1 Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam eksperimen.
2 Mempersiapkan lembar kerja siswa atau pedoman eksperimen yang
berisi petunjuk dan informasi tentang tugas yang harus dilaksanakan dalam eksperimen. Lembar kerja siswa disusun secara sistematis
sehingga dalam pelaksanaannya memudahkan siswa untuk membuat laporan.
3 Setelah melaksanakan eksperimen dilakukan diskusi dan tanya jawab
untuk memperkuat perolehan hasil eksperimen. 4
Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.
14
Kegiatan eksperimen harus dilakukan secara sistemik dan sistematis, yaitu dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan hasil kajian.
Siswa membuat laporan yang dijadikan dasar untuk melihat seberapa jauh kemampuan berpikir siswa, kemampuan menjelaskan, kemampuan
berargumentasi dan kemampuan menyimpulkan hasil penyelidikan.
15
Menurut Woolnough dan Allsop seperti dikutip Rustaman mengemukakan bahwa peran eksperimen dalam pembelajaran itu sangat
penting karena: 1 dapat meningkatkan motivasi untuk mempelajari sains; 2 dapat meningkatkan keterampilan-keterampilan dasar bereksperimen;
3 dapat menjadi sarana belajar ilmiah; 4 menunjang pemahaman materi pelajaran.
16
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan metode eksperimen akan melatih siswa untuk meneliti, mengamati, dan menganalisa
suatu proses. Siswa memperoleh kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan baik keterampilan psikomotor maupun intelektual,
menghayati prosedur ilmiah dan sikap ilmiah. Sehingga dengan diterapkannya metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat
lebih memahami materi pelajaran. Selain itu siswa bekerja sama dalam
14
La Iru dan La Ode Safiun Arihi, Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-Model pembelajaran, Yogyakrta: Multi Presindo, 2012, Cet. 1, h. 33.
15
Ibid, h. 32.
16
Nuryani Rustaman 2, dkk., Strategi Pembelajaran Biologi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, Cet. 1, h. 9.7.
memecahkan atau menyelidiki masalah, maka mereka akan terlibat dalam mengembangkan konsep dirinya seperti merencanakan, mengorganisasi,
komunikasi sosial, kreativitas, dan akademik.
b. Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen menuntut penggunaan alat bantu yang sebenarnya, karena dasar
pembelajaran ini adalah mencobakan suatu objek.
17
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan. Keunggulan metode eksperimen, antara lain:
1 Membangkitkan sikap ilmiah siswa, seperti: berpikir kritis, tekun, jujur,
mau bekerja sama, terbuka, dan objektif. 2
Mengembangkan keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa, seperti: mengamati, menginterpretasi, mengelompokkan, mengajukan
pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, mengkomunikasikan, dan melakukan eksperimen.
3 Siswa belajar secara konstruktif tidak bersifat hafalan, dan lebih mudah
memahami suatu konsep yang bersifat abstrak. 4
Siswa fokus dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena situasi belajar penuh tantangan, sehingga siswa tidak mudah bosan.
Kelemahan metode eksperimen, antara lain: 1
Memerlukan waktu yang relatif lama. 2
Memerlukan alat, bahan dan biaya. 3
Sebelum melaksanakan kegiatan eksperimen, guru harus membuat perencanaan kegiatan eksperimen yang matang.
4 Siswa dituntut memiliki landasan berpikir, sehingga mengetahui tujuan
melakukan eksperimen dan kesimpulan yang diambil relevan dengan konsep yang sedang diuji.
17
Iru, loc. cit.
5 Memerlukan ruang khusus labolatorium, sehingga kegiatan eksperimen
lebih kondusif dan optimal.
18
3. Hakikat Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah menurut Ibrahim dan Nur seperti dikutip Rusman,
“Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir
tingkat tinggi siswa yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar
”.
19
Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus dan respon merupakan hubungan dua arah antara belajar
dan lingkungan. Hal ini dikemukakan oleh Dewey seperti dikutip Trianto.
20
Lingkungan menyajikan masalah, masalah tersebut merupakan stimulus untuk belajar, kemudian siswa menerima stimulus tersebut dengan berpikir
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian siswa melakukan proses pembelajaran secara langsung. Pengalaman belajar yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadi pedoman bagi siswa sebagai tujuan belajar.
Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar melalui pola pikir yang
terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Pembelajaran berbasis masalah juga memfasilitasi untuk memecahkan masalah, komunikasi, kerja
kelompok dan keterampilan interpersonal. Hal ini dikemukakan oleh Margeston, seperti dikutip Rusman.
21
Selain itu melalui pembelajaran berbasis masalah, siswa diharapkan untuk terlibat dalam penelitian. Di
18
Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009, Cet. 1, h. 104-105.
19
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, Cet. 3, h. 241.
20
Trianto 2, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007, h. 67.
21
Rusman, op. cit., h. 230.