Disamping keunggulan, Pembelajaran Berbasis Masalah juga memiliki kelemahan antara lain:
1 Saat siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk menoba.
2 Keberhasilan pembelajaran melalui pembelajaran berbasis masalah
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. 3
Tanpa pemahaman tentang masalah yang disajikan dalam pembelajaran, maka siswa tidak mengerti apa yang sedang dipelajari.
36
3. Hakikat Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
“Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan manual, intelektual, dan sosial
”.
37
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena melibatkan penggunaan alat dan bahan,
pengukuran, penyusunan alat. Dalam keterampilan proses keterampilan intelektual dan kognitif juga ikut berperan karena siswa menggunakan
keterampilan tersebut untuk berpikir. Melalui keterampilan proses siswa dapat berinteraksi dengan temannya dalam kegiatan pembelajaran, misalnya
mendiskusikan hasil pengamatan. Keterampilan proses sains adalah keterampilan ilmiah yang terarah
baik kognitif maupun psikomotor yang dapat digunakan untuk menemukan atau mengembangkan konsepprinsipteori yang telah ada
sebelumnya.
38
Dengan menemukan atau mengembangkan konsep, keterampilan proses yang terjadi akan lebih bermakna.
Keterampilan proses
menitikberatkan pada
pengembangan keterampilan-keterampilan
perolehan, sehingga
siswa mampu
mengembangkan sendiri fakta dan konsep yang ditemukan. Pada akhirnya
36
Sanjaya, op. cit., h. 220.
37
Zulfiani, op. cit., h. 52.
38
Trianto 1, op. cit., h. 144.
keterampilan proses ini akan menjadi roda penggerak dalam hal penemuan dan pengembangan fakta dan konsep, serta menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai.
39
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains merupakan suatu keterampilan ilmiah baik secara
kognitif maupun psikomotor sehingga dapat digunakan untuk menemukan, memahami, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses
sains berorientasi pada proses sains yaitu sikap, proses, produk, dan teknologi yang di dalamnya melibatkan mental, intelektual, dan sosial.
Dengan demikian keterampilan proses sains memberi kesempatan kepada siswa agar terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga akan terjadi
interaksi antara keterampilan proses dengan konsepprinsipteori yang telah ditemukan atau dikembangkan. Interaksi yang terjadi akan menimbulkan
sikap dan nilai yang diperlukan dalam penemuan ilmu pengetahuan. Nilai tersebut meliputi: teliti, kreatif, tekun, tenggang rasa, bertanggung jawab,
kritis, objektif, rajin, jujur, terbuka, dan disiplin. Menurut Semiawan, ada beberapa alasan perlunya keterampilan
proses sains diterapkan dalam proses pembelajaran diantaranya: 1
Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung dengan pesat sehingga guru tidak mungkin lagi menjelaskan semua fakta dan konsep kepada
peserta didik. 2
Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang nyata dengan
cara mempraktikan sendiri. 3
Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah muncul data baru yang
mengandung prisip dengan kebenaran yang relatif sehingga mampu membuktikan kesalahan teori sebelumnya.
39
Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, Jakarta: Gramedia, 1992, h. 18.
4 Proses pembelajaran seharusnya pengembangan konsep tidak dilepaskan
dari pengembangan sikap dan nilai dari diri peserta didik.
40
b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya
Keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang tidak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing-masing
aspek keterampilan proses sains tersebut. Ada beberapa jenis keterampilan proses sains, diantaranya:
Menurut Dahar seperti dikutip Susiwi, “keterampilan proses sains
adalah keterampilan berpikir yang meliputi: mengamati, menafsirkan hasil pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan
konsep, merencanakan penelitian, dan berkomunikasi ”.
41
Seperti dikutip Trianto, Funk membagi keterampilan proses menjadi dua tingkatan yaitu: keterampilan proses dasar basic science process skill
dan keterampilan proses terpadu integrated science process skill. Keterampilan proses dasar meliputi observasi, klasifikasi, komunikasi,
pengukuran, prediksi, dan inferensi. Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik,
memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara operasional, merencanakan
penyelidikan dan melakukan eksperimen.
42
Terdapat sembilan aspek dalam keterampilan proses sains sebagaimana yang dikemukakan Rustaman, yaitu: melakukan pengamatan
observasi, menafsirkan pengamatan interpretasi, mengelompokkan klasifikasi,
meramalkan prediksi,
berkomunikasi, berhipotesis,
merencanakan percobaan atau penyelidikan, menerapkan konsep atau prinsip, dan mengajukan pertanyaan.
43
40
Ibid., h. 14.
41
Susiwi, op. cit. h. 4.
42
Trianto 1, loc. cit.
43
Rustaman 1, loc. cit.
Aspek keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Rustaman, yakni aspek keterampilan proses sains
terdiri dari sembilan keterampilan proses sains. Hal ini dikarenakan aspek keterampilan proses sains yang dikemukakan oleh rustaman lebih rinci dan
sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Selain itu menurut Rusnayati, perlu penelitian mengenai aspek keterampilan proses sains secara
menyeluruh sehingga dapat diketahui apakah pembelajaran berbasis masalah baik diterapkan pada seluruh aspek keterampilan proses sains.
44
Setiap aspek keterampilan proses sains memiliki karakter masing-masing. Karakteristik keterampilan proses sains adalah sebagai berikut:
1 Melakukan pengamatan observasi
Keterampilan ini berhubungan dengan penggunaan seluruh alat indra secara optimal dalam mengamati suatu objek agar dapat menggambarkan
dan menjelaskan karakteristik objek tersebut. 2
Menafsirkan pengamatan interpretasi Interpretasi merupakan keterampilan mencatat hasil pengamatan dengan
bentuk angka-angka, menghubungkan hasil pengamatan, menemukan suatu pola yang berurutan dalam pengamatan sehingga memperoleh
kesimpulan. 3
Mengelompokkan klasifikasi Keterampilan
mengelompokkan terdiri
dari menggolongkan,
membandingkan, mengkontraskan,
dan mengurutkan.
Melalui keterampilan jenis ini muncul kemampuan untuk mengidentifikasi
perbedaan dan persamaan berbagai obyek yang diamati.
44
Heni Rusnayati dan Eka Cahya Prima, “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep Elastisitas Pada Siswa SMA”, Makalah disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Yogyakarta, 14 Mei 2011, h. F-331.