analisis data untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode eksperimen dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan proses sains siswa, diukur dengan pengujian hipotesis, yaitu menggunakan uji signifikansi dengan uji-t t-test pada taraf signifikan α = 0,05. Rumus uji t yang digunakan yaitu: 39 = 1 − 2 � 1 �1 + 1 �2 dimana � 2 = � 1 − 1 � 1 2 + � 2 − 1 � 2 2 � 1 + � 2 −2 , = � 1 + � 2 − 2 Keterangan: 1 : Nilai rata-rata keterampilan proses sains kelas eksperimen 2 : Nilai rata-rata keterampilan proses sains kelas kontrol � 1 : Jumlah sampel kelas eksperimen � 2 : Jumlah sampel kelas kontrol � 1 2 : Varians data kelas eksperimen � 2 2 : Varians data kelas kontrol Adapun langkah-langkah pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis b. Menentukan kriteria pengujian  Jika t hitung t tabel maka H diterima  Jika t hitung t tabel maka H ditolak 38 Lampiran 23, h. 277-278. 39 Sudjana, op. cit., h. 239. c. Menentukan kebenaran hipotesis atau pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji hipotesis untuk data pretest diperoleh t hitung t tabel 0,41 1,99 sehingga H diterima dan untuk data posttest diperoleh t hitung t tabel 3,74 1,99 sehingga H ditolak. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 40 5. Teknik Analisis Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui gambaran keterampilan proses sains siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tahapan analisisnya: a. Menjumlahkan indikator yang teramati b. Menghitung presentase aspek keterampilan proses sains siswa dalam kelompok, dengan menggunakan rumus: Persentase = skor hasil observasi skor total × 100 6. Teknik Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains Untuk mengetahui presentase ketercapaian kemampuan keterampilan proses sains, digunakan rumus sebagai berikut: Persentase KPS = jumlah skor siswa pada tiap item KPS skor maksimal tiap item KPS × jumlah siswa

I. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H : µ 1 = µ 2 H a : µ 1 ≠ µ 2 40 Lampiran 24, h. 279. Keterangan: H : Tidak terdapat perbedaan keterampilan proses sains antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode eksperimen tanpa pendekatan pembelajaran berbasis masalah pembelajaran langsung pada konsep sistem pencernaan. H a : Terdapat perbedaan keterampilan proses sains antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode eksperimen tanpa pendekatan pembelajaran berbasis masalah pembelajaran langsung pada konsep sistem pencernaan. µ1 : Rata-rata skor keterampilan proses sains siswa pada kelompok eksperimen. µ2 : Rata-rata skor keterampilan proses sains siswa pada kelompok kontrol. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa hasil pretest dan hasil posttest. Data penelitian ini di lengkapi dengan hasil observasi keterampilan proses sains pada saat pembelajaran berlangsung. Berikut ini disajikan hasil yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Data Keterampilan Proses Sains KPS Awal

Hasil pretest keterampilan proses sains pada kelompok eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Keterampilan Proses Sains Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data Pretest Eksperimen Kontrol Nilai Terendah 35 35 Nilai Tertinggi 75 70 Rata-rata 55,61 54,77 Median 60,75 66,25 Modus 58,51 62,46 Simpangan Baku 9,60 8,96 Jumlah Siswa 33 41 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada kelompok eksperimen diperoleh nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 75. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 70. Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen adalah 55,61 dengan simpangan baku 9,60 dan nilai rata-rata pretest kelompok kontrol adalah 54,77 dengan simpangan baku 8,96. Untuk perhitungan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 1

2. Data Keterampilan Proses Sains KPS Akhir

Hasil posttest keterampilan proses sains pada kelompok eksperimen dan kontrol sesudah diberikan perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Keterampilan Proses Sains Akhir pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data Posttest Eksperimen Kontrol Nilai Terendah 65 53 Nilai Tertinggi 93 88 Rata-rata 81,24 75,11 Median 82,25 82,27 Modus 81,81 79,68 Simpangan Baku 6,65 8,06 Jumlah Siswa 33 41 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada kelompok eksperimen diperoleh nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 93. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai terendah 53 dan nilai tertinggi 88. Nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah 81,24 dengan simpangan baku 6,65 dan nilai rata-rata posttest kelompok kontrol adalah 75,11 dengan simpangan baku 8,06. Untuk perhitungan lebih jelas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran. 2 \ 1 Lampiran 18 dan 19, h. 249 dan 254. 2 Lampiran 20 dan 21, h. 259 dan 264.

3. Presentase Aspek Keterampilan Proses Sains KPS

a. Presentase Aspek KPS Awal Hasil perhitungan persentase aspek keterampilan proses sains untuk data pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Persentase Aspek KPS Awal Kelompok Eksperimen dan Kontrol No Aspek KPS Pretest Eksperimen Kontrol 1 Mengamati 75,76 79,27 2 Mengelompokkan 96,21 64,63 3 Menafsirkan 52,27 53,66 4 Memprediksi 62,88 54,88 5 Mengajukan pertanyaan 43,94 52,44 6 Berhipotesis 34,85 39,63 7 Merencanakan percobaan 19,7 18,29 8 Menerapkan konsep 55,68 57,02 9 Berkomunikasi 57,58 65,24 Rata-rata 55,43 53,89 Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa persentase rata-rata ketercapaian 9 aspek KPS awal kelompok eksperimen yaitu 55,43 dan kelompok kontrol yaitu 53,89. b. Presentase Aspek KPS Akhir Hasil perhitungan pesrsentase aspek keterampilan proses sains untuk data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Persentase Aspek KPS Akhir Kelompok Eksperimen dan Kontrol No Aspek KPS Posttest Eksperimen Kontrol 1 Mengamati 86,36 87,2 2 Mengelompokkan 97,73 68,29 3 Menafsirkan 84,85 78,66 4 Memprediksi 75 70,73 5 Mengajukan pertanyaan 53,03 51,22 6 Berhipotesis 65,91 87,8 7 Merencanakan percobaan 75 70,73 8 Menerapkan konsep 86,37 82,62 9 Berkomunikasi 93,94 71,34 Rata-rata 79,79 74,29 Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa persentase rata-rata ketercapaian 9 aspek KPS akhir kelompok eksperimen yaitu 79,79 dan kelompok kontrol yaitu 74,29. c. Data N Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol Uji N-gain dilakukan untuk mengukur peningkatan keterampilan proses sains setelah pembelajaran dilakukan. Hasil penghitungan N-gain dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Data N Gain Aspek KPS Kelompok Eksperimen dan Kontrol No Aspek KPS N Gain Eksperimen Kriteria Kontrol Kriteria 1 Mengamati 0,44 Sedang 0,38 Sedang 2 Mengelompokkan 0,40 Sedang 0,10 Rendah 3 Menafsirkan 0,68 Sedang 0,54 Sedang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Eksperimen Berorientasi Penilaian Kinerja Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Rotasi Benda Tegar

0 14 268

Pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep suhu dan kalor (penelitian Quasi eksperimen di SMA 10 Tangerang)

4 20 134

Pengaruh metode eksperimen diskusi terhadap keterampilan proses sains pada konsep gerak harmonik sederhana

17 89 0

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

2 25 63

Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan

24 88 194

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISTEM PENCERNAAN DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 1 LANGSA.

0 2 24

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA.

0 0 59

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KECAKAPAN BERPIKIR SISWA KELAS XI PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN.

0 4 48

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE MINI PROJECT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA TOPIK PEMISAHAN CAMPURAN.

1 3 45

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI METODE EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 SELONG TAHUN AJARAN 20142015

0 0 6